Sub genre : teenfict
"Mau sampai kapan kau tidur hah?" Seseorang mengguncang bahu ku.
"Apa kau baik baik saja? Astaga kau pucat sekali, Rika cepat bawa dia ke uks" Aku semat mendengar seseorang mengiyakan lalu membopongku ke suatu tempat.
"Ini dimana?" Tanya ku lirih.
"Astaga kau benar - benar sakit ya? Sudah ku bilang jangan memaksakan diri jika tidak enak badan" Gadis itu membawaku ke sebuah ruangan kecil, kurasa itu bagian kesehatan.
"Dimana aku?" Tanyaku sekali lagi.
"Kau di kastil awan bersama pangeran.. tidak lah bodoh kau di sekolah Alisha, aku ulangi Sekolah" Aku memperhatikan pakaian yang gadis itu kenakan, pakaian yang aneh, kemeja putih dengan logo di dada kiri dan lengan, serta rok panjang bewarna abu - abu, aku tak pernah melihat pakaian seperti itu sebelumnya, aku menyadari bahwa aku juga menggunakan nya.
"Mengapa kau memandangi ku seperti itu? Mengapa kau terlihat seperti orang amnesia?" Aku menemukan cermin di sisi ruangan, aku terlihat seperti orang biasa, seorang gadis remaja?.
"Hei Alisha jangan melamun seperti itu, apa kau baik baik saja?" Aku mengganguk, merogoh sesuatu dari saku ku.
"Apa itu? Tongkat? Mengapa kau membawa tongkat?" Tongkat Meliodas masih berada di tangan ku, aku menggeleng.
"Kurasa aku tak sengaja membawanya, terimakasih Karena sudah mengkhawatirkan ku, kurasa aku akan beristirahat sejenak" Gadis itu menatap ku.
"Kau tidak baik baik saja Alisha, jangan kemana - mana, aku akan mengantar mu pulang setelah pelajaran ini" Gadis itu pergi meninggalkan ku.
Aku memijat keningku, apa yang baru saja terjadi? Dimana aku? Sekolah? Sejak kapan aku sekolah? Astaga terdampar dimana aku? Apa yang terjadi dengan nona Eureka dan Kakek tua itu.
Ugh... kening ku sakit, tapi jika semua itu mimpi seharusnya tongkat ini tidak ada, apakah ini adalah mimpi? Aku mencubit diri ku sendiri, sakit.
"Well... tampaknya ada seseorang yang kebingungan" Sosok wanita mengenakan jas hitam rapi melenggang masuk.
"Apa kau baik baik saja? Kudengar dari teman sekelas nu bahwa kau tiba tiba sakit, ada apa? Apa sesuatu mengganggu mu?" Tanya wanita itu, ia mengambil tempat di depan ku.
"Mungkin karena sakit itu nona, aku tidak apa apa" Wanita itu menaikan alis.
"Nona? Ahahaahha... di dunia ini tidak ada yang menggunakan nona tuan putri, mereka menggunakan miss" Mata ku membelalak.
"Nona Eureka? Itu kau?" Wanita itu mengganguk.
"Dimana ini? Apa yang terjadi?" Tanyaku panik.
"Tenang Alisha, aku juga sedang mencari tau apa yang terjadi, tapi untuk sementara menurut tuan Kael kita sedang berada di dimensi lain, dunia alternatif yang cenderung lebih stabil, kami masih meneliti lebih lanjut, jadi hingga saat itu tiba nikmati hari mu di dunia ini" Ucap Nona Eureka riang.
"Oh dan satu lagi, panggil aku miss, dah sampai jumpa lagi tuan putri" Miss Eureka pergi meninggalkan ku.
Aku merebahkan diri di ranjang, terdiam cukup lama, dunai yang lebih stabil, apakah aku akan merasakan kedamaia disini? Aku termenung cukup lama merasakan keheningan yang perlahan menyelimuti ku dengan perasaan lega, mungkin miss Eureka benar, aku bisa sedikit menikmati kedamaian di dunia ini.
"Hey... apa kau termenung karena memikirkan ku?" Disaat aku hampir tertidur, dua orang laki laki menyerobot memasuki ruang kesehatan, kedua nya meributkan sesuatu yang tidak ku pahami.
"... dia memikirkan ku.."
"... tidak itu aku... "
"... kau jelek..."
Aku menatap mereka berdua aneh.
"Ehm... bukan bermaksud mengganggu, tapi kalian siapa ya?" Kedua nya membatu, terlihat raut wajah tak percaya seolah-olah mereka melihat hantu.
"Hush kalian berdua mengganggu saja, pergi pergi, Alisha sudah tak mengingat kalian" Gadis yang sebelumnya membawaku kemari tiba, kedua lelaki itu berjalan tersaruk saruk seperti binatang terluka.
"Miss Eureka sudah menjelaskan keadaan mu kepadaku, akan ku bantu dirimu untuk mengingat lagi, omong - omong namaku Rika, teman mu" Ia menawarkan dirinya untuk membopongku, dengan halus aku menolak tawaran itu karena aku sudah dapat berjalan.
"Terimakasih Rika, kalau boleh tau apa yang Miss Eureka bilang tentang ku? " tanya ku, Rika berfikir sejenak.
"Kau terkena amnesia sejenak, jadi aku harus membantumu untuk mengingat segalanya, karena beliau bilang amnesia mu cukup parah" Jelas Rika.
Rika mengantar ku ke suatu tempat menggunakan semacam kendaraan yang pernah kulihat di kota iblis, kereta kuda tanpa kuda yang bergerak sendiri, Rika menyebutnya mobil.
Selama perjalanan Rika menjelaskan banyak hal, mengenai fungsi gedung - gedung yang kami lewati, taman yang di kelilingi orang membawa gerobak, sekilas aku teringat dengan pengungsi di kerajaan ku dahulu, Rika bilang mereka adalah penjual makanan.
Kami tiba di sebuah gedung berbentuk aneh, ia menyebutnya apartemen, bangunan di dunia ini memang cukup aneh meski berberapa tampak familiar di kota iblis.
"... Ini adalah tempat mu tinggal, disitu ada tv, laptop yang sering kau gunakan untuk menonton dan dapur untuk memasak makanan, untuk malam ini akan ku kirimkan makanan, dan itu tempat kau untuk mandi dan buang hajat, apa sudah jelas?" Aku mengganguk, lalu teringat sesuatu.
"Ini apa?" Rika menghela nafas panjang, ia cukup sabar menghadapiku, aku merasa bersalah karena menyembunyikan sesuatu darinya.
"Ini namanya handphone, ini untuk menghubungi seseorang, kau menggunakannya seperti ini" Kami menghabiskan 39 menit kedepan untuk mengajari ku menggunakan benda persegi yang kutemukan di saku mu.
Tak lama kemudian Rika meninggalkan ku karena matahari telah terbenam, aku termenung di kursi empuk bernama sofa, menatap kota di dunia ini bercahaya ketika malam tiba, sungguh indah, tampak seperti kota iblis namun lebih hidup, lebih bewarna dan indah, tanpa sadar aku menitikkan air mata.
Mungkin Miss Eureka benar, aku akan menikmati hari hari ku di dunia ini.
...
YOU ARE READING
Shatter Dimensions
FantasyTerombang ambing dalam keputus asaan tanpa tempat untuk pulang, kemanakah aku harus pergi? jika dunia yang aku ingat tidak pernah ada