dia datang

96 12 0
                                    

Sudah dua hari semenjak Yuri menginap dirumah Yujin. Yuri tetap tinggal bersamanya, rencananya ia ingin segera pulang, namun Yujin meminta untuk tetap tinggal agar masalah kedua orang tua Yuri yang tidak diketahui terselesaikan.

Seperti keadaan sekarang, Yujin, Yuri dan Wonyoung sedang berenang setelah pulang sekolah, dimana Yena? dia pulang kerumah, ia tidak diizinkan untuk terus menginap disana

"Yur si bebek mana?" tentu saja itu Yujin, yang memanggil Yuri tanpa embel embel kakak

"entah"

banyak hak yang mereka lakukan untuk menghabiskan sore yang melelahkan ini, mereka sibuk lomba berenang, bermain pistol air, tahan nafas, lompat indah, selfie, bahkan membuat video tiktok. untuk ide yang terakhir dipastikan ide dari Wonyoung


Setelah mereka berenang, mereka berada di gazebo dekat kolam renang, dengan posisi baju yang basah, mengalungkan handuk serta tangan keriput yang memegang pop mie

"seru banget ih, jadi gini rasanya punya kakak" Wonyoung terkekeh, memang benar kakaknya itu dari dulu ingin memiliki seorang kakak perempuan.

Yuri sedikit malu, ia merasa senang kehadiran ia disini tidak membebankan "kayaknya gua lusa udah balik deh"

"lah kenapa!!!" Wonyoung sempat tersedak, ia tidak ingin Yuri pergi. Mungkin ia akan mengadu ke ayahnya dan membuat Yuri jadi salah satu keluarganya
"ih jangan dong, seminggu lagi deh disinii" Yujin tentu saja memohon mohon kepada Yuri. Yuri yang ada didepannya sangat berbeda yang berada disekolah. Jika Yuri dirumahnya, Yujin akan sangat dekat dengan Yuri, berbeda jauh dengan di sekolah.

"hahahaa, gua ga enak sama kalian, jadi gua mau pulang aja"

"gapapa kak, kita malah seneng banget ada kakak" Yujin hanya manggut manggut menyetujui pernyataan Wonyoung

Yuri terdiam, pada dasarnya ia juga tidak ingin keluar dari suasana rumah seperti ini, namun ia juga tidak ingin menyulitkan seseorang, ia juga malu pada dua bersaudara ini.

karena melihat muka muram Yuri, Yujin sedikit kasihan padanya, mungkin saja Yuri merindukan orang tuanya
"yaudah kalo kamu maunya pulang gapapa kok, kalo mau balik gapapa banget, kita selalu open house, tapi syaratnya pulangnya hari Minggu"

perkataan lembut Yujin membuat Yuri berfikir lagi, ternyata benar kata orang, orang kaya yang asli sangat baik.

"okedeh Minggu"

"YES!!!!" girang Wonyoung dan Yujin disertai tos ala ala mereka












Disela selanya bersantai pada kediaman rumah Yujin, tiba tiba ada suara ketokan, ralat suara gedoran yang berada di kamar Yujin

dor dor dor

"AYAM AYAM!!!"
"MAMAAAA!!!"
"AAKHHHH!!!!"

gedoran tersebut membuat ketiga orang yang berada di ruangan terkejut bukan main. Memang mereka sedang menonton horror, jadi terbawa suasanya dan menjadi parno

"Kak Yuri itu buka pintunyaa!"
"Yujin lu napa jin"
"ga berani anjir, ntar kalo itu si peter gimana? gamau anjing"
"Jin cepetan ini kan kamar lu"

pada akhirnya Yujin mengalah pada Yuri. Yujin perlahan melangkah kearah pintu, ia sedikit melihat kebelakang, melihat saudara dan temannya yang sedang berpelukan dibawah selimut. saat Yujin ingin meraih knop pintu

"DORRR!!!" pintu terbuka dan menampilkan bebek berambut pirang yang sedang membawa belanjaan ditangannya. Yujin tentu saja sudah terjatuh dilantai meringkuk sembari melontarkan doa doa

"HAHAHAHAHA lagian udah tau pada penakut nonton, malah nonton"

salah satu dari mereka tidak ada yang menjawab sindiran Yena, mereka sibuk mengatur nafasnya masing masing

"bebek sialan" Yujin merebut salah satu minuman di dalam belanjaan ditangan Yena dan segera membukanya

"eh bentar, itu punya Yuri"

"hah gue?" Yuri kebingungan dia tidak menitip barang ke Yena

"iya ini punya lu" Yena memberikan satu kantung belanjaan untuk Yuri, entah apa maksudnya

Yujin dan Wonyoung tentu saja bingung dengan perlakuan Yena namun mereka memilih untuk diam saja

"lu tidur sini Yen? tumben malem malem kesini" Yujin berhasil memecahkan keheningan

"ga boleh gua, paling bentar lagi pulang"

"nginep aja please, nanti wony izinin ke Bunda, tapi kalo tetep gaboleh minta mama buat izinin ke bunda"

"nah nah iya gapapa, sekarang sekarang cepet"

Wonyoung merakit kata kata yang pas agar bundanya Yena dapat mengizinkan Yena, dibantu oleh kakaknya, Yena sendiri sibuk berdoa semoga diizinkan

Yuri hanya diam saja memperhatikan mereka, entah kenapa Yuri benar benar senang berada di dekat mereka. tak lama hp Yuri bergetar, menampilkan nama minguriii , dan melangkah ke balkon

"halo?"
"YUL RUMAH LU DIMANA, GUA UDAH DI STASIUN!!!"
"hah kok lu gabilang sih udah disini? lu udah ngurusin surat surat sekolah?"
"ih udah itu mah aman sama ayah, minggu depan gua udah bisa sekolah"
"juu"
"apaan? cepetan please, gua takut udah malem"
"masalahnya gua ga dirumah, lagi nginep dirumah temen"
"lu ga kabur kan?" selidik minju
"ga ini lagi have fun aja mau nginep, gimana dong?"
"yah yaudah gua check in hotel aja, jemput dong anterin ke hotel"
"gua kan gabisa bawa mobil minju, eh coba temen gua bisa ga ya"
"oke, gua tunggu jangan lama"

setelah telfon mati, terdengar dari kamar sorak gembira mereka, Yuri ingin menjemput sahabatnya, tapi ia malu, ia begitu merepotkan. Yuri akhirnya masuk kembali menuju yang lain

"YEY MAKASI GUYS BOLEHH YEYYYYY" ucap Yena gembira

"Yur gua boleh nginep lagi, yeyyy" ucapannya disahuti teriakan bahagia dari yang lainnya

"guys kalian ada yang bisa bawa mobil ga?" kalimat yang dilontarkan Yuri yang berhasil membuat semuanys terdiam

"ada apa kak?"

"em ini, temen aku ada yang baru pindah sekolah di sekolah kita, dia baru nyampe sini lagi di stasiun anaknya, kasian juga udah malem, dia mau check in" yang lain fokus mendengarkan cerita Yuri dan mengangguksn kepalanya

"gaada yang bisa sih kalo mobil, chaeyeon bisa!!!"
"pelor tuh anak, udah di mimpi dia"
"iya juga"

"kan kita ada supir woi!!!"
"OH IYA YA" ucap kedua bocah itu serempak, Wonyoung tak habis pikir dengan kedua orang ini

"yaudah ayo"


to be continued

Roleplayer || JinjooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang