"Dih, ini Juna ga bujuk aku lagi?!" Kesal Bintang yang menyadari kalau Juna tidak menyusulnya ke kamar.
"Gatau lah, mending baca novel!" Kesal Bintang mengambil salah satu novel yang baru dia beli bersama Juna.
Bintang mulai mencoba fokus membaca novel di tangannya, tapi pikirannya selalu tertuju pada Juna yang membonceng adik kelasnya itu pulang.
Baru kali ini Bintang merasa kesal dan cemburu, sebab adik kelasnya itu dengan beraninya malah modus ke Juna. Bintang udah tau kejadiannya lengkap dari awal sampe akhir, cuma ya dia kesel aja setiap liat muka Juna.
"Kesel!" Gerutunya membanting novel ditangannya entah kemana.
Bintang kemudian telungkup diatas kasurnya dengan muka menyusup pada bantal. Isakan keluar dari mulut Bintang yang sudah mencak-mencak tak karuan diatas kasurnya.
"Kenapa Juna ga bujuk lagi sih?!!" Rengek Bintang sambil melempar bantal dan guling.
Namun sialnya saat dia melempar bantal terakhir diatas kasurnya, muncul Sandy dan bantal itu mendarat sempurna di muka tampan ayahnya.
Bintang yang menyadarinya segera berjalan cepat kearah ayahnya dan memeluk pria itu erat.
"Aduh ayah maafin Bintang." Ucapnya sedikit panik.
Sandy yang melihatnya hanya tersenyum manis, walaupun dalam hati dia sudah kesal dengan kelakuan anak perawannya.
'Sabar Sandy, namanya anak sendiri.' Pikirnya dalam hati.
"Kenapa nangis?" Tanya Sandy setelah menyadari mata anaknya merah dengan sisa air mata di kedua pipi gembil Bintang.
"Mana ada Bintang nangis. Ini cuma kelilipan tau." Elak Bintang yang berjalan menuju kasurnya.
"Halah jurig, gausah bohong kamu!" Kata Sandy menoyor kepala Bintang pelan.
Bintang mencebik kesal tanpa mau menjawab pertanyaan dari ayahnya.
Sandy yang melihatnya tersenyum gemes, gemes pengen nampol anaknya itu, "masalah sama Juna yang bonceng adek kelasnya itu?" Tanya Sandy tepat sasaran.
Bintang yang semula sudah merasa sedikit baikan kembali menangis. Hal itu membuat Sandy panik dan segera membawa tubuh bergetar Bintang kedalam pelukannya.
"Cup cup anak ayah gaboleh cengeng, nanti Juna nya malah diambil sama adek kelas itu." Ujar Sandy mencoba menenangkan anaknya itu.
"Adek kelasnya ganjen, dia pura-pura sakit biar bisa modus sama Juna!" Kesal Bintang sambil memukul punggung ayahnya itu.
"Kan Juna cuma punya nya Bintang!" Lanjut Bintang yang setelahnya malah menangis semakin keras.
Sandy memutarkan bola matanya malas, gini amat nasib duda kudu sabar ngadepin anak perawan.
"Kamu tuh gemesin tau!" Kata Sandy yang mendapat respon senang oleh Bintang, "ya udah pasti itu, Bintang kan emang gemesin." Balasnya sangat percaya diri. Padahal tadi habis menangis, sekarang udah nyengir-nyengir seneng habis di puji, padahal maksud Sandy mah gemes pengen jual anaknya itu ke pasar loak.
Sandy memutarkan bola matanya malas (lagi), percaya diri banget anaknya satu ini, "udah deh, gausah galau gausah merana, mending goyang morena aja." Kata Sandy random kemudian meninggalkan Bintang yang sudah tidak menangis lagi.
"Dan cepet baikan sama si Juna, ayah gamau liat tingkah random kamu gara-gara galau." Ancam Sandy sebelum keluar dan menutup pintu kamar Bintang dengan keras.
"Punya bapak kok aneh banget." Gerutu Bintang kemudian mulai merapihkan kembali kamarmya yang sempat terkena badai gegana.
"Ish, si Juna kok ga bujuk aku lagi sih!" Kesal Bintang sambil tetap merapihkan kamarnya.
"Tapi kangen Juna." Sedih Bintang sambil rebahan lagi.
Memang begini, remaja kasmaran suka alay sedikit. Ga ketemu sedetik aja rasanya nyawa udah di ujung tiupan terompet sangkakala.
"Gatau lah, mending bobo cancie aja!" Akhir Bintang sebelum akhirnya menutup mata untuk tidur siang, dari pada galau terus dan berakhir dimarahin sama ayahnya.
Bonus Chapter Continued
Friend?Note:
Halo guys, aku balik lagi setelah stress dengan kuliah + organisasi, kurasa bukan stress lagi sih, udah gila aku (/--)/
Btw, semoga suka ya sama bonchap Juna dan Bintang, kali ini Juna ga ada jadi full momen Bintang galau bersama ayah Sandy, si duda anak satu. Okey happy reading ya guys, and see u in next chap!
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend? | Yeonbin [End]
Teen Fiction[END] katanya sih temen, tapi kok dag dig dug serr? "kita mah temen, ya ga yang?" Yeonbin short story Warn!! : bxb, homophobic silahkan angkat kaki dari book ini, short chapter, typo writing, bahasa kasar, garing, gaje, dan cringe. Yeonbin area!! T...