Kedatangan Tiba-tiba

128 39 4
                                    

“Ma, tahu nggak kalau rumah yang dekat gang itu suaminya selingkuh sama teman kerjanya.” Almira mendatangi mamanya, Rahayu.

Rahayu mengerutkan keningnya “Kamu perasaan nggak pernah dirumah kenapa tahu perselingkuhan mereka?”

“Kemarin waktu masukin mobil dengerin tetangga.” Almira menjawab sambil lalu.

“Mama dengar dari papa kalau kamu nolak Kevin?” Almira menganggukkan kepalanya “Alasanmu dibuat-buat.” Almira membelalakkan matanya mendengar perkataan Rahayu “Kamu tahu nggak kalau pria itu memang harus patuh sama ibunya, jadi kalau kamu nikah jangan pernah minta suami kamu milih salah satu diantara kalian berdua. Apa salahnya anak mami? Kamu juga anak mama, nggak jauh beda sama Kevin.”

“Kevin mah keterlaluan, Ma. Masa beli roti pakai hubungi maminya mau rasa apa, jumlahnya berapa dan banyak yang lain. Apa yang mama bilang aku paham, cuman nggak kaya Kevin juga. Terus aku beda sama Kevin ya, Ma. Aku bisa mandiri nggak dikit-dikit mama.” Almira melakukan pembelaan.

“Susah bicara sama kamu kalau lebih senang dengar gosip daripada dengerin mama ngomong.” Rahayu menggelengkan kepalanya “Kamu coba keluar sama Kevin buat saling mengenal satu sama lain.”

“Mama sama papa jodohin aku sama Kevin buat apa? Kalian berdua pasti ada sesuatu kalau sampai begini.” Almira memberikan tatapan penuh selidik pada mamanya.

“Mama sama papa cuman mau kamu membuka hati buat pria, semenjak kamu baca gosip perselingkuhan atau apalah itu penilaian kamu tentang pria jadinya negatif mulu. Untung aja kamu nggak menilai negatif papa sama masmu.” Rahayu menggelengkan kepalanya membuat Almira memutar bola matanya malas.

“Mereka berdua beda, Ma. Papa nggak mungkin berselingkuh dari mama karena papa orang yang paling setia.” Almira mengatakan dengan nada bangga “Makanya aku mau cari kaya papa bukan kaya mas.”

Rahayu hanya menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Almira yang sama sekali tidak bermanfaat “Apa salahnya mencoba? Bukan berarti mama minta kalian menikah besok, mama cuman mau kamu nggak mikir negatif mulu sama cowok. Jangan bilang kalau kamu balik arah?” Almira menatap bingung “Suka sesama.”

“ASTAGA! Mama kenapa mikirnya begitu?” Almira membelalakkan matanya mendengar tuduhan sang mama.

Rahayu hanya mengangkat bahunya yang membuat Almira masih tidak percaya jika kata-kata itu keluar dari mulut mamanya.

“Ucapan seorang ibu itu doa loh, Ma.”

Rahayu memukul Almira yang membuatnya hampir teriak “Mama cuman tanya bukan mendoakan, habisnya kamu disuruh coba sama Kevin nggak mau atau pria-pria sebelumnya, sekarang salah mama tanya begitu? Makanya jangan lihat atau baca hal negatif dan nggak penting.”

“Hiburan, Ma.” Almira masih membela dirinya “Sekarang mama milih aku ke diskotek atau baca gosip?”

“Nggak semuanya, bicara sama kamu buat mama pusing.” Rahayu memijat kepalanya pelan mendengar perkataan Almira.

Almira yang melihat mamanya sedang memijat kepalanya jadi merasa bersalah, memeluk mamanya dari samping yang membuat Rahayu hanya bisa menepuk pelan lengan Almira.

“Al, janji kalau sudah dapat cowok yang sesuai pasti nggak akan ragu buat nikah.” Almira menenangkan mamanya agar tidak terlalu memikirkan dirinya.

Berita terbaru, artis inisial A menggugat cerai istrinya. A membeberkan jika istrinya boros dan menghitung semua pengeluaran yang telah dikeluarkan selama pernikahan mereka yang sudah berjalan 15 tahun. A tidak memberi tahukan alasan perpisahan mereka, tapi yang pasti hak asuh jatuh akan berada di A karena anak-anak juga memintanya.

