Sore itu langit sangat cerah dan angin sepoi-sepoi beberapa anak-anak komplek sedang berkumpul di lapangan untuk melakukan pertandingan. Sore ini adalah pertandingan bola antara tim Bagas dan Bagus kedua anak kecil yang terkenal sudah menjadi rival sejak lama. Bagus menatap sinis lawannya itu dan di balas oleh Bagas dengan smirk andalannya.
"Kalian gak bakal bisa ngalahin kita!!!" Teriak Bagas dan rekan timnya.
"Kita liat aja nanti siapa pemenangnya" balas bagus.
Pertandingan di mulai, Bagus segera menggiring bola ke daerah tim lawan. Dengan lincahnya ia bisa melewati musuh-musuh. Ia menendang bola dengan kencang dan mencetak Gol, segera Bagus bersorak dengan teman-temannya. Bagas yang melihat itu menjadi kesal. Permainan berlanjut kini Bagas yang menguasai bola. Semua tim lawan takut untuk merebut bola darinya. Badan besar dan kuat itu dengan cepat dan lincah menggiring bola kearah gawang lawannya. Namun Bagus bocah berbadan kecil itu tak ada takut sedikitpun untuk menghadapi bocah besar tersebut. Ia menghadang Bagas dengan berani, mereka berdua dengan sengit memperebutkan bola itu. Bagas berhasil mengecoh Bagus dan segera berlari kencang menggiring bola tersebut dan mencetak Gol dengan Baik. Ia berlari kearah bagus dan mengejek bocah kecil itu menjulurkan lidahnya serta sedikit mendorong pundak bagus.
Saat mereka sedang asik bermain bola tiba-tiba ayah Bagas Dan Ibu Bagus datang menghampiri mereka sembari berteriak
"BAGAS!!!!"
"BAGUS!!!!"
semua anak-anak disana segara berlari berhamburan pulang kerumah masing-masing. Kedua bocah itu hanya bisa tertunduk ketakutan. Ibu Bagus segera menggeret tangan anaknya itu. Dan ayah Bagas langsung menjewer telinga bocah besar tersebut.
"Udah Ayah bilang jangan main sama Anak itu,mau jadi apa kamu bergaul sama bocah begitu" ayah Bagas dengan kencang memarahi anaknya itu dan tak sengaja ibu bagus mendengarnya dan merasa tersulut emosi
"Maksudnya apa kamu bicara begitu? Kamu pikir anak kamu hebat?!!" Ucap ibu bagus meninggikan suaranya.
"Tentu anak saya hebat tidak seperti anak anda.." -Ayah Bagas
"Kalau punya anak itu di jaga di ajarin yang bener jangan cuma taunya main terus. Ini pasti gara-gara Anak kamu suka ngajak anak saya main. Jadi anak saya ikutan gak beres kaya anak kamu" -ibu bagus
"Tolong omongan kamu di jaga ya!!" Ayah bagas sangat emosi hingga menunjuk-nujuk kearah ibu bagus. Kedua bocah itu segera menarik-narik tangan orang tua mereka masing-masing dan segera mengajak mereka pulang kerumah. Bagas dan Bagus tidak tau apa yang membuat kedua orang tua mereka bermusuhan. Mereka sebenarnya tidak suka melihat kedua orang tuanya saling bertengkar. Tapi keadaan memaksa mereka. Para tetangga sudah terbiasa melihat kedua keluarga tersebut bertengkar. Rumor nya mereka bermusuhan karena berselisih dibidang usaha. Tapi ada yang mengatakan juga karena terjadi sesuatu di masa muda mereka. (Mungkin seperti percintaan masa muda)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Pagi yang cerah Bagus terbangun dari mimpi masa kecilnya itu. Sesekali ia memimpikan masa kecilnya bersama Bagas. "Sialan gua mimpi dia lagi"
Bagus segera bangun dari tempat tidurnya dan bersiap-siap berangkat kesekolah. Setelah sarapan bagus berangkat dan mencoba memesan ojek, biasanya dia berjalan kaki untuk berangkat sekolah tapi karena kakinya kemarin sempat terkilir saat bermain bola mengharuskannya untuk naik ojek sementara sampai kakinya sembuh. Saat ini ia sedang berdiri didepan gerbang asrama sembari mengotak Atik ponselnya untuk memesan ojek. Ia juga menyapa penjaga gerbang asrama dengan ramah.
