Belajar Terbuka

112 38 5
                                    

Menatap malas kertas yang diberikan Julius, meletakkannya begitu saja diatas meja membuat Julius mengerutkan keningnya. Almira tidak peduli dengan keberadaan Julius dihadapannya, pikirannya saat ini adalah pertemuannya dengan Raja dimana perkataannya membuat dirinya takut.

Masa muda yang dia lalui harus berhadapan dengan suami orang, tidak banyak yang tahu alasan Almira membaca berita gosip selama ini, tidak lain menyadarkan dirinya agar tidak masuk dalam kesalahan yang sama, ditambah lagi ketakutannya jika nanti akan mendapatkan balasan dari semua perbuatannya setelah nanti menikah.

“Kamu nggak mau baca?” tanya Julius yang tidak mendapatkan tanggapan dari Almira sama sekali “Apa ada sesuatu yang terjadi?” Julius menggenggam tangan Almira yang seketika menatap dengan tatapan tanda tanya “Kamu baik-baik saja? Nggak mau baca surat perjanjiannya?”

Almira menatap kertas yang ada dihadapannya “Perjanjian?” menatap Julius bingung “Ah...kamu sudah menambahkan beberapa?” mengambil kertas yang ada diatas meja.

Almira membaca kertas yang dipegangnya tentang perjanjian pra nikah, membaca ini seharusnya bahagia tapi sudut hatinya tidak merasakan kebahagiaan. Tatapannya kembali kosong dengan tangannya memegang kertas, tidak ada niatan Almira membaca kertas yang dibawa Julius. Melihat sikap Almira membuat Julius hanya diam memperhatikan, menunggu beberapa lama akhirnya tangan Julius mengambil kertas yang Almira pegang tapi tidak ada reaksi sama sekali.

Julius masih diam menatap Almira, menunggu reaksi yang akan keluar dari bibirnya. Menatap jam tangannya beberapa kali, tidak mendapatkan reaksi kembali semakin membuat Julius bertanya-tanya.

“Al, kamu ada masalah?” tanya Julius yang tidak mendapatkan balasan sama sekali “Almira,” panggil Julius memegang tangan Almira yang terkejut dengan sentuhannya “Kamu ada masalah? Tidak sesuai dengan yang kamu harapkan? Kamu nggak mau cerita sesuatu sama aku?”

Almira membisu tidak tahu harus mengatakan apa, pikirannya lagi-lagi kosong “Nggak usah perjanjian.”

Julius membelalakkan matanya mendengar kata-kata Almira “Bagaimana bisa? Bukankah kamu menginginkan ini semua?” Almira kembali diam membuat Julius menatap penuh selidik “Kamu ada masalah? Kamu bisa cerita sama aku kalau kamu...”

Hembusan napas dikeluarkan Almira menatap dalam pada Julius “Kamu yakin menikahi aku?” Julius semakin memicingkan matanya mendengar pertanyaan Almira “Kamu bisa berubah pikiran dengan menghentikan lamaran ini.”

“Apa alasannya?” tanya Julius tidak sabar, Almira menundukkan kepalanya “Alasan apalagi yang kamu buat? Apa kamu nggak mau mencoba terlebih dahulu?”

Almira mengangkat kepalanya “Kalau nggak cocok pisah?” memberikan tatapan sedih pada ucapan Julius.

“Bukankah kamu meminta perjanjian pra nikah untuk ini?” Julius tidak menjawab pertanyaan Almira “Apa yang ingin kamu lakukan padaku? Apa ada alasan lainnya?” Almira menggelengkan kepalanya “Kamu menyembunyikan sesuatu? Apa kamu nggak mau terbuka padaku? Calon suami kamu.”

Almira menatap Julius dengan tatapan menimbang, tidak yakin akan menceritakan semuanya atau tidak. Keyakinan Almira pada Julius belum sepenuhnya, walaupun Almira berharap akan mendapatkan perlindungan dari pria yang akan menjadi calon suaminya. Julius beranjak dari tempat duduknya berpindah ke samping almira, menggenggam tangannya yang masih belum disadari sama sekali oleh Almira, tangan Julius yang lain membelai rambut Almira yang membuatnya menatap kearah Julius, tatapan Julius semakin membuat Almira merasa bersalah.

“Aku mau tanya sama kamu,” ucap Almira menatap Julius yang mengangkat alisnya, menghembuskan napas panjang “Apa kamu akan menerimaku kalau tahu sebenarnya?”

“Kamu meragukanku?” tanya Julius lembut “Apapun yang terjadi padamu pastinya itu masa lalu, asal kamu tidak melakukannya lagi bukan masalah. Memang apa yang terjadi? Kamu menyembunyikan sesuatu? Apa ada hubungannya sama surat perjanjian ini?”

Almira menatap Julius dengan penuh keraguan, memikirkan banyak hal termasuk kehilangan Julius. Tidak yakin Julius akan tetap maubbersama dengannya setelah mendengarkan semua ceritanya, walaupun Almira tahu jika ini bukan salah dirinya penuh. Belaian di rambut Almira menyadarkan dirinya dari lamunan, tatapan Julius tidak berubah sama sekali dan masih sama seperti sebelumnya.

Almira menghembuskan napas panjang “Aku pernah menjadi pelakor.” Julius terkejut dengan perkataan Almira “Aku tidak tahu jika dia sudah menikah, kami mengenal saat aku masih kuliah. Mereka menikah awalnya saling cinta, aku nggak tahu apa alasan sampai dia mengajak aku pacaran. Aku baru tahu setelah dua tahun, kami pacaran selayaknya orang pacaran pada umumnya...”

“Kalian melakukan hubungan intim?” potong Julius langsung.

“Apa itu penting?” tanya Almira penasaran yang dijawab Julius dengan gelengan kepala “Nggak, aku nggak mau. Kami hanya ciuman dan mungkin saling remas, tidak lebih. Apa itu masalah?” Julius kembali menggelengkan kepalanya “Pelakor, waktu tahu aku sebagai wanita kedua dan hampir menghancurkan rumah tangga orang lain ditambah berita yang aku baca membuatku menjadi lebih hati-hati dalam menjalin hubungan dengan pria. Aku takut mengalami hal yang sama termasuk kamu, aku takut kamu membohongi sama seperti dia.”

“Maka itu kamu membuat surat perjanjian itu?” Almira menatap ragu pada Julius dan akhirnya menganggukkan kepalanya “Apa kamu masih ragu sekarang?” sekali lagi Almira menganggukkan kepalanya pelan “Apa yang harus aku lakukan agar kamu percaya?” Almira terdiam beberapa waktu seketika mengangkat bahunya “Bagaimana kalau aku membuktikan jika aku bukan seperti dia?”

“Bagaimana caranya?” tanya Almira akhirnya membuka mulut dan penasaran dengan ucapan Julius.

Julius mengangkat bahu “Aku juga tidak tahu, tapi mungkin dengan saling mengenal satu sama lain.” Julius menatap ragu pada Almira “Kamu masih bertemu dengan dia?”

“Sebenarnya nggak, kami sudah lama nggak ketemu tapi kemarin dia datang ke toko roti setelah hubungan kami berakhir tahun lalu.” Almira menjawab tanpa menatap Julius “Aku takut dia datang kembali, menggoda dan membawa aku kedalam hubungan...”

“Semua nggak akan terjadi kalau kamu tidak menanggapi,” potong Julius langsung “Kamu masih punya perasaan sama dia?” Almira langsung menggelengkan kepalanya “Kalau nggak ada perasaan pastinya akan lebih muda menghindar dan tidak tergoda dengan apa yang dia lakukan.”

“Aku takut ketika nanti menikah dia datang dan menggoda lalu aku tergoda melakukan hal dulu.” Almira menundukkan kepalanya saat mengatakan ketakutan yang lain “Aku takut pada diri sendiri yang tidak bisa menahan godaan dari dia.”

Julius menyingkirkan rambut Almira perlahan, tidak melepaskan tatapan dan genggaman tangannya “Sekarang kamu sudah nggak mual dekat aku, artinya kamu sudah bisa menerima kehadiran aku disamping atau dekat denganmu. Apalagi yang harus dilakukan agar kamu mencintaiku dan melupakan dia? Aku tidak keberatan dengan permintaan kamu tentang perjanjian, tapi tidak dengan hubungan intim karena bagaimanapun aku adalah pria yang membutuhkan pelampiasan, kamu harusnya belajar kenapa dia sampai mencari wanita lain padahal sudah menikah, bisa jadi hubungan intimnya tidak lancar dan mencoba melakukan sama kamu...”

“Kami berdua belum pernah melakukan hubungan intim sama sekali, jadi kamu nggak perlu takut.”

vote dan komen sebanyak-banyaknya

Unbelievable MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang