“Mereka keluarga harmonis,” ucap Rahayu ketika keluarga Julius sudah pulang “Mereka juga akrab sama orang tua angkat Julius, mama sama papa pernah tanya-tanya tentang keluarga Julius ke orang tua angkatnya dan sesuai sama apa yang mereka bicarakan.”
Almira mendengarkan perkataan mamanya, pertemuan yang pastinya tidak bisa lagi membuat dirinya mundur. Julius di mata keluarganya tidak ada nilai negatif, sedangkan dari Almira sendiri masih terdapat keraguan dan pastinya ketakutan. Pengalaman di masa lalu masih membuatnya takut, karma pastinya akan terjadi cepat atau lambat, itu yang membuatnya semakin takut. Menjaga diri agar tidak memasukkan perasaan setiap bersama dengan Julius, tapi pada kenyataan Almira tidak bisa melakukan itu.
“Mas Angga kemana, ma?” tanya Almira penasaran karena tidak melihat keberadaan kakaknya tersebut.
“Angga keluar nggak tahu kemana,” jawab Rahayu sambil mengangkat bahunya “Kamu masih ragu sama Julius?” Rahayu menatap lembut Almira “Kamu udah jarang cerita sama mama, lebih sering sama Resti.”
“Malu kalau cerita sama mama terus nanti ujung-ujungnya dapat siraman rohani. Resti sudah sangat cukup kasih siraman rohani jangan sampai mama melakukan hal yang sama-sama nanti bisa-bisa kupingku sakit,” jawab Almira sambil mengerucutkan bibirnya.
Rahayu menggelengkan kepalanya “Kamu sudah yakin sama Julius, kan? Pernikahan ini kamu yang jalani bukan mama atau papa, keluarga Julius memang baik tapi kalau kamu tidak yakin jangan diteruskan, pernikahan sekali seumur hidup memang itu keinginan semua orang maka dari itu harus mencari yang membuatmu yakin. Pernikahan pastinya akan banyak masalah yang terjadi, kamu dan Julius harus bisa menyelesaikan dengan kepala dingin, bukan hanya tugas Julius yang menyelesaikan tapi kamu juga. Komunikasi kalian harus berjalan baik, kalau ada apa-apa langsung cerita bukan hanya diam dan menjadikan masalah itu besar. Ranjang adalah solusi paling bagus untuk menyelesaikan masalah kalian jika sedang tengkar, kamu jangan menolak hubungan intim selain dosa juga pria akan mencari sesuatu yang lain diluar rumah.” Rahayu memberikan nasehat tambahan.
“Benar, kan? Mama kasih siraman rohani lagi,” ucap Almira yang masih mengerucutkan bibirnya.
“Kamu mau cari yang gimana lagi?” suara Bagas terdengar membuat Almira menatap kearahnya “Kevin ditolak karena anak mami, sekarang Julius juga mau ditolak lagi? Kalau kamu nggak yakin ya langsung tolak kemarin, kasihan orang tuanya jauh-jauh datang kesini loh.”
“Kevin masih ketemu sama papa?” tanya Almira penasaran.
“Mau ngapain memang? Nggak usah aneh-aneh.” Rahayu memberikan tatapan tajam yang seketika Almira menipiskan bibirnya “Mama lihat Kevin bukan seperti yang kamu bilang, kamu aja yang nggak suka dan cari-cari alasan buat nolak. Sekarang mau hubungan sama Kevin? Kamu yang nolak sekarang mau hubungan lagi, ibarat kata menjilat ludah sendiri.”
“Mama...aku kan cuman tanya, lagian dari awal udah nggak suka sama Kevin. Mama aja nggak tahu kalau Kevin memang anak mami, Almira lihat sendiri dan yakin kalau dia akan apa-apa tanya sama maminya. Bukankah suami nanti harus mengambil keputusan? Kalau apa-apa masih mami bisa-bisa rumah tangga ada campur tangan orang lain.” Almira menatap malas pada Rahayu.
“Jadi sudah yakin?” tanya Bagas lagi.
“Papa gimana pendapatnya tentang Julius?” tanya Almira tanpa menjawab pertanyaan.
“Baik,” jawab Bagas singkat, Almira menatap tidak percaya “Kamu memang percaya pendapat papa?” Almira menganggukkan kepalanya “Kamu jadi buat perjanjian pra nikah?” Almira menatap bingung dengan pertanyaan Bagas “Papa tahu dari Angga sama mama bukan Julius, jadi kamu tetap buat perjanjian itu?”
“Kenapa? Papa nggak setuju? Semua demi menjaga toko roti yang sudah aku bangun, aku nggak mau kalau...”
