Sub genre: Fantasy
"Sebelumnya aku berterimakasih kepada kalian semua karena telah berkenan untuk memenuhi panggilan ku" Tuan Kael mengambil tempat di belakang meja besar nya.
Ada berberapa orang di sana, tak banyak namun mereka lebih dari cukup untuk mengatasi permasalahan di sekolah, termasuk Zen yang tengah menikmati makan malam nya di pojokan ruangan.
"Malam ini aku ingin mendengar laporan dari kalian mengenai tugas yang ku berikan, kuharap semua baik - baik saja disamping kebobolan hari ini, itu bukan salah siapa - siapa " Satu persatu dari mereka menyerahkan berkas laporan pada Tuan Kael, ia mengangguk puas.
"Ah... jadi rumor itu benar ya? Tentang booth telephone yang kita pasang bulan lalu?" Tanya tuan Kael pada Rika.
"Dapat kami pastikan benar tuan, telepon itu tersambung dengan dimensi lain, kebanyakan yang menggunakan nya berusaha menghubungi dirinya dari dimensi itu, namun dari pengamatan kami hanya satu - dua orang yang berhasil" Jelas Rika.
"Bagus... kalian menjalankan tugas dengan baik, aku apresiasi itu" Rika mengganguk puas, tampaknya ia ingin menyampaikan sesuatu namun ragu, tua Kael menangkap keraguan nya.
"Apa ada yang ingin kau sampaikan nona Rika?" Rika menghela nafas memberanikan diri.
"Maaf tuan Kael, namun seperti yang anda janjikan sebelumnya..." Tuan Kael tersenyum.
"Ah... tentang itu, tentu saja Rika, kalian osis mendapat wewenang untuk mengubah peraturan sekolah, namun aku tegaskan, peraturan itu harus membawa kebaikan bagi sekolah kita" Rika menggeleng.
"Bukan hal itu yang kami khawatir kan tuan Kael.." Salah satu dari anggota osis yang hadir di ruangan itu menyerah kan sebuah rekaman.
"Ah... masalah itu, sudah lama aku menyadari nya, bagus juga kalian berani melaporkannya, tenanglah, kalian tak perlu khawatir, biar aku urus masalah itu." Rika tampak lega.
"Baiklah tuan, terimakasih".
...
Tuan Kael berdiri di depan booth telepon itu, ia mengetuk tongkatnya berberapa kali, tampak lingkaran sihir hijau terbentuk di bawah booth telepon itu, berpendar lemah.
Tanpa ragu tuan Kael memasuki booth telepon itu, mengangkat gagang telepon nya dan mulai berbicara, aku tak dapat mendengar apa yang tuan Kael bicarakan, aku tak dapat membaca wajah nya, tak lama tuan Kael menutup telepon nya, keluar lalu melihat ke atas langit, apa yang ia lihat?
"Zen... aku tau kau disana, keluar lah" Jantung ku seketika berhenti, bagaimana ia dapat menemukan mu.
Tak ada pilihan lain, aku keluar dari persembunyian ku, Tuan Kael tersenyum.
"Aku suka rasa ingin tahu mu Zen, kemarilah biar aku jelaskan apa yang ingin kau tau" Aku berjalan di sisi Tuan Kael.
"Aku tau kau penasaran dengan apa yang dapat aku lakukan bukan begitu Zen?" Aku mengangguk lemah.
"Aku tak dapat menjelaskannya secara rinci, namun anggap saja seperti ini, aku dapat meratakan kota ini dengan tanha dan menggantinya dengan yang baru, anggap seperti itu, paham?" Aku mengganguk.
"Bagus.. lalu siapa tadi yang baru saja ku hubungi? Aku menghubungi orang - orang ku di luar, itu saja, memastikan bisnis ku berjalan lancar, karena kekuatan itu ada pada otak dan harta bukan begitu?"
Kami tiba di gerbang sekolah, Tuan Kael bersikeras untuk mengantar ku pulang dengan jemputannya, aku merasa bersalah.
Sepanjang perjalanan aku berusaha memahami apa yang tengah terjadi di sekolah kami, permasalahan semakin rumut setiap hari nya, terutama setelah gadis bernama Alisha itu bertingkah aneh, astaga... aku butuh healing.
...
YOU ARE READING
Shatter Dimensions
FantasyTerombang ambing dalam keputus asaan tanpa tempat untuk pulang, kemanakah aku harus pergi? jika dunia yang aku ingat tidak pernah ada