Kita mundur ke waktu istirahat pertama
Bintang saat ini sedang berada dikantin bersama Winar, Yudha dan Reno. Hanya berempat saja karena ini uke time gitu ceritanya, jadi para seme ga diajak kekantin bareng.
"Cie ada yang couplean ganci nich." Goda Winar yang membuat Bintang menyemburkan es teh dimulutnya.
"Duh gitu aja sampe nyembur lu, untung ga kena gue." Kata Yudha yang membuat Winar dan Reno tertawa.
"Ya si monyed tiba-tiba ngingetin, kan jadi salting lagi." Kesal Bintang mengusap mulutnya yang basah.
"Ada kemajuan ga?" Tanya Reno setelah berhasil menghentikan tawanya.
"Ya gitu deh." Jawab Bintang yang membuat ketiga temannya penasaran.
"Ya gitu deh tuh maksudnya gimana?" Tanya Yudha yang mendapat tatapan malas Bintang.
"Ya tetep gitu-gitu aja. Tapi Juna akhir-akhir ini jadi lebih perhatian, lebih manis gitu perlakuannya ke gue." Kata Bintang dengan muka meronanya.
"Kayaknya udah ada kemajuan tuh, lu tinggal banyakin kode aja kedia biar peka." Saran Winar yang diangguki semangat Bintang.
Walaupun sebenarnya Winar, Yudha dan Reno sudah tahu rencana confess Juna ke Bintang nanti. Apalagi mereka yang bakalan bantuin persiapannya.
"Gemes tau ga sebenarnya liat kalian tuh. Ngomongnya emang bestie tapi kelakuan udah macem sepasang kekasih aja." Kata Yudha diangguki setuju Winar.
"Suka mah suka aja anjir, greget liatnya. Yang satu kasih kode, yang dikasih kode ga nyadar. Tarik ulur bener kisah cinta lu."
"Ya kan gue takut aja Juna cuma nganggep guenya sebatas sahabat doang." Sedih Bintang membuat teman-temannya menghela nafas lelah.
"Kalian tuh udah saling suka, tapi ga ada yang mau maju duluan." Gerutu Winar.
"Lu sama Juna khawatirin hal yang ga perlu." Kesal Hesa.
"Ya gue liat gimana kedepannya aja deh." Pasrah Bintang.
"Udah ga usah sedih gitu. Mending kita bahas pacar si Winar aja." Usul Yudha membuat Winar disampingnya melotot kesal,
"Kok jadi gue sih!" Pekikan Winar membuat ketiga temannya tertawa.
"Suka mah suka aja."
Perkataan Winar masih terngiang di kepala Bintang. Membuat kepalanya sedikit pusing. Kisah cinta pertamanya benar-benar sangat ribet dan membingungkan. Apalagi dia sukanya sama sahabat sendiri.
"Duh bunda, Bintang kudu gimana ini." Keluh Bintang yang sedang rebahan di kasurnya.
"Mending baca novel daripada mikirin Juna." Putus Bintang pada akhirnya, bangkit dan duduk disofa untuk membaca novel yang dibelikan Juna tempo lalu.
Saat sedang asik membaca novel, tiba-tiba terdengar ponsel Bintang berbunyi, "siapa yang telfon?" Bingung Bintang kemudian mengambil ponselnya yang ada diatas nakas.
"Juna." Gumam Bintang kemudian menekan tombol hijau diponselnya.
"Halo, ada apa Jun?" Tanya Bintang.
"Itu, anu... Lu sibuk ga?" Tanya Juna diseberang sana.
"Ehmm engga sih, emang kenapa?" Tanya Bintang lagi.
"Oke, lu siap-siap aja, gue jemput lu di rumah." Kata Juna setelahnya langsung mematikan telfon sepihak.
"Dih kok gajelas. Lagian mau ngajak ke mana dia?" Bintang penasaran akan diajak ke mana oleh Juna.
Akhirnya Bintang berjalan masuk kekamar mandi untuk bersiap-siap. Keluar sama mas crush kudu bersih, wangi dan cancie tentunya.
Setelah kurang lebih dua puluh menit bersiap dikamar mandi, Bintang keluar hanya dengan menggunakan handuk yang melilit pinggangnya.
Bintang berjalan menghampiri lemari bajunya dan tangannya mulai sibuk memiliki pakaian yang sekiranya ingin dia pakai malam ini.
"Hmmm pake baju apa ya?" Gumam Bintang mengacak-acak isi lemarinya.
"Yash, pake ini aja deh." Setelah menemukan satu setel pakaian, Bintang memakainya dan setelah selesai menuju meja dengan kaca besar untuk mematut diri.
"Udah cantik gemes ganteng, duh duh malah muji diri sendiri." Gumam Bintang setelah selesai memakai lipgloss.
"Astaga, ini kenapa berantakan gini!?" Seru seseorang dari belakang Bintang.
Bintang terkejut dan langsung berbalik. Mendapati Sandy yang memasang wajah garang sambil bersedekap dada. Memandang Bintang dengan alis menukik tajam.
"Kenapa berantakan?" Ulang Sandy.
"Itu, Bintang mau nyari baju buat keluar hehehe." Jawab Bintang sambil menggaruk tengkuknya gugup.
"Mau keluar kemana?" Tanya Sandy yang duduk diranjang Bintang.
"Keluar sama Juna yah, bentar lagi Juan sampe katanya." Bintang mulai membereskan kekacauan yang dia buat, tanpa diberi perintah, Bintang sudah tahu kalau ayahnya ingin dia membereskan kekacauan dikamarnya itu.
"Yaudah, anak perawan ayah jangan pulang malem-malem." Kata Sandy mengelus surai Bintang yang duduk disebelahnya.
Ting tong
"Tuh suara bell, Juna pasti udah sampe. Bintang pamit pergi dulu ya ayah." Pamit Bintang mencium pipi Sandy sebelum berlalu pergi untuk menghampiri Juna.
"Anak perawan gue udah gede aja." Gumam Sandy sebelum keluar dari kamar anak semata wayangnya.
Bersambung
Friend?Note :
Semoga suka :) chapter depan udah end, mungkin bakalan update cepet biar kelar book ini :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend? | Yeonbin [End]
Teen Fiction[END] katanya sih temen, tapi kok dag dig dug serr? "kita mah temen, ya ga yang?" Yeonbin short story Warn!! : bxb, homophobic silahkan angkat kaki dari book ini, short chapter, typo writing, bahasa kasar, garing, gaje, dan cringe. Yeonbin area!! T...