“Ucapan itu doa jangan pernah mengatakan yang tidak-tidak,” potong Bagas membuat Almira terdiam “Tidak ada masalah dengan perjanjian, kamu bahkan melarang Julius untuk hubungan intim?”
“ASTAGA! SIAPA YANG NGAJARIN? Kamu nggak usah terima aja Julius, anak kamu ini.” Rahayu menatap kesal pada Almira.
“Aku belum siap,” ucap Almira sambil meremas tangannya dan menundukkan kepalanya.
“Menikah itu ibadah, hubungan intim juga ibadah. Kamu mau kalau Julius cari wanita lain? Kamu bisa aja bilang ya berarti Julius nggak setia, pria kalau dekat dengan wanita yang dicintai apalagi sudah halal pastinya nggak bisa menahan diri. Julius ngapain juga kalau ngajak kamu nikah? Dia sudah yakin dengan semuanya, perasaan dan materi. Papa kalau jadi Julius dan mama kasih aturan begitu, pastinya akan mencari yang lain dan itu wajar dilakukan pria.” Bagas memberikan nasehat pada Almira.
“Papa nggak setia dan cinta sama mama? Papa memang nggak bisa menahan diri dengan tidak melakukan hubungan intim? Pernikahan tidak hanya tentang hubungan intim, Pa.” Almira mengatakan dengan kesal.
“Hubungan intim tidak ada hubungan dengan cinta, papa bisa menahan tidak hubungan intim di beberapa kasus atau masalah. Beda dengan keinginan kamu setelah menikah nanti dimana kalian tanpa hubungan intim, kamu sudah memberikan ultimatum jika tidak ada hubungan intim setelah pernikahan. Julius akan bertahan berapa lama? Kalian berada dalam ruangan yang sama setiap harinya, kamu bisa bertahan tidak melakukan kontak fisik? Ada sesuatu yang sudah sah dan halal tapi nggak bisa disentuh, kamu mikirin perasaan Julius? Jangan jadi pasangan yang egois, kamu harus banyak belajar ke mama atau Resti tentang menjadi istri,” ucap Bagas dengan nasehat yang sangat panjang, tangannya membelai rambut Almira perlahan.
“Menurut papa, Julius akankah sama kaya papa atau Mas Angga?” tanya Almira menatap Bagas yang masih membelai rambutnya.
“Jangan menjadikan kami berdua patokan, masing-masing individu berbeda. Kamu aja berbeda dengan Angga, bagaimana bisa kamu menginginkan kita sama? Papa yakin kalau Julius bisa membahagiakan kamu, papa malah berharap jika Julius jauh lebih baik daripada kita berdua dalam menjaga kamu.” Bagas memberikan tatapan lembut pada Almira tanpa melepaskan tangannya pada rambut Almira.
“Makanya mau cari cowok model gimana lagi? Kamu mau sama Kevin aja?” suara Rahayu membuat Almira menatap kearahnya dengan mengerucutkan bibirnya “Mama capek sama kamu, masa semua hal harus pakai perjanjian.”
“Perjanjian pra nikah? Biarin aja, Ma. Julius sudah bicara sama papa dan Angga tentang itu.” Bagas mengatakan dengan nada santainya, Almira dan Rahayu menatap terkejut dengan apa yang Bagas ucapkan “Kenapa? Julius nggak kasih tahu?” menatap Almira yang hanya menggelengkan kepalanya “Papa harusnya tidak bicara tentang hal ini, harusnya Julius sendiri yang bicara.” Bagas menggaruk lehernya yang tidak gatal.
Suasana menjadi hening, tidak ada yang membuka suara sama sekali. Almira masih memikirkan semua yang dikatakan papanya, membuat perjanjian bersama dengan Julius atau lebih tepatnya Julius meminta pendapat kedua pria yang berarti dalam hidupnya. Almira tidak tahu bagaimana cara Julius memandang semuanya, hal-hal yang biasanya membuat para pria mundur tapi nyatanya tidak berlaku pada Julius, mungkin yang mereka katakan memang benar setidaknya Almira membuka hati pada Julius dan memulai hal yang baru.
“Jangan sampai kamu melepaskan pria yang sudah sebaik itu, mau cari dimana lagi pria begitu.”Vote dan komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbelievable Marriage
عاطفيةMenikah? Tidak ada dalam isi kepala Almira. Usianya memang sudah cukup untuk menikah, tapi melihat berita artis dan lingkungan sekitar membuat Almira tidak mempercayai pernikahan dan menghilangkan semua pikiran tentang menikah. Julius, pria yang dat...