"Bagaskara, hari ini belum senja. Jangan terbenam, jangan terbenam...biarkan aku memelukmu terlebih dahulu, biarkan aku menyentuh senyum seindah sinar di ufuk timur milikmu itu, setidaknya agar aku bisa menggenggam bagian dari dirimu yang tak akan abadi di dunia ini; namun akan selalu hidup di manapun aku berpijak."
•••
"Kamu udah minum obat kan?"
Aku mengangguk, "Udah, Gas. Kamu udah nanya itu tiga kali, lho."
"Buat mastiin aja, Ra. Nanti kalo kamu muntah gimana?"
Aku tersenyum, lalu mendongak untuk menatapnya. "Nggak kok, kali ini aku nggak lupa sarapan, jadi nggak bakal mual. Wangi pengharum bus nya juga bukan wangi jeruk, kan?"
Bagaskara yang duduk tepat di kursi sebelahku membalas senyumanku, lalu menggenggam tanganku. "Yaudah deh, kalo mual bilang ya."
"Iyaaa sayang"
Bagaskara menatapku dengan heran. "Ih tumben banget manggil sayang?"
Aku menatap ke arah luar jendela, menatap pemandangan di luar bus. "Nggak papa, biar kamu nggak bawel."
Ia mengusak pucuk kepalaku. "Mana ada aku bawel"
Aku terkekeh menatapnya.
Hari ini ia tampak begitu menawan. Kemeja biru dipadukan kaos putih dan celana jeans hitam yang ia kenakan tampak begitu serasi.
Aku mengenakan blus warna senada dengan kemejanya. Ya, kami memang sudah menentukan dresscode yang akan kami kenakan untuk liburan kali ini.
Setelah hari-hari kami berkutat dengan pekerjaan yang seperti tak ada habisnya, akhirnya pihak kantor kami mengadakan karyawisata.
Aku dan Bagaskara berbeda divisi, namun Bagaskara berucap sehari sebelumnya kalau ia ingin duduk bersamaku, bukan dengan teman satu divisinya. Aku yang rencana awalnya ingin duduk dengan Kayla-teman satu divisiku juga-pun tidak bisa menolak untuk duduk bersama kekasihku.
Sudah lama juga aku tidak pergi berlibur bersamanya.
Kami akan pergi ke pantai yang terkenal dengan pasir putih dan matahari terbitnya. Ya, kami berencana untuk menginap dua hari di hotel yang letaknya tak jauh dari lokasi pantai.
Sebagai seseorang yang sangat menyukai pantai, aku sangat antusias mengikuti liburan yang diadakan kantor kali ini. Biasanya, aku memilih untuk istirahat di rumah karena Pak Bos hanya akan mengajak kami keliling bukit yang terkenal di daerah kami-dan itu melelahkan, teman-teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arunika | Park Sunghoon ✓
FanfictionDi mana kah kau sekarang? Aku telah melangkah begitu jauh untuk mencarimu. Dari tempat awal kita memulai hingga akhirnya kau hilang pun telah kusambangi. Tak tampak lagi senyum secerah mataharimu. Tak ada lagi kata-kata sehangat pelukan di musim hu...