Aku double up karna Minggu dpn kita bakal masuk ke konflik
Happy reading
Hari yang cerah di hari libur, kesibukan yang mereka pikul selama sepekan akhirnya terbayar dengan banyaknya waktu yang mereka miliki hari ini. Namun kemacetan yang terjadi membuat suasana hati baik mereka hampir pudar. Keheningan hampir melanda di dalam mobil ketika mereka mulai bosan sebelum Axel bersuara
"Lihatlah pria di sana itu"
Steve tidak lambat untuk mengenalinya. Ia memperhatikannya lagi "Seseorang yang pernah bermasalah denganmu, bukan?"
Jadi, beberapa hari yang lalu seorang pria dengan badan besar menghentikan Axel saat ia berjalan pada lorong sempit. Mengatakan bahwa Axel sama sekali tidak bersikap sopan padanya, dan menuntut untuk Axel meminta maaf dan meminta seluruh barang berharga yang Axel punya
Axel bukan anak yang begitu menyayangi barang-barang berharganya, hanya saja ia sangat membenci diperlakukan buruk. Ia menolak dan akhirnya terjadilah sedikit kekerasan sampai ia mengaku bahwa dirinya adalah anak dari Mew suppasit jongcheveevat
"Mobilnya sangat murah. Bajunya tidak bermerek" Axel mengomentari
"Dia juga jelek. Mungkin dia hanya menyikat giginya dengan air garam" Aisla yang tiba-tiba teringat kembali dengan orang itu merasa kesal dan membantu Axel menjelek-jelekkannya
Tujuh tahun bersama Gulf membuat sikap Aisla berubah drastis. Dia yang dulunya adalah anak pendiam sekarang menjadi pandai berbicara dan berani
"Sepertinya Dia belum pernah menyentuh Dior, LV, dan sejenisnya"
"Dia melamun seperti orang yang memikirkan uang" Steve ikut serta
Mereka bertiga tertawa di belakang. Dan di depan, Mew menatap Gulf dengan ragu. Didikan mereka mungkin salah
"Tidak apa-apa. Aku tidak akan menegur mereka jika memiliki alasan" Gulf membiarkan mereka dan menyuruh Mew untuk tidak bertindak apapun "Pria itu telah memulai sesuatu dengan anak-anak. Jika ini bukan tempat umum, mungkin aku akan turun dari mobil dan menghancurkan wajah pria jelek itu"
"Itu ide yang bagus, Mom. Ayo kita lakukan" Axel bersemangat
"Kau lupa apa yang selalu Mommy katakan?"
"Jatuhkan musuhmu di belakang orang-orang" Ucap Axel dengan lancar
Gulf mengangguk "Jika mereka melihat kita bertindak seperti itu maka kesalahan akan berbalik kepada kita"
"Benar juga. Aku bersyukur karna masih memiliki kesabaran untuk tidak langsung mengajukan protes pada guru-guruku"
"Kau bermasalah dengan guru-gurumu?" Mew kali ini memilih ikut dalam pembicaraan merasa hal ini sangat penting
"Aku tidak mengatakan ini adalah sebuah perselisihan. Aku benar-benar hanya ingin menyuarakan pendapatku"
"Apa itu?"
"Metode pembelajaranku sangat miris. Mereka mengambil nilai pembentukan karakter untuk siswa yang sering bertanya" Axel mengeluh
"Wow, terdengar sangat menyebalkan" Gulf menimpali
"Temanku mendapatkan banyak pujian dari guru-guru karna dia sering bertanya! Dia mengatakan bahwa anak itu begitu aktif"
"Lalu, kau tidak bertanya?"
"Karna aku sepenuhnya mengerti apa yang telah guruku jelaskan.
Logika, haruskah kita bertanya padahal telah tau?"