Happy Reading
Semoga suka
¿^_^?“Menurut kamu, aku itu kayak apa?”
“Kamu itu kayak jantung, karena kalo ga ada kamu aku gabisa hidup.”
***
“Permintaan kamu apa?”“Aku mau kita kayak gini terus, selalu bareng dan gapernah terpisahkan.”
“Terus, kalo hal yang menurut kamu ga boleh terjadi apa?”
“Aku ga mau ngelupain kisah kita.”
***
“Aku mohon kamu pergi dari hidup aku Vin.”“Ga, sampe kapan pun aku ga bakal pergi dari kamu.”
“Tapi kamu selalu kena masalah gara-gara aku Vin!”
“Aku ga peduli. Mau aku kena masalah sebesar apapun aku ga bakalan ninggalin kamu Nay.”
***“Nayla awas!”
Bug.
“ALVIN!”
Berulang.
Genangan darah.
Sakit.
Angin malam.
Sebuah ingatan.
Air…mata.
Kedua matanya terbuka. Tubuhnya menegang, berkeringat dingin serta napas yang memburu. Dirinya segera memperbaiki duduknya seperti semula. Alvin tidak sengaja tertidur dikursi tunggu bandara saat menunggu jadwal keberangkatan pesawat yang akan dinaikinya.
Ia tidak akan mengalami hal itu jika kedua orang tuanya tidak menyuruhnya untuk cepat-cepat pergi kebandara. 'Mending nunggu dari pada ketinggalan' itulah yang dikatakan oleh mamanya.
Alvin segera memegang sebuah jahitan diarea keningnya saat merasa sedikit perih dan sakit. Ia masih tidak tahu kecelakaan seperti apa yang dialaminya sehingga harus di rawat di negara asing.
‘Siapa cewe itu?’ Batin Alvin setelah mengingat mimpi saat ia tertidur. Wajah perempuan itu tidak terlihat. Hanya terlihat bagai film hitam putih tanpa mengetahui wajah dari aktornya. Namun, sepertinya perempuan itu sangat akrab dengan dirinya sehingga Alvin sampai memimpikannya.
Alvin tidak terlalu memikirkan mimpi tersebut, ia langsung mengecek handphonenya, melihat apakah ada informasi penting yang harus ia tahu.
Karena tidak ada notifikasi penting di handphonenya, ia membuka aplikasi chat untuk memberitahu kepada temannya.
“Alvin pesawatnya udah mau berangkat.” Ucap wanita parubaya yang mendekati Alvin bersama seorang laki-laki sekitar 60 tahunan.
Alvin yang mendengar itu segera beranjak dari duduknya. Ia memeriksa tas pinggangnya agar tidak ada barangnya yang tertinggal di Australia.
“Mama sama Papa beneran ga balik ke Indo?” Tanya Alvin kepada papa dan mamanya.
“Kita masih ada urusan disini. Nanti kalo urusan papa sama mama udah selesai, kita berdua bakal balik ke Indonesia lagi.” Jawab Papa Alvin yang di beri anggukan oleh mamanya.
“Yaudah Alvin berangkat ya Pa, Ma.” Ujar Alvin sembari mengecup kedua tangan orang tuanya.
“Nanti kamu tinggal sama Paman Rendi dulu ya.” Tambah Mama Alvin yang di beri anggukan oleh Alvin.
Setelah bersaliman, Alvin segera pergi menuju pesawat yang akan dinaiknya. Ia juga kembali mengetik, memberitahu kepada teman-temannya bahwa ia akan segera naik pesawat.
“Gue pulang, Indonesia.”
***
Haiii, ini cerita kedua ku yaaa.
Karna ada gambaran, jadi aku bikin cerita ini jugaaa.Updatenya sih kayaknya bakal balap-balapan sama Sky Life yaa.
Btw,,, gimana² untuk prolognya? Pada kepo ga sih sama kelanjutan kisah si Alvin?
Yang kepoo tungguin kelanjutannya ya. Tinggalin juga vote serta saran kritik kalian, sebab itu sangat berarti banget bagi akuuuu.
Jangan lupa juga mampir kecerita pertama aku yaaaa.
~Alvin~
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐋𝐕𝐈𝐍 || 𝓚𝓲𝓼𝓪𝓱 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓽𝓪𝓴 𝓼𝓮𝓷𝓰𝓪𝓳𝓪 𝓽𝓮𝓻𝓵𝓾𝓹𝓪𝓴𝓪𝓷
Teen FictionSetelah sembuh dari kecelakaan yang dialaminya, Alvin Aksara Pratama segera pulang ke tanah air pasca di rawat di rumah sakit ternama di Australia. Dirinya tidak ingat kronologi kecelakaan yang membuatnya harus di rawat di negara asing tersebut. Sa...