[13] (Damai) Part 2

26 0 0
                                    

Bagus dan putra membopong Ricky menuju kosan bagus. Mereka berjalan tertatih-tatih, kondisi Ricky saat ini sangat memperihatinkan wajahnya penuh dengan lebam dan juga mengeluarkan sedikit darah segar dari sudut bibirnya. Sepanjang jalan bagus sangat penasaran apa yang membuat mereka terlibat dalam tawuran itu namun ia mencoba untuk diam memutuskan mempertanyakan ini semua ketika mereka sudah sampai di kosan.

Sesampai di kosan mereka berdua segera membaringkan tubuh Ricky yang terbujur lemas tak berdaya di atas kasur, pria tinggi itu merintih kesakitan. Membuat kedua temannya mulai panik "Ki, lu gak papa kan? Gua bakal obatin luka-luka lu, lu bertahan ya" putra langsung membersihkan darah dan luka yang ada di wajah Ricky setelah bagus memberikannya kotak P3K. Perlahan lahan ia mengolesi obat merah dan tak lupa memperban luka itu dengan sangat hati-hati. Ricky menahan rasa sakit itu sesekali ia berteriak disaat putra mengolesi obat merah di bibirnya. "Awww sakit put!"

.
.
.
.
.

Setelah mengobati Ricky putra segera menyuruh temannya itu untuk beristirahat, tak lama kemudian Ricky pun tertidur pulas. Melihat kondisi temannya kini sudah agak mendingan bagus langsung angkat bicara setelah selama ini dia mencoba untuk diam. Matanya menatap putra dengan serius, ditarik paksa lengan temannya itu menuju ruang tamu.

"Sekarang lu jelasin ke gua, apa yang sebenarnya terjadi?" Bagus melipat kedua tangannya di dada sembari menunjukan ekspresi marah. Putra seketika menelan ludahnya nampak takut dengan raut wajah bagus saat ini.

"Jadi gini Gus, sebelumnya Ricky ada kirim pesan ke gua kalau sepulang sekolah nanti dia bakal bantuin Raka dari geng IPS sebelah, gua udah coba ngelarang dia karena gua tau lawannya itu adalah gengnya Bagas" putra sedikit mulai menceritakan yang sebenarnya terjadi.

"Ngapain Raka Ampe ada masalah sama gengnya Bagas? Ngapain juga ricky bela-belain ikut tawuran ngebantuin si Raka"

"Gua gak tau kenapa Ricky mau bantuin si Raka, tapi yang jelas semua ini terjadi karena salah satu teman Bagas ngegodain gebetannya Raka"

"Hah?!Jadi ini semua cuma gegara rebutan cewe?"

Putra mengangguk mengiyakan ucapan bagus. Sedangkan bagus nampak pusing setelah mendengar semua ini, ia tak menyangka hal sepele seperti itu bisa sampai membuat keadaan menjadi berantakan. Bagus tak tinggal diam ia langsung mengambil ponselnya mengirim pesan ke Lian

'lin gua minta nomor bagas'

Setelah itu Lian memberikan nomor Bagas dan bagus langsung menelfon pria bongsor tersebut. Selang tak berapa lama Bagas langsung mengangkat telfon dari bagus.

"Halo" ucap Bagas dari seberang telfon

"Gua mau ketemu lu sekarang" bagus langsung mematikan telfonnya setelah mengucapkan hal singkat itu, putra yang mendengarnya mencoba untuk menahan bagus "Gus lu mau apa? Jangan macem-macem deh. Gua gak mau kondisi lu kaya Ricky begini"

"Put gua bakal baik-baik aja kok, lu tenang aja. Mending lu disini fokus jagain Ricky" Putra pasrah dan membiarkan bagus pergi menemui Bagas.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Di suatu tempat tak jauh dari kosan bagus terlihat seseorang tengah berdiri disana. Bagas tengah menunggu bagus, dan tak lama kemudian bagus menghampirinya. Menarik tiba-tiba kerah Bagas, namun ia tak membalas malah diam saja diperlakukan seperti itu oleh bagus.

"Kenapa lu lakuin itu ketemen gua?" Bagus sedikit tersulut emosi bagas berusaha menenangkannya.

"Gus tenang dulu.. gua bisa jelasin sekarang lu lepasin gua dulu"

Setelah itu bagus perlahan melepas cengkramannya mencoba untuk mendengarkan penjelasan dari Bagas.

"Gua sebelumnya udah peringatin elu kan jangan sampai terlibat di tawuran ini. Kenapa lu malah datang kesana? Lu gak tau seberapa brutalnya temen-temen gua."

BOY(X)FRIEND [OHMNANON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang