TLOEC start!
Hari itu terjadi tepat 4 tahun sebelum “dia” lahir, disana raja dan ratu sedang berjalan disekitar keramaian.
Hari itu adalah persiapan festival yang biasa di adakan di musim semi walau kerajaan itu ada di gunung salju, sebelah utara dengan 2 kerajaan di bawah gunung itu, membuat kerajaan itu sepanjang tahun ditutupi oleh dinginnya salju.
Nama kerajaannya adalah "Kerajaan Es", salah satu kerajaan tertua dari semua kerajaan didunia ini, Kerajaan Es juga dikenal dengan ilmu berpedang dan handalnya keturunan mereka menangani sihir.
Pada hari itu saat raja dan ratu berjalan disekitar festival, tiba tiba seorang prajurit atau bisa kita sebut penjaga mendatangi raja dan ratu.
"Maaf mengganggu ketenangan yang mulia, tapi saya ingin melaporkan sesuatu." Ucap sang penjaga sambil membungkuk menunjukkan rasa hormatnya.
"Apa yang terjadi sampai kau datang dengan nada gelisah seperti itu?" Sang raja menjawab prajurit itu.
"Ada sebuah portal air, dari bentuknya sepertinya itu portal dari Kerajaan Atlantis, yang mulia."
"Ada dimana portal itu?"
"Tidak jauh dari gerbang masuk kerajaan, yang mulia." Raja pun mengangguk lalu pergi ke sana dengan sang ratu.
Saat raja dan ratu sampai di gerbang masuk kerajaan, ada sebuah portal kecil. Portal tersebut berbentuk oval yang hanya bisa dilewati oleh bayi, berwarna biru laut dengan partikel air dan gelembung ada disekitar portal tersebut.
Tak lama portal membesar dan semakin membesar hingga ukurannya cukup untuk dilewati oleh orang dewasa. Seorang wanita keluar dari portal itu.
Dia memakai gaun kerajaan berwarna biru laut dengan mahkota kerang diatas kepalanya, seharusnya gaun itu terlihat mewah tetapi yang terlihat adalah gaunnya yang sedikit compang camping dengan beberapa bercak merah darah di gaun itu dan luka dari sela robekan gaun.
Rambut berwarna biru tua bergelombang yang berantakan, serta darah kering terlihat di pinggir mulutnya. Memar biru dan luka goresan ada di sekujur tubuhnya. Dia memegang tombak dengan 3 pisau di ujungnya sebagai senjata ditangan kirinya, trisula dan memegang bayi ditangan kanannya.
Raja dan ratu tersentak kaget melihat keadaan wanita itu, saat wanita itu sudah keluar dari portal sepenuhnya, ratu segera berjalan cepat kearahnya.
"Sabrina, a-apa yang terjadi padamu?" Ratu berkata dengan nada bergetar.
Wanita itu, Sabrina menjawab dengan nada sedikit patah-patah "Kerajaan Atlantis telah diserang oleh para pemberontak."
"Para pemberontak?" Raja bertanya dengan nada serius.
"Iya pemberontak, a-aku ingin meminta bantuan pada raja dan ratu dari kerajaan es, teman lamaku.." Sabrina menjawab dengan senyuman kecil.
"Hei, berhentilah bicara dan obati luka mu terlebih dahulu, Sabrina.." ratu menjawab dengan nada gelisah, ia mengkhawatirkan teman dekatnya.
Sabrina menatap mata sang ratu dengan tatapan sendu, ia tersenyum tipis lalu menggeleng. "Waktuku tidak lama lagi. Aku mohon atas nama Kerajaan Atlantis dan... atas namaku sebagai ibundanya. Aku, Sabrina Azura Queensea, meminta pada kalian untuk merawat anak ini..."
Selesai mengatakan itu, Sabrina memberikan bayi mungilnya yang belum genap 2 bulan kepada sahabat dekatnya, ratu kerajaan es. Elayna Crystal.
"Apa maksudmu? Kau tidak akan meninggalkan kitakan? Sabrina, anakmu masih membutuhkanmu sebagai ibu kandungnya.." Nada bicara Elayna terdengar bergetar setelah ia menggendong bayi itu, ia sedikit menimang nimangnya, berjaga jaga agar sang bayi tidak menangis di keadaan yang seperti ini, matanya pun berkaca kaca.
Sabrina tersenyum lembut "Aku mengandalkanmu Elayna... Maaf telah merepotkan kalian... Dengar, jika aku tidak kembali selama setahun, kumohon... rawatlah anak ini hingga ia cukup umur untuk mengetahui apapun tentang kejadian pada masa lampau nantinya" Sabrina melihat bayinya dengan penuh kasih sayang lalu mengusap pelan pipi bayinya.
"Kau tidak akan kalah dalam peperangan ini kan? Kau salah satu pemimpin kerajaan tertua dan terkuat. Kau tidak mungkin... kalahkan?" Tanya Elayna, pertahanannya mulai roboh di tandai dengan air mata yang mulai jatuh perlahan ke pipinya.
Raja yang sadar istrinya mulai menangis, ia pun menenangkannya dengan mengusap pelan bahu istrinya, lalu berkata dengan nada serius "kau akan kembalikan, Sabrina?"
Sabrina menggeleng pelan, raut wajahnya terlihat lelah "Aku tidak tahu, Elfaro. Tapi aku akan berusaha sebaik mungkin untuk kembali.. untuk bayiku.." Ia kembali menatap lama bayinya.
Elfaro mengangguk "Baiklah. Berusahalah sebaik mungkin, Sabrina. Aku menantikanmu dalam keadaan hidup untuk mengambil bayimu"
Sabrina mengangguk singkat lalu mencium kening dari bayinya dan menyerahkan kalung kerang kepada Elayna. Kalung itu bertuliskan kata kata indah dengan nama bayi cantik itu "Ocenilia Queensea"
Sabrina masuk kembali kedalam portal. Dalam sekejap portal itu menghilang dari sana seakan tidak ada apapun yang terjadi disana. Elayna menatap lama tempat portal itu hingga bahunya ditepuk pelan oleh Elfaro, ia pun menoleh.
“Sebaiknya kita kembali ke kerajaan atau bayi itu akan kedinginan” Ucap Elfaro, ia kemudian membimbing istrinya dengan memeluk kedua bahunya dari belakang setelah mendapat anggukan singkat.
*Bersambung...*
Catatan penulis: Hai, bagaimana menurut kalian tentang cerita ini? Bagus tidak? Semoga iya. Ini pengalaman pertamaku menulis sesuatu di wattpad. Semua dukungan dan kritikan kalian akan diterima! Terima kasih!

KAMU SEDANG MEMBACA
The legends of Evelyn Crystal [✓]
FantasiaApakah kalian pernah berpikir untuk menjadi seorang putri? Apakah kalian pernah berpikir untuk memiliki kekuatan dan menjadi kuat? Apakah kalian pernah berpikir untuk menjadi pahlawan dan menyelamatkan semua orang? Dengar, semua itu tidak mudah yang...