Waktu Itu

765 47 1
                                    

Ke Esokan Harinya

Keisha bangun dari tidurnya. Dia terkejut dengan keadaan dirinya. Tidak memakai pakaiannya, hanya di tutupi selimut. Dia kemudian duduk diatas kasur sambil menutupi bagian tubuhnya oleh selimut.

Leo keluar dari kamar mandi.

"Apa yang kamu lakukan?, apa semalam terjadi sesuatu di antara kita?." Mata Keisha berkaca-kaca, dan dia juga terlihat ketakutan.

Leo mendekat, dia duduk di dekat Keisha.

"Semalam? apa kamu tidak mengingatnya?." Leo tersenyum jahat.

Kemudian dia menyentuh pipi Keisha.

"Semalam kita bercinta. Sekarang kamu sudah sepenuhnya milikku. Ayo kita menikahh."

Keisha berusaha mengingatnya, dia mengingat samar-samar apa yang di lakukan Leo pada dirinya. Dia berusaha menahan tangisannya.

"Kenapa kamu melakukannya!? kita belum menikah, kamu tidak boleh seperti ini!."

"Tapi, kita semalam bersenang-senang. Dan sepertinya kamu mengingatnya." Leo tidak merasa bersalah atas dirinya.

"Aku tidak pernah menginginkannya. Kamu memaksaku. Lebih baik sekarang kamu pergi! aku ingin sendiri."

Leo tiba-tiba memeluk Keisha dengan senyum jahat nya.

"Oke aku akan pergi, kamu pikirkan baik-baik soal- pernikahan."

Leo kemudian pergi dari ruangan kamar hotel itu. Dia tidak menunjukkan penyesalan sama sekali. Dia tidak peduli apa yang sudah ia lakukan. Dia hanya terobsesi untuk memiliki Keisha, sampai-sampai segala cara ia lakukan, sekalipun itu hal buruk.

Keisha disana menangis, mengingat apa yang telah terjadi pada dirinya.

Tapi, sialnya dia tidak mengingat kejadian tragis semalam. Karena, Leo sudah menghapusnya lewat suntikkan, yang ternyata bukan hanya menyebabkan pingsan, tapi juga bisa menghapus ingatannya.

Setelah beberapa lamanya...

Keisha pulang ke rumah, dia siap-siap bekerja. Meski dirinya sedang terpuruk, tapi dia tetap harus melakukan pekerjaannya.

Dia sudah sampai perusahaan, dan masuk keruangan Ceo, karena tempat ia kerja berada di ruangan yang sama dengan Zea.

Tapi, Zea hari itu tidak datang... karena kejadian semalam.

Bahkan dia selamat atau tidak, tidak ada yang tahu.

Malam Hari

Keisha berada di dalam Lift, dalam perjalanan pulang turun ke lantai bawah.

Seseorang mengirim pesan teks.

Ternyata Zea, dia masih hidup... entah bagaimana dia menyelamatkan diri.

Dia mengirim pesan teks- bahwa dia tidak bisa masuk kerja untuk beberapa hari. Dan Keisha sebagai Asisten Pribadinya, harus membantu mengurus pekerjaannya.

Hari-hari Keisha berjalan tanpa ada sosok Zea. Entah kenapa dia merasa hampa tanpa adanya Zea.

Satu sisi dia juga masih belum bisa pulih dari rasa sakitnya, mengenai kejadian malam itu di hotel.

3 Hari berlalu...

Keisha pergi menemui Zea.

Dia menekan pintu bel, tapi Zea tidak keluar. Sampai beberapa kali Keisha menekan pintu bel, akhirnya Zea keluar, dengan wajahnya yang terlihat pucat.

Tapi Keisha tidak melihatnya, karena dia tidak melihat ke arah Zea, dia mengalihkan pandangannya.

Keisha sudah duduk di kursi bersama dengan Zea.

The First and Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang