"Juna, mau ga kamu jadi pacarku?"
Ya, sudah seperti aktivitas rutin. Setiap harinya pasti ada satu gadis atau submissive yang menembak Juna. Dan selalu ada Bintang di sampingnya yang menjadi saksi biksu aksi penembakan yang berujung penolakan.
Ya walaupun Juna nolaknya dengan cara baik-baik, tapi ya pasti ga enak kalau ditolak pujaan hati kan?
"Sorry ya, gue ga bisa." ucap Juna sebelum menarik tangan Bintang untuk berlalu pergi meninggalkan seorang gadis yang menghentakkan kakinya kesal.
"Duh banyak banget deh yang nembak lu, tapi lu selalu nolak. Emang lu udah ada orang yang disukain?" tanya Bintang, hanya bertanya kok.
"Engga ada sih." jawab Juna singkat membuat Bintang tersenyum sedih?
"Oalah, kukira lu nolak semua orang yang nembak lu karena lu ada orang yang disukain." kata Bintang sambil menepuk bahu Juna sedikit keras. Sedikit meluapkan emosinya?
"Udah yok kekantin, pasti para temen akhlakless udah nungguin." Ajak Juna sambil merangkul bahu Bintang. Membuat tubuh keduanya menempel.
'Ugh kedeketan anjing, pliss jangan deg-degan.' gumam Bintang mencoba mengatur ekspresinya agar tak terlihat seperti orang salting.
"Napa lu? Muka lu keliatan kayak nahan boker?" tanya Juna yang melihat ekspresi aneh Bintang.
'Wasuh.' gumam Bintang, merutuki dirinya, "i-ini iya g-gue kebelet, iya kebelet!" Panik Bintang sebelum melepaskan rangkulan Juna dan berlari menuju toilet.
Juna yang melihatnya hanya menggaruk tengkuknya heran, 'ada apa sama dia?' pikir Juna sebelum berjalan kembali menuju kantin.
Sesaat setelah Juna sampai dikantin, "dimana Bintang? Kok ga bareng lu?" Tanya Yudha yang sedang meminum es tehnya.
"Katanya sih dia kebelet boker, jadi dia ke toilet dulu tadi." Kata Juna yang duduk disebelah Ben dan menyambar siomay yang dimakan temannya itu.
"Beli sendiri bisa anjir!" Kesal Ben sambil menjauhkan piring siomaynya dari jangkauan Juna.
"Iyeh iyeh, gue beli sendiri." Kata Juna kemudian bangkit menuju penjual siomay dikantin sekolahnya.
Saat ini, dikantin ada Ben dan Juna yang duduk bersebelahan, juga Yudha dan Winar di kursi depan Juna. Sedangkan Hesa dan Reno ada urusan dengan Olimpiade mereka, maklum anak pinter mah. Kalo kata Winar, "Hesa sama Reno nih bagaikan penyelamat di antara circle sesat kita."
Saat Juna sedang memesan siomay, Bintang datang dengan wajah masamnya. Membuat Winar dan Yudha menatapnya bingung.
"Napa tuh wajah kok merengut aja." Tanya Winar pada Bintang yang duduk diantaranya dan Yudha.
"Biasa, si Juna ngeselin." Bisik Bintang membuat kedua temannya itu penasaran, "ngeselin kenapa?" Tanya Yudha.
"Biasa, itu dia suka bikin baper, tapi ga pernah peka." Gerutu Bintang yang mendapat tatapan prihatin Winar dan Yudha.
"Yang sabar, tau ndiri kan Juna orangnya gimana. Ga peka tapi suka baperin anak orang." Kata Yudha diangguki setuju Winar.
"Ya tapi gue baper parah gila sama Juna-" gerutuan Bintang terpotong karena celetukan tiba-tiba Juna dari belakang mereka, "ngapain manggil-manggil nama gue? Lagi ghibahin gue ya lu pada."
Bintang sudah melotot ngeri, takut Juna mendengar apa yang mereka bicarakan tadi, begitu juga Winar dan Yudha.
"I-iyeh, kita emang lagi ghibahin lu." Gagap Winar sambil tertawa garing.
"Maklum sih, cogan dighibahin. Lagian kalian ghibahin apaan?" Tanya Juna yang sudah duduk disamping Ben dengan dua piring siomay, satunya ia berikan pada Bintang yang bernafas lega.
'Untung aja dia kaga denger.' Batin Bintang, Winar dan Yudha merasa lega.
"Kepo banget dih." Judes Winar sebelum memalingkan wajahnya dan berbicara dengan dua temannya itu.
"Yailah judes banget. Oh iya tuh Yang, dimakan ya." Kata Juna sebelum menyantap siomaynya.
"Makasih." Lirih Bintang sebelum memakan siomay pemberian Juna dengan bibir cemberut.
"Pliss, greget banget sih sebenernya ya sama dia tuh." Bisik Winar pada kedua temannya, takut terdengar oleh Juna dan Ben yang masih asik memakan siomay.
"Lu yang liat doang aja udah greget, apalagi gue yang dapet perlakuan gitu." Gerutu Bintang mengerucutkan bibirnya sebal.
"The real cowo paling ga peka emang." Kata Yudha diangguki dua temannya.
Friends?
Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend? | Yeonbin [End]
Teen Fiction[END] katanya sih temen, tapi kok dag dig dug serr? "kita mah temen, ya ga yang?" Yeonbin short story Warn!! : bxb, homophobic silahkan angkat kaki dari book ini, short chapter, typo writing, bahasa kasar, garing, gaje, dan cringe. Yeonbin area!! T...