*Dian PoV
Pagi yang cerah gua dengan semangat berangkat kesekolah sembari menunggu teman-teman datang. Sudah ada seminggu gua pindah kesekolah ini, dan tanpa disangka bertemu kembali dengan teman-teman masa kecil gua dulu, Gua udah cukup lama mengenal Bagas dan bagus. Kedua nya memang terkenal saling bersaing dalam hal apapun, tapi gua rasa mereka sebenernya ingin sekali berteman. Denger-denger kedua keluarga mereka juga gak akur
Gua duduk diam dikelas yang masih sepi hanya ada beberapa murid yang datang. Hari ini gua mutusin buat baca komik kesukaan gua sambil nunggu Ricky dan bagus Dateng, disaat sedang asik membaca tiba-tiba perut gua bunyi
Krukkkkk
"Oh iya Gua lupa sarapan... Gua coba kekantin dulu deh, siapa tau entar habis dari kantin mereka dah pada Dateng"
Gua langsung berjalan menuju kantin dan tak lupa membawa komik kesayangan gua. Suasana pagi yang cerah dan sejuk ngebuat gua semangat untuk menjalani hari yang damai ini, berjalan menyusuri koridor sekolah sembari memandangi sekitar. Namun pandangan gua teralihkan, ketika gua melihat seseorang yang tengah duduk sendirian di dalam kelas yang barusan gua lewati.
Terlihat seorang gadis tengah sibuk dengan beberapa tumpukan buku di mejanya, gadis itu sangat fokus membaca buku yang tengah ia pegang saat ini. Rambutnya terurai panjang sesekali ia menyurai rambutnya kebelakang.
"Imutnya...." Batinku yang kini tengah mengamatinya dari kejauhan, sial kenapa dia keliatan manis banget sih. Jantung gua kenapa tiba-tiba berdetak dengan kencang? Tanpa gua sadari ditengah gua memandangi gadis itu beberapa murid berdatangan mulai memasuki ruang kelas, gua seketika tersadar dari lamunan dan langsung kembali berjalan kekantin. Sesampainya di kantin gua masih kepikiran Ama cewe tadi dia seketika ngebuat pikiran gua gak karuan, wajahnya terlihat imut dan manis rambut panjangnya ngebuat dia makin keliatan cantik. Ah Dian lu kenapa sih
Gua segera membeli beberapa roti dan juga sebotol minuman dan kembali ke kelas, bagus dan Ricky juga sudah datang. Gua menyapa mereka berdua dan menawarkan roti yang barusan gua beli
"Nih sarapan" Ricky segera mengambil roti itu dan memakannya, gua langsung duduk dibangku gua yang berada tepat didepan mereka. Gua sedikit melamun sembari memikirkan cewe imut tadi, bagus menyenggol pelan tangan gua membuatku tersadar dari lamunan.
"Kenapa din? Lu mikirin apaan" tanya bagus sembari mengelap bibirnya yang belepotan karena selai roti, lucu banget kek bayi lagi makan belepotan begitu.
"Gua gak papa Gus..." Pungkas gua
"Kalau ada masalah cerita aja din. Kita bakal dengerin dan bantu kok" sahut Ricky dan gua cuma mengiyakan ucapnya. Kemudian tak selang lama kelas pun di mulai gua berusaha untuk berhenti memikirkan cewe itu dan kembali fokus ke pelajaran.
*Dian PoV End
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Beberapa jam kemudian telah berlalu seluruh murid keluar kelas dan menghabiskan waktu istirahat di kantin, hari ini kantin padat sekali dipenuhi oleh murid-murid yang tengah makan siang. Geng Bagas sudah berada disana sedari tadi menyantap makanan yang mereka pesan, bagus dan teman-temanya lebih memilih untuk membawa makanan mereka ke taman sekolah, mereka memutuskan akan makan disana saja. Bagas tiba-tiba meninggikan suaranya ketika bagus melewati mereka
"Guys ada yang gak kebagian tempat duduk nih..."
"Hahahahaha" sahut Gilang dan elang yang juga tengah mengejek mereka. Ricky dan putra mencoba menghiraukan omongan mereka, bagus bahkan tak menggubris dan fokus berbicara dengan Dian. Mereka pun langsung pergi ke taman sekolah, Bagas dan gengnya merasa kesal, Dian yang melihat tingkah keduanya hanya tertawa kecil.
