🌸 Disappear # 06

403 46 6
                                    

Yaya memeluk temannya yang sudah lama tidak dia jumpai.
"Bagaimana kabarmu?" Tanya Yaya. (Name) beralih menatap Lily yang menerjemahkan ke bahasa isyarat.

"Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?"
"Aku sangat baik!" Matanya melirik ke arah Boboiboy yang sedang memarkirkan sepedanya.

"Senang mendengarnya!" Kata (name).

" ( Name)! Kenapa.kau.bisa.bersama.boboiboy?" Tanya Lily dengan bahasa isyarat.

'oh,tadi..dompetku..hilang..boboiboy membantuku..membayar.belanjaanku..dia..juga..membantuku..membawanya,' jawab (name). Gadis itu Menggunakan bahasa isyarat.

Yaya bisa melihat Boboiboy yang terus memperhatikan (name). Yaya merasa cemburu,tapi mau bagaimana lagi. Hati remaja itu bukan untuk nya, melainkan untuk dia.

"(Name) Masih ingat aku gak?" Tanya Ying melambaikan tangan. Gadis surai (h/c) itu menoleh dan mendapati gadis rambut hitam berkacamata kuning. Rambutnya yang dulu ia ikat dua sekarang di kuncir satu ke belakang.

(Name) Sudah pasti mengenal sosok Ying dan Yaya yang selalu membantu hubungannya dengan Boboiboy.

Lily membantu menerjemahkan. (Name) Mengangguk antusias dan memeluk Ying.

" Kawan baik aku! " Kata (nama). Dia juga memeluk Lily dan Yaya. Keempat gadis itu saling tertawa. Sosok Boboiboy seakan seperti nyamuk. Dia hanya mengamati reuni keempat sekawan itu.

Namun,dia juga senang melihat Yaya dan Ying kembali tersenyum cerah seperti dulu. Ternyata,keberadaan gadis itu memang sangat berefek.

Sang matahari.

Lalu, tiba-tiba manik hazel nya melihat Yaya. Yang sekarang berstatus sebagai kekasihnya.
.

.

.

.

Yaya P.O.V

Entah sejak kapan,aku mulai merasakan perasaan aneh ketika berada di dekatnya.

Boboiboy,cucu dari pemilik kedai coklat tok Aba dan juga teman masa kecilnya. Kala itu, Boboiboy hanya datang berlibur ke Pulau rintis,namun tak lama dia akhirnya tinggal bersama tok Aba dikarenakan orang tuanya yang sibuk. Dia juga datang bersama Ochobot,adik sepupunya.

Kami selalu berkumpul dan bermain bersama,kapanpun dan dimanapun.

Namun,sejak duduk di bangku SMP. Aku mulai menyadari,bahwa aku menganggap Boboiboy lebih dari sekedar teman masa kecil.

Saat sedang bersama Boboiboy,hatiku berdetak lebih cepat. Aku mulai memendam perasaan ini sampai akhirnya kami duduk di bangku SMA.

Aku sudah memutuskan akan mengungkapkan perasaannya kepada Boboiboy. Aku tidak peduli jika dia menolak.

Aku hanya ingin jujur dan mengungkapkan perasaan ku yang sebenarnya.
Tak apa jika di tolak,toh kami masih bisa berteman.

Rencananya,aku akan mengajak Boboiboy makan bersama di atap sekolah. Aku sudah membuatkan bekal untuknya, tak lupa dengan biskuit buatanku.

Ku buka pintu dan melihat pemandangan dari atas gedung sekolah. Atap sekolah memang selalu sepi,jarang ada yang berkunjung ke sini.

Saat itu,aku mendengar suara tangisan.

Gadis berpenampilan lusuh dengan surai (h/c) yang terlihat berantakan dan dipotong tak rapi. Ada gunting tergeletak di lantai bersama dengan potongan-potongan rambut.

Melihat ada air genangan di sekitar gadis itu,aku baru sadar bahwa dia basah kuyup.

Ada apa Ini? Gadis itu...

Disappear🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang