4. I'll see you then◕。..

374 91 17
                                    

Gulf menghela nafas dengan tangan terlipat, pandangannya lurus ke depan dengan kosong

"Sayang"

Panggilan dari Mew membuat pikiran Gulf buyar "Um?"

"Bagaimana tentang Steve dan Aisla?"

Gulf meringis samar, pikirannya sudah penuh tentang anak-anaknya

"Steve dan Aisla adalah anak-anak yang begitu baik,... Hingga begitu sulit untuk melepaskannya" Gulf tersenyum simpul

"Bukankah ini juga untuk masa depan mereka?"

Walaupun Gulf mengangguk, ia masih menyimpan sedikit ketidak relaan di matanya

"Haii dan Title adalah orang baik"

Ucapan Mew tidak berpengaruh apapun untuk Gulf. Ia tau sejak awal, namun... Tidak semudah itu untuk membiarkan anak-anaknya pergi meninggalkannya

"Awalnya yang membuatku ragu adalah respon Axel jika ia tidak terima. Namun ternyata, kau yang memberikan respon itu"

Gulf berdecak "Aku tidak mengatakan tidak setuju. Aku hanya... Entahlah"

"Kenapa?"

"Aku juga mengkhawatirkan akan bagaimana Axel menyikapi hal ini, secara selama ini ia begitu terikat dengan kakak-kakaknya. Dia adalah anak yang ceroboh dan membutuhkan dukungan penuh dari kedua saudaranya"

"Semua akan baik-baik saja, percaya padaku"

__

Axel terbaring dengan malas diatas tempat tidurnya, sesekali mencuri pandang pada Steve yang sedang berbicara serius dengan Gulf. Axel ingin tau apa yang dua orang itu bicarakan namun jaraknya tidak memungkinkan Axel untuk mampu menangkap suara mereka

Setelah cukup lama menunggu akhirnya dua orang itu selesai dan Steve segera menghampiri Axel di atas tempat tidur

"Aku tidak menyangka bahwa hujan hari itu akan membuatmu sakit selama ini"

Axel berdecak sebal "Belum lama"

"Ini sudah tiga hari dan demammu belum juga mereda" Steve memeriksa suhu tubuh Axel di dahinya "Kepalamu pasti sangat sakit bukan?"

"Ah, Phi! Jangan bertanya seperti itu. Aku merasa menjadi seseorang yang lemah jika kau berbicara seperti itu" Axel menggerutu dan melanjutkan "Aku adalah orang yang kuat, demamku ini bertahan hanya karna obatnya kurang bekerja dengan baik"

Steve tersenyum dan mengelus rambutnya "Cepat sembuh, adikku"

"Pasti" Axel mengangguk yakin dan meraih tangan Steve yang mengelus kepalanya "Aku janji akan segera sembuh untuk bisa ke sekolah dan melindungimu lagi"

Steve terkekeh "Um, terserah kau saja"

"Aku serius. Aku tidak bisa tenang jika kau tidak berada dalam pemantauan ku. Aku sangat sangat menyayangimu Phi, hingga aku harus tetap memastikanmu baik-baik saja"

Steve terlihat berpikir sejenak sebelum menarik senyuman "Ya. Aku juga sangat menyayangimu, Ax"

Axel menemukan sebuah kejanggalan dari tatapan Steve yang terlihat sedih "Ada sesuatu, Phi?"

Steve segera menggeleng "Sesuatu yang seperti apa?"

"Kau terlihat bersedih"

"Tidak. Aku hanya khawatir melihatmu sakit seperti ini"

"Aku tidak apa-apa"

"Lekaslah sembuh untuk kembali bermain denganku dan menggangguku"

"Pasti!" Axel terkekeh

Ice Flower 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang