Bab 26

16.4K 827 62
                                        

Happy Reading


















Setelah kejadian beberapa Minggu yang lalu, kini El dan juga Ernest sudah kembali di sibukkan oleh sekolahnya. El, yang baru saja menjalankan ujian kenaikan kelas sedangkan Ernest sibuk dengan kelulusan nya.

Namun dengan begitu, Fira serta Bara selalu memberikan support dan dukungan yang terbaik untuk anak-anaknya.

Setelah makan malam seperti biasa mereka akan berkumpul di ruang keluarga, mengobrol serta bercanda gurau.

"Papa tau ndak, tadi pas class meeting kelas Adek menang" Cerita El dengan wajah yang gembira.

"Oh ya? Emang kelas adek ikut lomba apa?" tanya Bara sambil mengangkat El untuk duduk di pangkuannya.

"Buanyakk" Ujarnya sambil membuat gestur tangan seperti bentuk lingkaran besar

"Ikut nyanyi, terus ikut melukis, heumm sama apa lagi yaaaa? Oh iya sama tanding futsal antar kelas. Adek yang paling banyak masukin bola ke gawang" Cerita El tentang dia yang menjadi pahlawan untuk kelasnya.

"Ah masa, balap lari sama Abang aja kalah" Ledek Ernest dari arah sebelah yang tengah duduk di single sofa.

El membalikkan tubuhnya menatap Ernest tajam, namun bukannya terlihat menakutkan justru terlihat sangat imut di mata Ernest.

"Enak aja, adek tuh jago tau main bola. Itu tuh adek kalah karena Abangnya aja yang punya kaki titan" Jelas El kesal.

"Kamu yang kecil" Ledek Ernest terus, sedangkan Fira dan Bara mereka hanya diam sambil mendengarkan perdebatan antara keduanya.

"Ndakkk!! Badan aku udah ndutt gini masih di bilang kecil" Elaknya yang memang pada dasarnya jika El lah yang memiliki tubuh paling mungil di antara sepupunya.

"Kamu tuh ndut nya cuma di pipi sama di jari-jari kamu Adek, lihat tuh pipi kamu udah kaya bakpao bulat" El memegang pipinya dan memang benar, pipinya semakin hari semakin bulat dengan semburat merah di sekitarnya.

"Ishhh biarin ajaa, Abang ndak boleh cium cium pipi Adek lagi" Katanya cuek sambil membalikkan badannya memeluk Bara.

Bara mengusap punggung El dengan halus, lalu mencium rambut halus El.

"Udah-udah, untuk Adek selamat atas kemenangannya Bunda bangga sama Adek.

Tapi bunda titip Adek jangan terlalu lelah, oke. Kalau Adek ngerasa badan Adek udah mulai lemes Adek harus izin istirahat"

"Dan untuk Abang juga sama, kamu bakal lulus SMA dan Bunda minta sama Abang untuk lanjut kuliah tidak bekerja"

"Paham anak-anak?" Tanya Fira saat sudah selesai memberikan amanat amanat untuk kedua putranya

"Siap Bunda" Ujar keduanya berbarengan lalu dengan bersamaan pula keduanya memeluk tubuh Fira.

"Oh iya lupa, besok Adek bagi rapot di sekolah. Bunda sama Papa jangan lupa dateng yaa" Ucap El sangat excited.

Bagaimana tidak Excited, ini momen pertama bagi El ambil rapot bersama kedua orang tuanya, sejak kecil El sangat ingin merasakan kedua orang tuanya datang ke sekolah lalu mengambilkannya rapot seperti teman-temannya.

Namun semua itu baru kenyataan esok hari dan El sangat menanti-nanti momen ini.

"Iya sayang, besok Bunda sama Papa dateng" Kata Fira tersenyum manis.

Namun berbeda dengan Ernest, seketika wajahnya menjadi murung entah karena apa. Melihat bagaimana Adiknya itu sangat bersemangat untuk esok.

Namun sebisa mungkin Ernest menutupinya dengan tersenyum kecil, tidak dengan di lubuk hatinya yang gelisah.

ELBARACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang