.
.
.
Mendengar perkataan [Name], Xin Qian yang berada di dekatnya langsung memprotesnya.
"Hah? Apa yang kau katakan, [Name]? Kenapa kau ingin bergabung dengan yang pekerjaannya bahaya begitu, kau bisa mati lho," ujar Xin Qian yang tidak percaya dengan yang baru saja dikatakan [Name]. Selain itu, tentu saja Xin Qian khawatir dengan gadis itu karena bagaimanapun juga [Name] adalah temannya.
Jin Ling pun terlihat sependapat dengan Xin Qian. Dia mengatakan memang ada beberapa kultivator perempuan, tapi tetap saja itu tidak mengubah fakta kalau berada di dalamnya bukanlah pekerjaan yang mudah, bahkan perempuan yang sudah bergabung belum pernah Jin Ling ajak untuk berburu secara langsung. Mereka hanya pernah diikutkan di pertandingan berburu yang tidak seberbahaya perburuan di hutan yang asli.
Meski begitu [Name] masih belum menyerah, dia masih meminta Jin Ling untuk mengizinkannya. Xin Qian sudah berkali-kali mencoba menghentikan [Name] tapi gadis itu terlihat tidak akan berhenti keras kepala untuk meminta berada di tim kultivator. Jin Ling menghela napas dan akhirnya memberikan izin pada [Name].
"Baiklah, kau boleh ikut berlatih kultivasi, tapi jika kau berhasil melewati tes dariku."
Mendampingi Jin Ling sekaligus karena khawatir bila terjadi apa-apa, Xin Qian mengikuti mereka berdua menuju area latihan. Sesampainya disana, [Name] bisa melihat para kultivator yang sedang berlatih mengayun pedang. Ada juga yang sedang berlatih memanah. Tapi begitu para kultivator itu menyadari kehadiran Jin Ling, mereka semua langsung menghentikan latihan mereka untuk memberikan hormat pada ketua klan mereka. Setelah membalas sapaan hormat dari para kultivator, Jin Ling membawa [Name] ke tempat panahan.
"Untuk permulaan, kau bisa lihat area kedua di sasaran?"
[Name] memperhatikan arah yang ditunjuk Jin Ling dan melihat sasaran panahan yang terdapat tiga warna melingkar yang memperlihatkan 3 area mulai dari yang terluar sampai terdalam. Area yang dimaksud Jin Ling adalah area kedua yang berada di antara area terluar dan area terdalam.
"Iya," sahut [Name] setelah memperhatikan sasaran memanah.
"Kalau kau bisa menembakkan anak panah 3 kali berturut-turut minimal mengenai area kedua, kau lolos untuk tes ini. Tapi kalau ada satu anak panah pun yang mengenai garis batas area kedua dan area terluar, kau gagal. Apa kau mengerti?"
"Aku paham, ketua klan."
Jin Ling memerintahkan salah satu bawahannya yang ada disana untuk membawakannya busur dan beberapa anak panah.
"Kau pasti belum pernah memanah, kan? Aku akan mencontohkannya satu kali jadi perhatikan baik-baik."
[Name] mengangguk kemudian memfokuskan pandangannya pada Jin Ling yang akan memberikan demonstrasi memanah. Gadis itu tidak bisa melepaskan pandangannya begitu Jin Ling menarik busur itu dengan kuat. Entah kenapa sosok Jin Ling yang sedang menarik busur dengan kuda-kudanya yang pas dan matanya yang fokus menuju sasaran itu terlihat indah di mata [Name]. Apalagi ketika anak panah dilepas dan angin yang ditimbulkan membuat rambut Jin Ling sedikit terbang karenanya, [Name] sepertinya lupa untuk mengedipkan matanya. Gadis itu baru berkedip setelah mendengar Jin Ling bersuara.
"Kurang lebih seperti itu caranya, apa kau paham, [Name]?"
"Eh- ah ya aku sudah paham, ketua klan."
Selesai menyaksikan demonstrasi panahan dari Jin Ling, [Name] yang sudah kembali ke dirinya yang biasanya setelah terlalu memfokuskan pandangannya pada laki-laki itu, kini baru menyadari kalau jantungnya berdebar sangat kencang. Dia juga baru menyadari kalau ada banyak orang yang juga ikut menyaksikan saat Jin Ling memanah dan wajah mereka menampakkan wajah kagum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Looks Like I Love You [Jin Ling × Reader]
FanficBerawal dari salah sangka, sikap Jin Ling pada [Name] berangsur berubah, akankah ini menjadi permulaan kisah mereka berdua?