Melarikan Diri

244 42 2
                                    

“Kita akan kemana?” tanya Almira ketika mereka berhasil kabur.

“Bulan madu,” jawab Julius santai yang membuat Almira memberikan tatapan tanda tanya.

Julius sudah menyiapkan semuanya termasuk koper mereka yang berada didalam mobil, saat ini mereka perjalanan yang tidak tahu akan kemana. Almira mengganti pakaiannya dengan cepat atas permintaan Julius, dimana ternyata pakaian sudah disiapkan juga yang  membuat Almira hanya menggelengkan kepalanya.

“Kamu sudah sangat tidak sabar, bukannya kita akan berangkat besok?” Almira membuka suaranya kembali.

Julius menggelengkan kepalanya “Aku sudah tidak tahan, kalau semakin lama disini bisa gagal terus.” Almira hanya bisa tertawa mendengar nada suara Julius “Kita berangkat sekarang.” Julius merapikan penampilan Almira dan langsung menggenggam tangannya, Almira menarik tangan Julius memberikan tatapan meminta penjelasan tentang keputusannya “Tiketnya sudah aku ubah dari kemarin kita tidak bertemu.” Almira menepuk keningnya pelan mendengar pengakuan Julius “Aku memang tidak bilang, kalau bilang pastinya kamu tidak akan setuju. Kita berangkat sekarang.”

Tidak akan menolak genggaman tangan yang dilakukan Julius, berjalan bersama dengan tangan yang bertautan sedangkan tangan Julius yang lain membawa tas Almira. Koper mereka dibawa oleh pegawai hotel, tidak perlu berpamitan karena orang tua dan keluarga mereka tahu jika tujuannya adalah untuk bulan madu. Kendaraan hotel yang mengantarkan mereka ke bandara, Almira tampaknya hanya terima beres atas apa yang Julius lakukan dan putuskan.

“Tidak usah takut, aku akan membuat kamu...” Almira langsung mencubit perut Julius agar diam “Sakit, Sayang.” Julius memberikan ekspresi merajuknya yang hanya ditanggapi Almira dengan gelengan kepala “Nanti kamu tidur aja, perjalanan kita sangat panjang.”

“Kamu yang memilih tempat jauh, udah gitu perjalanannya malam. Harusnya besok aja kita berangkat,” adu Almira dengan mengerucutkan bibirnya.

“Kalau berangkat besok otomatis makin lama kita...aduh, Sayang.” Julius mengusap lengannya yang kembali dicubit Almira “Habisnya aku kentang mulu,

Perjalanan mereka memakan waktu lama, Julius sudah memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama dengan jauh dari keluarga juga pekerjaan, hal yang langsung disetujui Almira. Tempat yang sangat jauh dan hanya terdapat hamparan laut, mereka berdua sangat menyukai laut dan ingin menghabiskan waktu disana hanya berdua. Almira setidaknya bersyukur perjalanannya tidak mengalami hambatan sama sekali, tujuan mereka adalah tempat yang berada di ujung Indonesia.

“Kamu mau snorkeling beneran?” tanya Almira memastikan yang diangguki Julius “Kalau gitu aku tunggu diatas kapal aja.”

Julius mengerutkan keningnya “Bukannya kita akan bersama? Kamu takut? Aku tidak akan melepaskan kamu nanti.”

“Lihat nanti aja,” ucap Almira yang akan memikirkannya lagi “Kapal jam berapa besok?”

Julius mencoba mengingat “Aku belinya siang, biar kita bisa sedikit lebih lama di hotel.” Almira memutar bola matanya malas “Malam ini aku tidak akan membiarkanmu lepas.” Almira memilih tidak menghiraukan.

Perjalanan Jakarta ke Aceh bagi Almira sangat melelahkan, mereka akan ke hotel yang tidak jauh dari pelabuhan agar bisa sampai ke Pulau Weh yang berada di Sabang. Pilihan bulan madu yang sangat ekstrim, Almira sudah menggunakan penutup kepalanya untuk menghormati budaya mereka. Julius mengurus semua proses membiarkan Almira diam, bahkan Julius memberikan bukti jika mereka adalah pasangan suami istri.

“Mereka disini sangat ketat untuk tinggal satu kamar,” ucap Julius ketika pintu ditutup oleh petugas hotel “Setidaknya tidak ada pasangan selingkuh.”

Almira tidak menghiraukan perkataan Julius, memilih masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Pintu kamar mandi terbuka, Almira membelalakkan matanya saat Julius berjalan mendekatinya dalam keadaan telanjang, mata Almira secara otomatis mengarah pada penis Julius yang besar dan langsung menelan saliva kasar. Julius berjalan mendekat kearah Almira, menarik pinggangnya dan langsung melumat bibirnya kasar seakan membalaskan dendam atas apa yang dirasakannya selama ini. Almira membalas lumatan Julius dengan cara mengimbanginya, memainkan lidahnya didalam mulut Julius dan tangan Almira melingkar di leher Julius dengan meremas rambutnya.

Julius mengangkat tubuh Almira, otomatis melingkarkan kakinya ke pinggang Julius yang langsung bisa merasakan penis Julius berada di belahan vaginanya. Ciuman mereka terlepas dengan saling memandang satu sama lain, Julius membawa Almira keluar dari kamar mandi dan berjalan kearah ranjang, meletakkan tubuh Almira pelan diatas ranjang tanpa melepaskan tatapan mata mereka, tangan Julius membelai bibir Almira yang membengkak karena perbuatannya, tatapannya turun pada payudara Almira dimana jejak kepemilikannya masih terlihat jelas.

“Kamu tahu kalau awal pasti sakit?” Almira menganggukkan kepalanya “Kamu percaya sama aku?” Almira terdiam yang kembali menganggukkan kepalanya “Kalau begitu, kamu bisa cakar atau apapun itu jika memang menyakitkan tapi aku akan tetap berusaha tidak membuatmu kesakitan.” Almira memilih menganggukkan kepalanya “Bagus, ini pengalaman pertama kita berdua.”

Julius kembali melumat bibir Almira dengan kasar, tangannya meremas payudara Almira yang akhirnya harus mengeluarkan suara desahan tertahan, tangan yang lain membelai vagina Almira perlahan. Serangan yang dilakukan Julius membuat Almira tidak bisa tenang, tubuhnya bergerak tidak menentu dan Julius melepaskan pagutan bibir mereka beralih pada leher Almira dengan menjilat dan menghisapnya, desahan keluar ketika tidak ada lagi yang menutup bibirnya.

Julius memegang tangan Almira membawanya ke penisnya, Almira sempat terkejut tapi Julius tetap tidak melepaskan tangan Almira dan mulai menggerakkannya, Almira yang sudah dilanda gairah mulai mengikuti apa yang Julius ajarkan bahkan tidak menyadari jika tangan Julius sudah tidak memegang tangannya. Julius kembali fokus dengan menghisap puting Almira yang sudah menegang, memberikan beberapa tanda pada payudara Almira, menatap hasil karyanya dengan senyum lebar.

Ciuman Julius semakin turun ke bawah, membuka kaki Almira membuatnya bisa melihat belahan vaginanya yang tertutup rapat. Julius menelan saliva kasar, tidak mau menunggu lama langsung mendekatkan wajahnya pada vagina Almira memulai dengan membelai menggunakan jemarinya, memasukkannya perlahan kedalam yang membuat Almira memejamkan matanya, mendekatkan bibirnya pada vagina Almira dengan mengeluarkan lidahnya setelah membuka dengan kedua jemarinya, Julius bisa melihat biji kecil disana.

“Julius...apa yang kamu...ahh....” Almira mendesah saat merasakan lidah dan jemari Julius di vaginanya.

Almira memejamkan matanya merasakan apa yang dilakukan Julius, tangannya meremas seprai untuk melampiaskan semua yang dilakukan Julius, bergerak tidak menentu dan mulai meremas payudaranya ketika jari dan juga lidah Julius masuk semakin dalam. Almira menggelengkan kepalanya, beberapa kali mengeluarkan suara desahan dan juga menggigit bibirnya atas apa yang dirasakan.

“Ahh...aku mau pipis, Julius...” Almira mengerang dan mengangkat tubuhnya ketika akan mencapai klimaks.

Julius yang mendengar itu semakin cepat, memainkan biji kecil yang ada di vagina Almira dengan sesekali menggigitnya, jemarinya bergerak semakin cepat dan tidak lama kemudian Almira mengeluarkan cairannya yang langsung ditelan oleh Julius. Beranjak dari bagian bawah Almira, menatap wajahnya yang mencapai klimaks yang membuat Julius semakin bergairah dan langsung melumat bibirnya kasar.

“Kita mulai intinya.”

Cerita ini tidak panjang dan kemungkinan akan tamat beberapa Bab lagi

Vote dan Komen

Unbelievable MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang