Di suatu daerah perkomplekan yang cukup ramai. Suasana pagi itu normal-normal saja terkecuali dengan dua rumah tingkat yang bersebelahan tersebut. Pagi yang di awali dengan kericuhan tetangga di sebelahnya. Rumah yang sangat terkenal di kalangan komplek tersebut. Yaitu rumah yang ditempati dua keluarga yang bermusuhan sejak lama.
Dua keluarga tersebut sudah sejak lama bermusuhan, rumor mengatakan semua bermula karena kedua keluarga tersebut bersaing dalam usaha yang di jalankan. Rumah berpagar hitam yang memiliki halaman rumah yang cukup besar itu di tinggali oleh keluarga Bagas, mereka memiliki usaha Toko Bangunan. Dan tetangga di sebelahnya itu di tempati oleh keluarga Bagus. Rumah dengan nuansa seperti taman itu sangat indah ketika kita memandangnya. Halaman yang penuh dengan tanaman bunga dan beberapa pohon yang cukup rindang. Keluarga itu memiliki usaha Toko Properti.
Bagas Dan Bagus keduanya sejak kecil sudah bermusuhan dan bersaing dengan ketat dari sekolah dasar. Kedua orang tua mereka menuntut agar kedua bocah itu harus bisa mendapat prestasi di sekolah mengalahkan anak tetangga disebelahnya. Kedua orang tua mereka juga melarang kedua bocah tersebut untuk berteman. Hal itu juga membuat mereka berdua memiliki hubungan yang cukup tidak baik seperti kedua orang tuanya.
Bagus POV
Hai nama Gua Bagus Adrian semua orang memanggilku Bagus kecuali orang yang tinggal di sebelah rumahku, ia memanggilku 'Bagus Si Lesung Pipi' aku benci dengan panggilan itu. Dia adalah sainganku dari sekolah dasar sampai kami memasuki Sekolah Menengah Atas. Dan gua harus bertemu dengan 'Si Bongsor Badan Gede' itu lagi di sekolah yang sama. Di masa SMP dulu gua Sempat Pindah yah karena suatu hal sepele Mama memindahkanku ke luar kota karena Mama tau gua ikut kontes di sekolah bersama dengan Bagas. Mama tidak suka jika kami berdua bersama. Setelah lulus dari SMP Gua kembali bersekolah di daerah yang cukup jauh dari rumah, yang mengharuskanku untuk tinggal di asrama.
Mama: "Bagus... Jangan lupa barang-barang nya diperiksa lagi jangan Sampek ketinggalan"
"Bagus udah besar ma.. bisa jaga diri kok" gua langsung menyantap roti selai strawberry favoritku setelah itu bergegas memasukan barang-barang ke bagasi mobil. Hari ini pak Udin sopir keluarga gua yang setia mengantarkan ku kemanapun. "Gas Pak..."
Bagus POV End
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Bagas POV
Gua Bagas Aditya Pria terkece dan tampan sedunia. Semua cewe-cewe bakal ngantri buat jadi pacar Gua. Badan sixpack dan wajah tampan ini memikat semua orang kecuali 'Si Lesung Pipi' tetangga sekaligus saingan gua. Setelah sekian lama kami berpisah kali ini gua bisa satu sekolah lagi dengannya. Persaingan ini akan di mulai kembali.
"KAK BAGAS!!!!CEPET BANGUN!!!" Teriak Lian Ade gua satu-satunya. Di balik Wajah cantik dan imut itu dia adalah cewe super bawel dan cerewet.
"Apa sih?!" Jawab gua ketus sembari mengeluarkan baju seragamku dari celana dan membuka beberapa kancing bajuku. "Kak Bagas sebenernya mau berangkat sekolah atau mau jadi preman, baju nya di benerin dulu Napa sih. Lagian udah jam segini Kaka baru bangun dan siap-siap. Aku jadi hampir terlambat gara-gara Kaka." Lian terus mengomel gua langsung membungkam mulut Ade gua itu dengan sepotong sosis sarapan pagi ini. "Udah bawelnya? Cepetan mau di antar apa gak?"
