Tidak Masuk Akal

145 40 5
                                    

Menyingkirkan punggung tangan Resti dari keningnya, Almira menatap kesal kearah Resti yang beberapa kali meletakkan tangan atau punggung tangannya di kening. Resti melakukan itu setelah Almira menceritakan pembicaraannya dengan Julius, termasuk salah satu diantaranya tentang hubungan intim.

“Kamu benar-benar gila,” ucap Resti sambil menggelengkan kepalanya tanpa melepaskan tatapan pada Almira “Bagaimana bisa kamu berpikir sejauh itu? Apa yang kamu takutkan? Mau sampai kapan? Kapan kamu siap? Kamu tahu kalau dosa menolak atau tidak melayani suami?”

“Julius setuju,” ucap Almira penuh keyakinan.

Resti sekali lagi menggelengkan kepalanya “Bagaimana kamu nggak memikirkan perasaan Julius? Kamu tahu kalau egois? Kamu benar-benar egois, aku jadinya kasihan sama Julius. Kamu nggak ada bedanya sama Kevin.” Almira membelalakkan matanya menatap tidak percaya dan pastinya tidak terima “Kevin apa-apa bilang sama mami, kamu apa-apa lihat berita gosip dan mengikutinya.”

“Aku nggak seperti itu,” elak Almira langsung dengan nada tidak terima atas apa yang dikatakan Resti.

“Aku tanya sekarang? Kamu nggak kasihan?” Almira menggelengkan kepalanya “Nggak takut dosa? Dosa besar kalau nolak suami berhubungan intim,” lanjut Resti.

“Aku bukan menolak tapi...”

“Aku nggak paham sama jalan pikiranmu, Al. Kamu benar-benar sudah nggak bisa berpikir jernih sama sekali, bagaimana bisa kamu...” Resti memotong perkataan Almira sambil menggelengkan kepalanya “Aku yakin mama kamu juga nggak akan setuju dengan usul kamu, mending kamu nggak usah nikah sama Julius, mending Kevin aja sana.

“Nggak mau!” Almira menggelengkan kepalanya langsung “Aku nggak mau suami yang nggak tegas nanti...”

“Kalau gitu aku bilang aja sama Julius buat cari wanita lain yang nggak gila sama kamu, nggak kasih syarat begitu.” Resti masih memberikan tatapan tajam pada Almira “Kamu jangan berlebihan, Al. Nggak semua pria kaya artis-artis yang kamu baca atau teman kita yang gagal.”

“Suaminya ada yang baik, ajak makan malam abis itu dengan polosnya bilang kalau selingkuh. Nggak cuman sampai disitu waktu ibunya tu cowok sakit yang rawat istrinya, abis itu bilang kamu baik banget maaf aku selingkuh. Model cowok begitu banyak, Res.” Almira mengatakan penuh emosi.

Resti menghembuskan napas panjang “Nggak semua kaya begitu, Al. Aku lihat Julius bukan pria begitu.”

“Jangan menilai dari luar, Res. Penampilan bisa menipu.” Almira mengingatkan Resti.

“Kalau begitu hal yang sama kaya kamu agar jangan menilai dari luar, kamu sudah melakukan itu pada Kevin padahal kamu belum mengenal dengan baik, jadi apa bedanya mereka berdua? Buatku mereka sama-sama baik, kamu sudah menilai negatif pada Kevin dan sudah memilih Julius dimana artinya kamu sudah mengakui jika Julius lebih baik dibandingkan Kevin.” Resti menjelaskan detail dan masuk akal.

Almira terdiam mendengar semua ucapan Resti yang memang benar adanya, mengingat reaksi Julius pada saat Almira berbicara tentang keputusannya memang sudah terlihat jelas jika terkejut dan agak tidak terima. Pada saat itu perasaan bersalah sempat menghampirinya, tapi Almira meyakinkan diri jika ini yang terbaik, apalagi Julius menyetujuinya pada saat mereka selesai makan.

“Kamu lihat reaksi Julius waktu kamu punya ide gila itu?” suara Resti membuyarkan Almira yang membuat tatapan mereka bertemu “ASTAGA! ALMIRA...aku harus apa dengan sikapmu begini? Memang kamu mau suami kamu tidur sama wanita lain?”

“Kalau gitu dia nggak setia,” ucap Almira yakin “Mudah buat bercerai.”

“Kamu yang salah dalam hal ini, mau tanya berapa orang? Pasti mereka akan mendukung Julius mencari wanita lain dan meninggalkan kamu, apalagi alasan kamu nggak masuk akal sama sekali.” Resti masih memberikan tatapan tajam pada Almira “Kepalaku pusing, sekarang terserah kamu.” Resti memijat kepalanya pelan.

“Alasan aku masuk akal.” Almira membela diri.

Resti menghentikan pijatan di kepalanya, memberikan tatapan tajam pada Almira yang langsung menundukkan kepala “Bisa kasih tahu alasan apa yang masuk akal? Bagian mana? Kamu mau kita tanya berapa orang? Aku bisa tanya orang-orang yang ada disini.”

Almira terdiam mendengar pertanyaan dan nada suara Resti, mencari pembenaran atas apa yang dikatakannya pada Julius. Hubungan mereka memang sangat baru, sebelumnya bisa dikatakan hubungan atau tidak sama sekali. Bertemu setelah sekian lama tidak bertemu dimana situasinya Julius adalah customer, ciuman yang tiba-tiba Julius lakukan walaupun bisa dikatakan bukan ciuman. Julius menganggap apa yang dilakukannya salah dan berdosa, membuat Julius secara langsung mengajak Almira menikah, tentu saja Almira tidak memberikan dengan mudah.

Syarat yang diberikan memang gila, dimana mereka tidak berhubungan intim setelah menikah. Julius yang ekspresi wajahnya berubah tanpa mengeluarkan suara sama sekali membuat Almira mengambil kesimpulan setuju. Almira yang membutuhkan teman meminta Resti pendapat, bukan pendapat yang didapatnya melainkan kata makian dan tatapan tajam yang didapatnya.

“Aku nggak tahu harus bicara apa lagi sama kamu, aku yakin Julius juga berpikir hal yang sama. Aku sudah berkali-kali bilang kalau masing-masing rumah tangga memiliki permasalahan berbeda, faktor selingkuh bisa saja terjadi dan nggak semua pria seperti apa yang kamu bayangkan. Sekarang aku nggak bisa berkata apa-apa, keputusan aku balikkan sama kamu karena kamu yang menjalani selama ini.” Resti memberikan nasehat yang panjang “Aku pulang.”

Almira hanya diam melihat Resti yang membersihkan barang-barangnya, memikirkan semua yang Resti katakan. Berbicara dengan Julius pada saat itu, tidak tahu alasan yang tepat membuat Almira mengatakannya dan dirinya tahu jika itu tidak baik untuk rumah tangga mereka nantinya. Menghembuskan napas panjang, tampaknya Almira menyadari jika dirinya terlalu jahat pada Julius, tapi tidak bisa percaya begitu saja dengan semua yang Julius lakukan dan katakan.

“Al, kamu nggak papa?” suara Resti membuat Almira menatap kearahnya kosong “Kamu tahu rumah tangga itu bukan hanya pria tapi ada kita para wanita, rumah tangga itu komunikasi dan saling menghargai bukan hanya bicara tentang cinta. Kamu bisa menuntut Julius seperti itu, tapi apa kamu pernah baca kegagalan rumah tangga karena tidak becusnya seorang istri? Alasan para pria mencari wanita lain adalah itu, bukan alasan yang dibenarkan tapi biasanya memang itu yang terjadi untuk mencari alasan dari perbuatannya. Al, semua gosip yang kamu baca atau dengar dari teman itu memang yang salah adalah pria, tapi kita nggak pernah tahu kalau peran istri dalam tindakan suaminya itu memang ada.”

“Kamu malah menyalahkan wanita,” ucap Almira tidak suka.

“Kalau nanti kamu menikah dan tetap tidak mau berhubungan intim, jangan salahkan Julius mencari wanita lain diluar sana.” Resti mengatakannya dengan datar “Aku akan mendukung Julius mencari wanita lain kalau kamu tetap dengan apa yang kamu inginkan.”

“Kenapa semua pada bela Julius, sih?”

Vote dan Komen

Jangan lupa baca ceritaku di GoodNovel atau Karyakarsa atau BeStory

Unbelievable MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang