"𝔖𝔢𝔟𝔲𝔞𝔥 𝔭𝔢𝔯𝔞𝔰𝔞𝔞𝔫 𝔶𝔞𝔫𝔤 𝔢𝔫𝔱𝔞𝔥 𝔡𝔞𝔱𝔞𝔫𝔤 𝔡𝔞𝔯𝔦 𝔪𝔞𝔫𝔞 𝔪𝔢𝔪𝔟𝔞𝔴𝔞 𝔯𝔞𝔤𝔞 𝔦𝔫𝔦 𝔟𝔢𝔯𝔩𝔞𝔯𝔦, 𝔪𝔢𝔫𝔤𝔢𝔧𝔞𝔯 𝔰𝔢𝔯𝔱𝔞 𝔪𝔢𝔫𝔠𝔞𝔯𝔦 𝔰𝔢𝔰𝔲𝔞𝔱𝔲 𝔶𝔞𝔫𝔤 𝔱𝔦𝔡𝔞𝔨 𝔡𝔦𝔨𝔢𝔱𝔲𝔞𝔦𝔫𝔶𝔞."
Happy Reading
¡^_^¡"Hallo bro. Udah balik aja." Ucap seorang pria yang baru saja keluar dari kelas sembari memukul punggung Alvin.
"Jangan kenceng-kenceng mukulnya bego, dia belom sembuh bener." Nyolot Arka melihat pria tersebut yang bernama Arya memukul punggung Alvin.
"Biasa aja anjir, gausah nyolot." Timpal Arya setelah mendengar kalimat Arka.
"Tempat duduk lo masih di sana, disamping gue." Ucap Arya sembari berjalan menuju kursinya diikuti oleh Alvin dari belakang.
"Huh. Gue yakin tugas gue numpuk." Keluh Alvin yang sudah menyenderkan tubuhnya pada sandaran kursi.
"Lo belom dikasih tau ama empat orang itu tah tentang tugas yang lo tinggalin?" Tanya Arya setelah mendengar keluhan Alvin. Sedangkan Arka, Raga, Kenzo dan Larkin sudah pergi keluar entah kemana.
Alvin yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya pada posisi semula.
"Untuk tugas, lo di kasih ampunan alias gausah dikerjain." Ucap Arya sontak membuat Alvin menegakkan tubuhnya.
"Bener?" Tanya Alvin memastikan. Ia tidak ingin di bohongi oleh Arya soal ini. Arya yang di beri pertanyaan itu menganggukkan kepalanya sembari melipat kedua tangannya.
"Tapi untuk ulangan harian lo tetep harus ngerjain." Tambah Arya.
"Oky ga masalah kalo itu." Respon Alvin. Ia tidak mempermasalahkan jika hanya mengerjakan ulangan harian. Walaupun ulangan tersebut cukup banyak karena hampir dua bulan ia tidak masuk sekolah.
"Tapi gue mau minta bantuan sama lo." Tambah Alvin sembari menghadap kearah Arya. Arya yang melihat gelagat Alvin itu sontak mengambil buku dari tasnya.
"Tenang aja, gue udah nyiapin semua dari lama." Ucap Arya sembari memberikan buku yang berisi jawaban dari ulangan tersebut. Dirinya bisa memberikan jawaban karena setiap ulangan jawaban yang benar akan di umumkan di depan kelas.
"Untung lo rada pinter jadi ngapalin itu mah ga susah." Tambah Arya setelah melihat Alvin yang sedang membaca sekaligus menghapalkan apa yang ada di dalam bukunya tersebut.
Arya sebenarnya tidak ingin memberikan jawaban itu karena akan mempermudah Alvin serta membuat nilai Alvin menjadi bagus walau sudah lama ia tidak sekolah.
"Tapi ga papa lah, yang penting lo traktir gue jajan sepuas gue." Putus Arya. Ia juga tidak tega dengan temannya yang habis terkena musibah itu.
'Sial, dompet gue lagi nipis lagi.' "Duh, gue lagi ga terlalu punya banyak uang bulan ini." Ujar Alvin. Ia kembali teringat dengan kejadian semalam yang membuatnya harus merelakan uang jajannya tersebut.
"Bukannya kalo ortu lo ngasih uang bulanan tuh bisa kek beli 1 mobil? Sekarang tumben lo keabisan." Tanya Arya membuat Alvin harus kembali memutar otak agar jawabannya bisa di terima oleh otak Arya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐋𝐕𝐈𝐍 || 𝓚𝓲𝓼𝓪𝓱 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓽𝓪𝓴 𝓼𝓮𝓷𝓰𝓪𝓳𝓪 𝓽𝓮𝓻𝓵𝓾𝓹𝓪𝓴𝓪𝓷
Teen FictionSetelah sembuh dari kecelakaan yang dialaminya, Alvin Aksara Pratama segera pulang ke tanah air pasca di rawat di rumah sakit ternama di Australia. Dirinya tidak ingat kronologi kecelakaan yang membuatnya harus di rawat di negara asing tersebut. Sa...