“Ma, apa perlu waktu menikah nanti buat perjanjian pernikahan?” Rahayu memukul lengan Almira yang membuatnya terkejut “Mama dengarin berita tadi, berarti memang perjanjian pranikah itu penting, biar nggak ribet kalau nanti cerai.”

“Mau sama cowok aja belum, menikah aja belum sekarang sudah membahas perjanjian pra nikah dan kata-kata cerai.” Rahayu menggelengkan kepalanya.

“Buat jaga-jaga, Ma. Apalagi aku ada bakery yang sudah berjalan hampir dua tahun ini, aku nggak mau nanti suami aku minta toko itu.” Almira memberikan alasan yang masuk akal.

“Terserah! Cari cowok yang benar dan kalau bisa pernikahan itu sekali seumur hidup tanpa perceraian.” Rahayu memberikan nasehat yang hanya diangguki Almira.

Almira memilih fokus mencari berita tentang A, Rahayu yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya. Almira dengan berita perceraian dan perselingkuhan akan semakin semangat mencari tahu, tidak lama kemudian pemikiran tentang menikah akan hilang dan langsung membuat orang tuanya pusing.

“Bu, Mbak ada tamu cari Mbak Al.”

Almira menghentikan gerakan tangannya pada ponsel menatap asisten mamanya yang berdiri tidak jauh dari mereka, mengerutkan keningnya karena sama sekali tidak membuat janji dengan siapapun. Mengalihkan pandangan kearah mamanya yang hanya mengangkat bahu tanda tidak tahu apa-apa, bisa dipastikan yang datang bukan Kevin.

“Siapa, Mbak?” tanya Rahayu mewakili Almira.

“Cowok, Bu. Belum pernah kesini, kulitnya beda sama kita sedikit lebih gelap.”

Almira membeku saat mendengar gambaran tamu yang ada di rumahnya, perutnya seketika langsung mual yang membuat Almira berlari ke kamar mandi. Rahayu yang melihat menatap bingung dan meminta asisten rumah tangganya membawa tamu Almira kedalam, memanggil Bagas untuk menemani teman Almira.

“Memang siapa? Kenapa kamu sampai mual begini?” Rahayu mendekati Almira yang baru keluar dari dalam kamar mandi.

“Customer, barusan pesan dalam jumlah banyak.” Rahayu masih memberikan tatapan penuh selidik dan tidak mempercayai jawaban Almira “Huh...teman, Ma.”

Rahayu menganggukkan kepalanya paham “Kenapa sampai ke kamar mandi? Mual begitu? Memang ada yang salah dari temanm?” Almira tidak bisa menjawab pertanyaan Rahayu yang memang tidak ada jawabannya “Apa karena kulitnya beda sama kamu? Lebih gelap?” Almira menganggukkan kepalanya pelan “ASTAGA, AL! Mama sama papa nggak pernah ngajarin kamu...”

“Bu, bapak minta Mbak Almira buat keluar.”

Pembicaraan mereka terhenti saat asisten rumah tangga datang dan memotong kalimat yang akan Rahayu berikan pada Almira, tidak bisa menolak lagi dengan terpaksa Almira mengikuti permintaan papanya keluar dari kamar. Langkah kakinya hampir terhenti jika mamanya tidak mendorong semakin maju, tampak Julius berdiri dan mengulurkan tangannya pada mama Almira.

Almira yang melihat perbuatan Julius hanya diam, tampak ekspresi bahagia keluar dari wajah kedua orang tuanya dan Almira membenci itu. Wajah penuh harap atas hubungan mereka nantinya, memilih diam dan membiarkan Julius mengatakan maksud dan tujuannya datang ke rumah.

“Ada apa datang ke rumah?” Almira membuka suaranya setelah kedua orangtuanya masuk kedalam dan menyadari jika mereka sedang menguping pembicaraan ini.

“Terima kasih buat bantuannya saat itu, aku nggak ada tempat yang dituju.”

“Aku yang harusnya terima kasih, terima kasih memesan buat acara dan mempercayakan pada kami. Jadi hanya itu? Harusnya kamu bisa bicara sama asisten yang kemarin melayani kamu.”

“Apa aku semengerikan itu setiap bertemu selalu mual?”

Unbelievable MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang