BAB 1: Musim Semi

326 23 2
                                    

Mengisahkan beberapa tahun kebelakang saat pertama kali Shin dan Nan bertemu. Pertemuan yang memang diperuntukan untuk mereka berdua. Bukan tanpa alasan semesta mempertemukan dua insan manusia yang memiliki kepribadian yang sangat berbeda di dunia nyata. Kita dapat menyebutnya dengan nama "Keistimewaan Semesta".

Musim semi telah membaur dengan udara yang kita hirup saat ini.

"Aishhh...Sialan kau Matt! Mati dipinggir jalan seperti ini! Apa kau tidak bisa menunggu sampai kita tiba di rumah, huhhh?"
Seru Nan sambil menendang-nendang ban mobilnya sendiri amat kesal. Berjalan kesana-kemari melihat keberadaan seseorang.

Kemudian beruntungnya Nan bertemu dengan seseorang lalu meminta bantuan pria dewasa tersebut yang terlihat sedang bersiap-siap berolahraga keluar dari pekarangan rumahnya.

Nan melambaikan tangannya sebagai isyarat bahwa dia membutuhkan bantuannya.

Pria tersebut berhenti lalu menatap aneh ke arah Nan.

"Apa kau mengenalku?"
Ujar pria tersebut.

"Hahhh?"
Nan terkejut.
"Ehhhh tuan maaf. Saya memang tidak mengenal Anda namun, bisakah Anda membatu saya? Saya sedang mengalami kesulitan karena mobil saya tiba-tiba mati."

"Cari orang lain!"
Ketusnya.

"Saya mohon tuan. Saya tidak mengerti mengenai mobil!"
Nan memelas.

"Kalau tidak mengerti ya jangan mengendarai?!"
Ketusnya lagi.

Nan hanya terkejut dan menatap heran pria tersebut. Sebenarnya kesal setengah mati namun, dia tahan agar tidak memperumit keadaan.

"Apa kau sedang lapar?" Celetuk pria tersebut tiba-tiba.

"Hahhh?! Tidak tuan!" Seru Nan terkejut.

"Kalau begitu berhenti menatapku!"
Celetuknya tanpa menatap Nan sedikit pun.

Maksudnya apa sih ini orang? Lapar? Jangan menatapku? Huhhh...Kau kira aku suka padamu?! Cihhh...!
Gerutu Nan setengah mati.

Pria tersebut bersiap-siap pergi namun, ditahan oleh tangan Nan.
"Saya mohon tuan. Tidak ada orang lain di sini selain Anda. Saya juga kurang tahu daerah ini, tuan."

"Hahhh...!"
Pria tersebut menghela nafas kasar lalu menggeser tubuh Nan menghampiri mobilnya. Dia akhirnya membantu Nan tanpa berbicara sepatah kata pun.

Setelah beberapa jam kemudian mobil Nan pun kembali normal.

"Wahhh...Terima kasih tuan! Berkat Anda saya bisa pulang."
Seru Nan dengan bahagia kemudian melangkahkan kakinya ingin pergi ke dalam mobilnya.

"Lebih baik mengendarai transportasi umum daripada menyusahkan pejalan kaki!" Celetuknya.

Aishhh...Pria ini memang menyebalkan sekali!
Gerutu Nan.

"Terima kasih atas saran Anda, tuan!"
Nan hanya membungkukkan badannya lalu berbalik kemudian namun, tiba-tiba Nan berbenti seketika.

Syunggg...! Suara truk pembawa tepung melewati Nan dengan terburu-buru lalu menjatuhkan serbukkan tepung yang terbuka dari kemasannya.

"Yaaa...! Kau gila apa? Gunakan otakmu jika sedang mengemudi!"
Gerutu Nan sambil berteriak memaki-maki pengendara truk yang mengotori pakaiannya dengan banyak tepung berserakan menempel padanya begitu pun dengan mobilnya .

Namun, truk tersebut hanya melewatinya begitu saja bersama dengan suaranya tanpa berhenti.

"Aishhh...! Ohhh Matt! Kau jadi kotor begini!"
Nan lebih mengkhawatirkan Matt mobilnya alih-alih dirinya sendiri.

Ruang Temuku Denganmu Di Musim SemiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang