Jika pertemuan kita hanya membawa kesedihan lalu mengapa Semesta harus mempertemukan kita kembali hanya untuk terluka?!
Bar Parriot yang terletak dekat dengan Perpustakaan Pusat mempunyai cerita yang tak terduga. Dua insan yang dipertemukan Semesta secara takdir untuk memperbaiki rajutan benang kehidupan mereka yang dahulu pernah tak terarah ujungnya. Berharap ada titik terang dalam pertemuan ini.
Tinggg! Suara pesan masuk dari ponsel War dari Nan.
"Hai kak War. Hehehe aku lupa mengabarimu beberapa hari yang lalu."
"Apa rumahmu masih di jalan XY? Aku hanya ingin tahu jika sewaktu-waktu ingin kesana?!""Anak ini, pagi-pagi membuatku tegang saja! Aku seperti dikejar kembali.
War yang baru bangun masih berselimut di dalam hangatnya bantal dan bed cover sambil membaca pesan tersebut, menguap beberapa kali lalu menjawabnya.
"Hai Nan, tidak apa-apa kok santai saja kali! Rumahku masih di XY ternyata, untung saja tidak digadaikan oleh Ayahku. Keadaannya sangat memprihatinkan tapi masih bisa ditempati setelah aku bersihkan."
Setelah membalasnya panjang lebar, War kemudian bangun untuk menyiapkan sarapan untuk Prom sebelum pergi bekerja.
Di rumah Shin, dia telah bersiap-siap untuk bertemu client pentingnya di pusat kota. Dari rumahnya hanya menempuh waktu singkat karena memang sedekat itu dengan pusat kota ketimbang dari rumah Baiben.
"Bersiap-siaplah, kita akan pergi menemui seseorang!"
Tanpa basa-basi, Shin yang duduk sambil melipat lengan bajunya agar memudahkannya untuk makan sarapan paginya. Nan yang salfok sedari tadi akan dasi Shin yang berantakan akhirnya turun tangan.
"Sedang apa? Aku bisa sendiri!"
Kata Shin yang mendelik sambil mengunyah makanannya.
"Tangan saya gatal tuan, melihat Anda sedari tadi mendiamkan dasi yang tak kunjung ditarik ujungnya."
Nan yang mengoceh sambil membantu Shin untuk mengikat dasinya dengan benar.
Senyuman nakal mulai terpancar dari wajah Shin yang ingin menggoda Nan.
"Kau seperti istri siagaku saja!"
Yang digoda pun tetap meladeninya. Tak mau kalah.
"Hahhh, kalau begitu ceritanya, jadi Anda ingin menikahi saya, benar? Apa sudah siap mendengar omelan saya setiap hari, apa Anda akan kuat nantinya?"
Si penggoda malah menjauhkan diri karena terpengaruh oleh kalimat tersebut. Nan refleks melepaskan Shin.
"Auwghhh, kenapa Anda malah menjauh sih?"
"Tutup mulutmu, jangan menggodaku seperti itu!"
Shin yang gelagapan namun tetap terlihat tenang itu pun beranjak dari duduknya sambil mengipas-ngipaskan lehernya.
"Auwghhh, kenapa Anda marah sih tuan, saya kan hanya mengikuti permainan yang Anda mainkan wkwkwk...Anda malu ya?! Ayo akui saja, tuan?!"
Nan sangat puas dapat menggoda balik Shin yang termakan oleh permainannya sendiri.
"Ehemmm!" Shin yang menetralkan suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Temuku Denganmu Di Musim Semi
Ficção AdolescenteHai guysss...! Ini lanjutan cerita Baiben Biu ya tapi dilanjutkan dengan kisah sekretaris Shin dan Nan. Tapi tenang, tetap ada Baiben Biu nantinya di cerita ini. Ada calon anak-anaknya juga nanti. Stay tune...! Sekretaris Shin adalah seorang pria ya...