"Pagi Pak Jarwo..."-Bagus
"Eh Den Bagus udah mau berangkat sekolah ya. Rajin banget pagi-pagi gini udah berangkat"-Pak Jarwo
"Iya pak soalnya takut gak kebagian ojek kalau gak berangkat pagi"-Bagus
"Loh biasanya jalan kaki den"-Pak Jarwo
"Oohh iya pak kebetulan habis kekilir kemarin main bola jadi masih belum bisa buat jalan"-Bagus
"Ya udah den ati-ati ya"-pak Jarwo
Bagus membalas dengan senyum. Dan kembali mencari ojek namun beberapa menit sudah ia mencari belum ada ojek yang dapat dipesan. Ia bingung harus berangkat dengan apa. Dan tiba-tiba terdengar suara motor menghampirinya. Bagus mengerinyitkan dahinya ia tak salah lihat bukan pria yang barusan datang itu ternyata Bagas sang Rival.
"Pagi..."
"Dih ngapain lu disini, sok-sok an nyapa gua"
"Buruan naik lu mau berangkat sekolah kan"
"Gak mau. Gua bisa berangkat sendiri"
"Dengan kaki begitu lu gak akan bisa berangkat kesekolah. Udah gak usah ngeyel buruan naik, anggep aja ini permintaan maaf karena kemarin tim gua bikin lu cedera setelah ini gua jadi gak akan ada hutang apapun ke elu"
Bagus hanya diam dan langsung naik kemotor Bagas. Anggap saja Agar masalah cepat selesai ia malas harus berurusan terus menerus dengan pria ini. Sesampainya di sekolah bagus langsung pergi menuju kelasnya tanpa mengucapkan terima kasih sedikitpun. Bagas hanya tersenyum tipis melihat tingkah Bagus yang Gengsian itu.
Sesampainya Bagus Di kelas Ricky langsung menghampirnya "kaki lu gimana Gus? Udah enakan belum?" Tanya Ricky. "Udah mendingan cuma agak susah jalan dikit" jam pertama dimulai kelas berjalan dengan lancar Bagus Dan Ricky juga Fokus mendengarkan penjelasan Dari Guru. Beberapa jam kemudian kelas pertama berakhir saatnya jam istirahat. Ricky segera mengajak Bagus kekantin, "yok kekantin Si Putra udah nunggu kita disana" bagus mengiyakan dan berjalan mengikuti Ricky. Sesampainya di kantin Putra sudah menunggu kedatangan teman-temannya itu, terlihat banyak sekali makanan yang ada di meja kantin itu. Putra tersenyum kearah Bagus "gua traktir,gak usah sungkan" "makasih bos besar atas hidangannya" ujar Ricky membuat kedua temannya tertawa.
Dari kejauhan Geng Bagas berjalan menuju kantin, murid-murid disana sudah terbiasa dengan kedatangan geng Bagas yang super berisik dan ramai itu. Mereka datang-datang sudah membuat ricuh seisi kantin. Tapi tidak membuat pria si lesung pipi menoleh sedikitpun kearah mereka. Namun Bagas diam-diam memandangi Bagus dari kejauhan sembari menyantap makanannya.
Saat itu Elang ingin mengembalikan piring kotornya berjalan melewati Bagus dan teman-temannya tak sengaja menyenggol Ricky membuat saos yang ada di piringnya itu terkena baju Ricky. Alhasil perdebatan di mulai mereka saling teriak dan emosi
"Jalan pakek mata Tai!!!!" -Ricky
"Selow bro gua gak sengaja" -Elang
"Belum puas apa lu kemarin udah ngalahin kita sekarang lu mau gangguin kita hah!!" -ricky
"Santai woy, lu gak terima kalah dari kita? Kalian emang lemah dan gak bakal bisa menang"-Elang
Sebelum keduanya adu jotos putra dan Gilang segera melerai keduanya. Bagus juga segera menengahi, Bagas yang melihat kegaduhan itu segera menyeret Kawannya menjauh dari Bagus dan teman-temannya. Bagas Berusaha menenangkan Elang. Begitu juga bagus. Kini bahkan bukan hanya mereka berdua yang bermusuhan tapi teman-temannya juga menjadi rival mereka sekarang.
"Kenapa malah jadi begini sih" batin bagus.
_Bersambung_
KAMU SEDANG MEMBACA
BOY(X)FRIEND [OHMNANON]
Teen FictionBagas : "Jika Kita bukan Musuh, Apa menurut Lu kita bisa berteman?" Bagus : "kenapa? Lu Mau Jadi Temen Gua?" Bagas : "Nggak!"