TLOEC start!
Setahun telah berlalu, kini Evelyn memasuki usia 6 tahun. Evelyn yang kembali bosan mencoba untuk mengajak bermain kedua kakak tertuanya.
Sekalian ia mencoba lebih berekspresi dari sebelumnya, berharap agar ia mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya yang belum pernah ia dapatkan.
Evelyn mengetuk pelan ruang kerja yang dipakai oleh dua kakak tertuanya, begitu ia mendengar seruan masuk, ia pun segera membuka pintu lalu masuk kedalam ruangan.
Terlihat Lawrence anak pertama dan Efana anak kedua. Mereka sedang duduk santai sambil meminum teh hingga Evelyn datang. “Ada apa Evelyn?” Tanya Efana sambil tersenyum lembut.
“Bolehkan kalian menemaniku bermain?” Tanya Evelyn dengan pelan.
Lawrence menaikkan satu alisnya, “Kenapa kau tiba tiba mengajak kami bermain?”
“Aku belum pernah bermain bersama kakak. Aku hanya pernah bermain dengan kak Lia saja.. Bolehkah? Tapi, kalau kakak tidak mau, tidak apa apa kok” Evelyn segera melambaikan tangannya begitu ia menyadari bisa saja kedatangannya mengganggu kedua kakaknya.
Efana dan Lawrence saling menatap sejenak, mereka berdua adalah penerus dari Kerajaan Es selanjutnya. Bahkan beberapa orang mengatakan kalau Efana serta Lawrence adalah tiruan dari kedua orang tua karena sifat mereka sangat mirip.
Efana menepuk tangannya sekali lalu tersenyum lebar ke adik kecilnya, Evelyn yang mendengar tepukan tangan itu segera mendongak menatap kakaknya.
“Boleh kok! Kapan lagi aku bisa bermain dengan adik kecil ku seperti ini? Lawrence kau juga ikut ya!” Jelas Efana. Lawrence tersentak kaget.
“Aku juga?” Tanyanya sambil menunjuk ke dirinya sendiri.
Efana mendekat ke kakaknya yang tak pernah ia sebut sebagai kakak, “Sebelum ‘hal itu’ terjadi, sebaiknya kita menemaninya saja... Kapan lagi kita akan seperti ini sebelum ‘hal itu’ terjadi?” bisiknya, mata Efana menatap sendu sesaat sebelum kembali lembut seperti biasanya.
Lawrence menghela nafasnya, ada benarnya yang dikatakan oleh adiknya itu. “Baiklah, aku ikut”
Mata Evelyn terlihat berbinar walau ekspresinya datar, Efana berdiri begitu juga dengan Lawrence. Efana menggandeng tangan adiknya lalu menuntunnya ke luar ruangan. “Kita mau main apa?” Tanyanya.
“Mau main petak umpet?” Evelyn memiringkan kepalanya. Ia mendongak untuk melihat kakaknya yang sangat tinggi darinya.
Efana terlihat tersenyum misterius sesaat sebelum ia melirik ke Lawrence yang berjalan di belakang mereka. Lawrence yang di tatap menaikkan alisnya bingung. Tubuhnya merinding sesaat begitu tatapan dan senyuman Efana berubah sesaat.
Mereka pun sampai di arena latihan, Efana menyuruh Evelyn untuk menghitung hingga 100 lalu mencari mereka berdua. Evelyn hanya mengangguk lalu pergi ke pojokan, mulai menghitung dari 1.
Lawrence yang menyadari mereka akan bermain apa, langsung menarik Efana. “Kita mau bermain petak umpet!?” Serunya pelan.
Efana tertawa kecil, “Kenapa? Sudah saatnya kau mengasah kemampuanmu bermain petak umpet. Tapi aku akan sangat yakin, kalau kau akan jadi yang pertama di temukan” Efana pun mulai mencari tempat sembunyi yang pas.
Lawrence menghela nafas kasar, sejak ia kecil, dialah yang paling payah bermain petak umpet karena sejak kecil ia di didik untuk menjadi penerus Kerajaan Es. Lawrence pun segera bergerak cepat mencari tempat sembunyi.
Lawrence sempat bertemu Efana selagi ia mencari tempat sembunyi, karena kasihan dengan kakaknya yang selalu kalah di setiap permainan petak umpet. Dengan baik hati ia membantu Lawrence untuk mencari tempat sembunyi bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
The legends of Evelyn Crystal [✓]
FantasyApakah kalian pernah berpikir untuk menjadi seorang putri? Apakah kalian pernah berpikir untuk memiliki kekuatan dan menjadi kuat? Apakah kalian pernah berpikir untuk menjadi pahlawan dan menyelamatkan semua orang? Dengar, semua itu tidak mudah yang...