Kediaman Baiben Sumettikul

94 6 5
                                    

Jika di tengah perjalanan tujuanmu berubah, tidak ada salahnya berputar arah. Lebih baik memulai kembali dari awal daripada tiba di tujuan yang salah!
(By: KAI)

Masih dalam lamunan yang membuat Nan sama sekali tidak bisa tidur kembali. Terbangun di dapur tertangkap basah mengigau oleh pak Tang membuatnya kacau. Memikirkan reaksi apa yang harus Nan lakukan jika pak Tang bertanya saat bertemu nanti. Nan mondar-mandir di balkon kamarnya membuatnya tak nyaman. Ia akhirnya memutuskan keluar kamarnya menuju teras depan. Tak sengaja berpapasan dengan Baiben di sana.

"Ehhh, tuan Baiben?! Sedang apa di luar pagi buta seperti ini? Apa Anda bosan? Atau Anda susah tidur atau jangan-jangan Anda sakit, ya?"
Cerca Nan dengan begitu banyaknya pertanyaan untuk Baiben.

"Cihhh, tuan dan bodyguard sama-sama cerewet?! Apa tidak bisa bertanya satu-satu agar lawan bicaramu bisa menjawabnya terlebih dahulu, huhhh?!"
Kesal Baiben.

"Hehehe, maaf tuan Baiben. Saya kelepasan bertanya."
Kekeh Nan sambil melintirkan sedikit rambutnya.

Baiben hanya menggelengkan kepalanya.
"Kau sedang apa di sini? Apa kau buta waktu? Jika kakimu rusak nanti, kau mungkin akan disekap oleh Shin seumur hidupmu!"
Ujar Baiben.

"Ohhh itu tuan, saya sedang jalan-jalan pagi. Tenang saja tuan, kaki saya sudah sedikit membaik berkat obat yang diberikan oleh sekretaris Shin."
Jawab Nan sambil tetap melintir rambutnya.

"Kau gila apa?! Jalan-jalan katamu, dengan kaki pincang? Menggunakan pakaian tidurmu ini?"
Baiben melihat Nan dari ujung kepala sampai ujung bawah kakinya. Nan hanya menggunakan pakaian tidur lengan panjang dan celana pendek favoritenya tersebut.

"Ada yang salah, tuan?"

Huhhh, aku heran! Kenapa dia ini mirip dengan Biu?! Apa boleh tuan dan bodyguardnya punya kesamaan dalam banyak hal?! Memang boleh sefrekuensi itu?! Cihhh...Dasar Shin, anak nakal.
Tiba-tiba Baiben mengingat Shin dalam benaknya.

"Cepat pergi tidur! Angin sepagi ini juga tidak baik untuk keberlangsungan pertumbuhan tulangmu!"

"Huhhh?! Memang saya anak kecil apa tuan?!"

"Yaaa, kau selalu jadi anak kecil di mata Biu. Jadi, jangan sampai Shin melihatmu berpenampilan seperti ini apalagi dalam keadaan kaki yang pincang berkeliaran!"

Hahhh, apa hubungannya tuan Biu lalu ke tuan Shin? Hubungannya apa coba?!
Batin Nan bertanya-tanya.

"Saya ini sudah dewasa ya tuan, lihatlah pipi saya chubby, tulang saya juga masih kuat kok?! Saya juga bisa melompat dan berlari kencang tapi dalam keadaan kaki sehat. Lihat juga langkah kaki saya panjang dan tentu saja saya tinggi!"
Bela Nan untuk dirinya sendiri.

Baiben menggelengkan kepalanya tersenyum mengejek.

"Ya benar, tapi tak setinggi aku, Biu ataupun Shin. Di antara kami kau yang paling pendek. Sekarang pergi tidur dan jangan berkeliaran, okay?!"

"Tapi tuan Baiben saya kan...!" Belum selesai Nan berbicara, Baiben telah meninggalkan obrolan begitu saja tanpa mendengarkan pembelaan Nan.

"Aishhhh apa iya, aku paling pendek diantara mereka bertiga?"
Gerutu Nan sambil kembali ke kamarnya.

Dalam beberapa jam saja, suara burung menelisik telinga. Semua orang telah bangun tak terkecuali Nan yang tak tidur usai kembali ke kamarnya. Menghela nafas panjang di sspanjang Nan berjalan.

Ruang Temuku Denganmu Di Musim SemiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang