Meminta Restu

542 29 2
                                    

Zea masih berlutut dan menunggu jawaban Keisha.

Keisha menganggukan kepalanya dan menyetujuinya.

"Yaaaa... ayo kita menikah." Keisha menjawab tanpa ragu.

Terlihat sekali kebahagiaan tersirat di wajahnya.

Mereka kemudian saling memakaikan kalung berbentuk hati itu dan berpelukan.

Pagi itu mereka melihat hamparan laut di atas hotel dimana mereka menginap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi itu mereka melihat hamparan laut di atas hotel dimana mereka menginap.

"Good morning sayaanggg..."

Pipi Zea memerah saat Keisha memanggilnya seperti itu dengan suara manjanya. Jujur dia sedikit geli mendengarnya karena tidak terbiasa di panggil seperti itu, tapi dia juga bahagia.

"..." Zea tidak mengatakan apapun di tengah kesaltingannya.

"Kenapa sayannngg, kamu gak mau di panggil kayak gituu." Keisha mendekatkan wajahnya, dia semakin usil.

"Syuuuttt..." Zea menutup bibir keisha dengan jari telunjuknya.

"Aku seneng kamu manggil aku kayak gituu bahkan jantung aku hampir melompat xixiiii...."

"Kita kan sebentar lagi akan menikahh, nanti siapa yang jadi suami dan istri?."

"Aku jadi suami kamu." Zea sangat yakin dengan jawabannya.

Keisha kemudian tersenyum.

"Okeeee... berarti aku yang jadi istri kamuu."

Percakapan mereka sangattt sangatttt terdengarrr....

Hufftt aku tidak berkomentar.

"Tapi kapan kita akan meminta restu pada keluarga kita?."

"Kita lakukan secepatnya..." Meski Keisha mengatakan seperti itu, tapi dia juga terlihat sedikit ragu. Dia takutt orang tuanya tidak merestuinya.

Tentu saja Zea juga merasakan hal yang sama, tapi dia tidak menunjukkannya.

3 Hari Kemudian...

Mereka sudah berada di indonesia dan Zea mengajak Keisha tinggal di rumah peninggalan Ibunya, malam itu Zea sedang memasak dan Keisha memeluknya dari belakang.

"Bagaimana jika salah satu dari keluarga kita tidak merestui hubungan kita?." Keisha sangat sedih.

Zea kemudian mematikan kompor.

Dia kemudian berbalik ke arah Keisha dan memegang kedua pundaknya.

"Kita memang tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya pada hubungan kita. Tapi... apapun yang terjadi, kita hadapi sama-sama." Zea meyakinkan Keisha kemudian memeluknya.

"Sekarang ayo kita makan malam dulu..."

Mereka sudah berada di meja makan.

"Keii apa orang tua kamu ada di rumah, saat itu pas aku pergi ke rumah kamu, aku gak pernah liatt mereka."

The First and Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang