[END] katanya sih temen, tapi kok dag dig dug serr?
"kita mah temen, ya ga yang?"
Yeonbin short story
Warn!! : bxb, homophobic silahkan angkat kaki dari book ini, short chapter, typo writing, bahasa kasar, garing, gaje, dan cringe.
Yeonbin area!! T...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bintang kok gemesin banget ya, duh ini juga jantung napa deg-degan gini." Monolog Juna yang sedang melamun dikamarnya.
"Duh ini orang udah gila kayaknya." Bisik Ben pada Hesa disebelahnya.
"Kasian, mana masih muda." Canda Hesa membuat keduanya tertawa.
"Nyed, kalo suka mah jedor aja si Bintang. Ini saran dari gue sih, keputusan tetep ada di lu." Saran Hesa menepuk pundak Juna pelan.
"Suka mah suka aja Jun, ga usah kebanyakan mikir yang engga-engga. Penyesalan tuh selalu datang belakangan, kalo diawal namanya pendaftaran mah." Celetuk Ben sedikit bercanda diakhir.
"Duh duh, pusing gue ini. Pacaran ajalah kita Ben, kuy!" Kesal Juna mengacak rambutnya frustasi.
Sedangkan Ben sendiri hanya bergidik ngeri melihat Juna sambil memeluk tubuhnya yang merinding, "wis gendeng arek iki." Gumamnya.
(Udah gendeng anak ini)
"Duh cinta bisa ngasih efek gila gini ya." Gelak Hesa. Terheran-heran melihat Juna yang terlihat frustasi.
"Ini sebenarnya bukan cintanya yang salah, tapi yang ngerasain cintanya ini kebanyakan overthinking babi gajelas." Kesal Ben berusaha mendorong tubuh Juna yang mencoba memeluknya.
"Udah mending mabar aja kita, masalah cinta lupain bentar lah." Ajak Hesa yang diangguki kedua sohibnya.
Berakhir mereka bertiga mabar game online dengan mulut yang tak henti-hentinya mengeluarkan semua rapalan kata-kata mutiara yang menyentuh kalbu untuk menempeleng kepala ketiga pemuda itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Suka mah suka aja." Gumam Juna mengulangi sebait perkataan Ben tadi siang.
"Bener kali ya omongan si Ben." Gumam Juna lagi sambil menatap atap kamarnya.
Juna terdiam melamun, pikirannya kosong dengan tubuh rebahan menatap atap kamarnya. Tak ada pergerakan selama beberapa menit sebelum ada suara gebrakan pintu yang membuat Juna terlonjak kaget.
"SELAMAT MALAM YA AHLI KUBUR!!"
Teriakan itu berasal dari pintu kamarnya, menampilkan dua remaja yang lebih muda dari Juna. Yang satu memasang wajah bodoh dengan cengiran menjengkelkan, sedangkan yang satunya hanya menatap miris kelakuan pacarnya.
"Bayu gendeng!" Gerutu Juna sebelum kembali rebahan dikasurnya, mengabaikan Bayu yang sudah berulah didalam kamarnya.
"Mas maafin Bayu ya, anak itu lagi kumat kayaknya. Maklum, jam segini emang lagi rawan kumat." Kata Tian merasa tidak enak dengan Juna atas kelakuan akhlakless pacarnya.
Iya yang datang ternyata Bayu sebagai sepupu Juna dan Tian, pacar Bayu yang kebetulan adalah tetangga Juna sendiri. Entah apa motif kedua remaja itu datang kerumahnya.
"Motif itu curut kesini ngapain?" Tanya Juna memeluk tubuh Tian yang berbaring disebelahnya. Juna tidak mungkin mencurigai Tian, karena pasti Bayu yang menyeret Tian kerumahnya.
"Gatau mas, dia tiba-tiba narik gue yang lagi ngerjain tugas dikamar buat kerumah mas. Kayaknya dia mau ngerusuh kayak biasa sih." Jelas Tian yang menyamankan diri dalam pelukan mas kesayangannya.
"Duh gemes banget sih lu, mungkin kalo gue pacaran sama Bintang juga bisa cuddle kayak gini. Bisa gemes-gemesan berdua." Kata Juna tanpa sadar, membuat Tian tersenyum menggoda.
"Cie, yang akhirnya peka." Celetuk Bayu yang bergabung rebahan disebelah Juna, jadi sekarang Juna ada ditengah-tengah.
"Duh sempit nyed, agak sanaan tolong!" Keluh Juna mendorong tubuh Bayu yang mencoba memeluknya, sedang Tian sendiri hanya diam memperhatikan dua sepupu itu yang akhirnya saling dorong.
"Mas Juna udah sadar kalo suka sama kak Bintang?" Tanya Tian setelah dua sepupu itu berhenti saling dorong.
"Emm, gatau." Bingung Juna mau menjawab bagaimana, karena dia memang masih bimbang.
"Udah deh bang, lu tuh suka sama kak Bintang, gausah banyak mikir, entar kalo keduluan orang lain nanges." Kata Bayu memberi nasihat pada sepupunya yang kelewat tidak peka.
"Iya mas, ga usah banyak mikir. Kalo emang suka langsung sat set confess. Lagian, dari gerak gerik sama semua kelakuan mas tuh udah keliatan banget kalo mas suka sama kak Bintang." Kata Tian membuat Juna terdiam.
'Jadi gue suka Bintang?' Pertanyaan itu terngiang-ngiang dipikiran Juna yang masih terdiam melamun.
Sedangkan Bayu sudah menatap sepupunya aneh, "kumat dia." Kata Bayu pada Tian yang hanya mendengus malas, "sesama ga boleh saling menghina." Celetuk Tian sebelum kembali rebahan dan memeluk tubuh Juna yang tak kunjung sadar dari lamunannya.
Berakhir malam itu, Juna tidak bisa tidur karena memikirkan semua perkataan Tian yang terngiang-ngiang dikepalanya. 'Duh gusti pusing ini kepala.'