Happy Reading
¡^_^¡
"Gimana sekolahnya Vin?" Tanya Paman Rendi mencari topik. Sejak tadi, hanya suara sendok yang beradu ria dengan piring. Keduanya sedang fokus menyantap makan siang yang sudah di buat oleh Rendi sebelum Alvin sampai.
"Kayak biasa sih Paman, cuma makin padet aja jadwalnya." Jawab Alvin sebelum memasukkan nasi beserta suwiran ayam kecap ke dalam mulutnya.
"Nanti rencana mau kuliah di mana?" Tanya Paman Rendi lagi setelah menelan makanannya.
Alvin yang di beri pertanyaan itu terdiam sejenak. "Belom kepikiran Paman." Jawab Alvin singkat. Tentang di mana ia akan melanjutkan kuliah itu belum terpesit di pikirannya.
"Mulai sekarang harus di pikirin, bentar lagi kamu udah mau lulus." Nasihat Rendi. Alvin yang mendengar itu mengganggu. Apa yang dikatakan Paman Rendi itu benar. Jadi dirinya harus meluangkan waktu untuk memikirkannya.
"Nanti Alvin pikirin Paman." Timpal Alvin yang di beri anggukan oleh Rendi sebelum mereka kembali fokus kepada makan siangnya masing-masing.
Tling. Suara notifikasi handphone Alvin mengalihkan perhatiannya yang sedang meminum segelas air. Dirinya segera menaruh gelas tersebut lantas mengecek handphonenya.
"Gue nyimpen nomor Tia toh." Gumam Alvin yang tidak di dengar oleh Rendi sebab Pamannya itu masih fokus dengan piringnya.
Setelah melihat pesan Tia, Alvin dengan cepat membalas pesanannya tersebut. Ia kembali mengambil gelasnya untuk menghabiskan minumnya.
Melihat pesan itu, Alvin menghembuskan napasnya berat. "Tukang nyuruh lo." Gumamnya lagi sembari membalas pesan Tia.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐋𝐕𝐈𝐍 || 𝓚𝓲𝓼𝓪𝓱 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓽𝓪𝓴 𝓼𝓮𝓷𝓰𝓪𝓳𝓪 𝓽𝓮𝓻𝓵𝓾𝓹𝓪𝓴𝓪𝓷
Teen FictionSetelah sembuh dari kecelakaan yang dialaminya, Alvin Aksara Pratama segera pulang ke tanah air pasca di rawat di rumah sakit ternama di Australia. Dirinya tidak ingat kronologi kecelakaan yang membuatnya harus di rawat di negara asing tersebut. Sa...