Lian ini cuma beda 1 tahun Ama gua. dia kelas 1 SMA dan Gua kelas 2. Setelah itu gua segera menghidupkan motor dan menuju ke sekolah sembari nanti mengantarkan Ade tersayang gua ini ke kelasnya. Sepanjang perjalanan Lian terus ngedumel gak jelas, Sampek ahkirnya tiba-tiba dia membuka topik yang kurang mengenakan.
"Kak Bagas udah tau belum kalau Kak Bagus udah balik dari luar kota dan bakal satu sekolah bareng kita lagi" gua cuma menyahut ucapannya dengan anggukan. "Janji ya kak jangan bikin masalah Ama kak Bagus lagi, Lian gak suka kakak ganggu kak Bagus. Tau sendirikan kenapa Lian ngomong begini Ama Kaka"
"Iya bawel"
*Flashback dikit
Gua gak bakal lupa kenapa Lian begitu belain Bagus. Dulu waktu kita masih kecil Lian pernah hampir Digigit anjing liar yang sering mondar mandir di sekitar komplek. itu salah gua juga karena lalai jaga Ade gua sendiri. Di saat itu Bagus datang menolong Lian dan membuat bahunya digigit anjing liar tersebut lukanya cukup parah. Orang di sekitar komplek segera membantu kami. Dari kejadian itu gua berhutang Budi dengan Bagus. Setelah beberapa Minggu gua denger kabar Bagus sudah membaik gua pengen banget ngucapin terima kasih tapi gengsi karena kondisi kedua keluarga kita yang gak akur ini.
"Dah Sampek cepet turun" ucap gua sembari memarkirkan motor.
"Janji ya jangan bikin masalah Ama Kak Bagus"
"Sebenernya lu tuh Ade nya Kak Bagas Apa Si Bagus sih" gua cubit pipi cubby Ade gua ini gemas. Si Ade bontot ini memukul mukul tangan kekar gua "sakit kak!! Kak Bagas wekkk" teriaknya sembari menjulurkan lidahnya mengejekku. "Dah ayo Kaka antar ke kelas" kami berdua segera menuju kelas Lian yang berada dekat kantor sekolah. Ku usap-usap lembut rambut Ade tersayang gua ini dan tersenyum kearahnya. Tentu nya gua ngelakuin itu semua untuk mencari perhatian cewe-cewe yang ada di kelas Lian itu. Alhasil satu kelas jerit-jerit histeris melihat pesona gua😎 "dih biasa caper di depan temen-temen Lian" Lian menepis tangan gua. Dan pergi gitu aja. "Belajar yang rajin ya..." Teriak gua ke Lian tapi si Ade durhaka ini malah menjulurkan lidahnya mengejek gua sekali lagi.
Setelah mengantar lian gua langsung menuju kelas 2 IPS 3 yang melewati kantor sekolah dan saat itu juga gua berpas-pas an dengan saingan terbesar gua Bagus 'Si Lesung Pipi'. Mata kami saling menatap, tapi tatapan seperti ingin menerkam mangsanya. Perasaan ingin bersaing mulai muncul kembali. Gua sengaja menyenggol bahunya sedikit membuat kertas yang ia pegang berhamburan ke lantai. Kuliat ia sibuk memungut kertas-kertas tersebut. Gua langsung membantu dan berbisik pelan ke telinga pria itu. "Kita bertemu lagi 'Rival' lama tak jumpa" ucapku sembari memberikan smirk mautku. "SAT" jawabnya singkat dan langsung pergi meninggalkan ku. Gua mencoba menghentikan nya tapi bocah tengik itu sudah masuk kedalam kantor "dah lama kita gak ketemu dan elu cuma melontarkan kata-kata mutiara kek gitu ke gua" batinku.
Bagas POV End
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
BOY(X)FRIEND [OHMNANON]
Ficção AdolescenteBagas : "Jika Kita bukan Musuh, Apa menurut Lu kita bisa berteman?" Bagus : "kenapa? Lu Mau Jadi Temen Gua?" Bagas : "Nggak!"