"Kalian berdua sering begini? Saling ganggu?" Tanya Dian sembari duduk di bangku taman. Bagus mengangguk pelan, Ricky dan putra hanya terdiam. Mereka memutuskan untuk tidak membahas tentang geng mereka yang tidak akur dengan gengnya Bagas. Dian pun mengerti akan hal itu dan melanjutkan makan siangnya, beberapa menit kemudian mereka pun selesai dan kembali ke kelas, namun Dian harus mampir sebentar ke perpustakaan untuk meminjam beberapa buku komik kesukaannya "gua harus ke perpus bentar kalian duluan aja." Ahkirnya mereka kembali ke kelas dan Dian ke perpustakaan.
Sesampainya disana dia segera menuju rak yang penuh dengan beberapa komik, ia mencari komik kesukaannya. Sangking fokusnya mencari komik Dian tanpa sadar menabrak seseorang, orang itu membawa setumpuk buku yang akhirnya kini berantakan dilantai. Dian segera sadar dan membantu membereskan buku-buku itu, ia tak henti meminta maaf atas perbuatannya
"Maaf.. gua bener-bener gak sengaja" ucap Dian sembari mengumpulkan buku-buku itu, dan disaat ia memberikan buku tersebut matanya seketika terbelalak kaget melihat orang yang kini berada di hadapannya. Dian seketika salah tingkah dan terlihat mencoba mengalihkan pandangnya, orang yang kini ada dihadapannya adalah gadis yang tadi pagi ia lihat di dalam kelas sendirian.
"Gak papa kak, makasih udah bantuin Lian beresin buku-buku ini" dan ternyata gadis itu adalah Lian. Dian langsung membantu membawa beberapa buku tersebut
"Sini gua bantu bawa, ini bukunya mau dibalikin?" Tanya Dian yang kemudian di balas anggukan oleh Lian.
"Oh ya kenalin nama gua Dian, maaf ya udah nabrak lu barusan. Gua tadi gak fokus liat jalan Ampe nabrak lu"
"Iya kak gak papa kok, lagian Lian juga makasih kak Dian udah mau bantu bawain buku-buku ini"
Keduanya kemudian berjalan menyusuri rak-rak itu dan meletakan buku-buku tersebut. Setelah itu Lian berterima kasih dan berniat untuk mentraktir Dian minuman. Dian awalnya menolak tapi Lian terus memaksanya, ahkirnya ia luluh dan pergi kekantin membeli beberapa botol minuman dan kedua nya tengah duduk berdua dibangku taman sembari menyeruput minuman masing-masing.
Dian dan Lian kini saling berkenalan"Kenalin kak nama aku Lian aku anak kelas 10, kalau Kaka?" Tanya Lian
"Kelas 12" jawab Dian singkat, kini ia merasa gugup. Sesekali Dian memandang Diam-diam kearah Lian
"Sial kalau dari dekat seperti ini, Lian lebih terlihat imut" batin Dian yang kini tengah menahan malu ketika berdekatan dengan Lian.
"Salam kenal ya kak" Lian tersenyum manis kearah Dian menunjukan lesung pipi dan juga mata sipitnya yang membuat pipi serta telinga Dian memerah. Hati Dian kini merasa tak karuan, ia merasakan detak jantungnya mulai berdebar sangat kencang. "Lian imut banget!!!" teriak Dian dalam hatinya.
Setelah saling berkenalan keduanya kini tengah asik berbincang, tanpa sadar bel sekolah pun berbunyi keduanya segera berpamitan dan kembali ke kelas masing-masing. Dian berjalan kembali ke kelasnya sembari tersenyum-senyum sendiri, hatinya merasa bahagia sekali bisa berkenalan dengan Lian gadis yang sedari tadi membuatnya gagal fokus.
Sesampainya di kelas Ricky dan bagus yang melihat Dian tengah senyum-senyum sendirian merasa curiga dan langsung melontarkan pertanyaan yang membuat Dian langsung menjitak dahi mereka berdua. "kesurupan lu din?" Ucap mereka berdua. Bagus dan Ricky mengusap-usap dahinya kesakitan. Dian kemudian duduk dan menghindari kedua teman nya itu. Berharap tidak ada pertanyaan yang aneh-aneh lagi. Dian memegangi dadanya yang kini tengah berdetak sangat kencang, pikirannya kacau, pipi nya memerah perasaanya campur aduk.
"Gua kenapa? Apa gua salting gegara Lian tadi?" Batin Dian yang kini tengah terdiam di bangkunya.
_bersambung_
KAMU SEDANG MEMBACA
BOY(X)FRIEND [OHMNANON]
Teen FictionBagas : "Jika Kita bukan Musuh, Apa menurut Lu kita bisa berteman?" Bagus : "kenapa? Lu Mau Jadi Temen Gua?" Bagas : "Nggak!"