- 6.ketenangan

476 38 5
                                    

Sesampainya di kamar mala mendapatkan telfon dari rakha lalu segera ia angkat

" Iya ay, halo? "

" Kamu habis nangis kok nadanya beda "

" Cantika rak, cantika "

" Cantika kenapa sayang "

" Cantika pingsan gara gara dapet telfon dari mamahnya karena papah cantika meninggal saat perjalanan ke sini "

Sontak rakha pun juga ikut kaget mendengar berita itu

" Kalia ber 4 bisa ke rumah cantika kan? Buat nenangin dia "

" Iya sayang bisa aku telfon mereka dulu ya "

" Iya "

Mala pub menutup telfonnya ia kembali ke arah cantika

Haura dan Devi masih terus menerus menangis dan sembari membangun kan
cantika

" Can plis can bangun "

" Iya can "

" Ambil minyak kayu putih Dev " Suruh mala

Devi hanya mengangguk Devi mengambil minyak kayu putih di atas nakas

" Ini mal " Devi memberikan minyak kayu putih itu kepada mala

Tak lama kemudian cantika terbangun dari pingsannya

" Papah , jangan tinggalin cantika pah " Isak tangis cantika pecah saat ia terbangun dari pingsannya

" Ikhlas can, papah lo ngga mau lihat lo nangis histeris begini " Bujuk haura

" Papah gue ra, ma, Dev hiks hiks " Isak tangisan cantika semakin hebat

Tiba-tiba laki-laki ber empat itu masuk ke dalam rumah cantika

Afan sontak lari ke arah cantika dan memeluk nya ke dalam dada bidang afan

Cantika masih saja menangis

" Udah can, ada gue di sini " Mereka ber depelapan

Sontak memeluk pasangan masing-masing

" Papah gue fan "

" Iya papah lo dah tenang ikhlas sin ya "

Butuh cukup lama memenangkan cantika

" Kita ber enam keluar dulu ya , fan tolong tenangin cantika dulu ya "

Mereka ber enam keluar dari kamar cantika dan turun untuk menunggu kehadiran mamahnya cantika

" Ikhlas sin ya can lo pasti bisa " Ucap afan yang masi tetap memeluk cantika

" gue mau ketemu papah gue fan " Ucap cantika

" Iya orang tua lo bentar lagi pulang kok lo tenang aja "

" Hiks.. Hiks... "

Cantika dan afan masi berpelukan afan mengangkat tangannya dan mengaca rambut cantika dengan pelan

Beberapa menit kemudian afan sudah tidak mendengar tangisan dari cantika

Lalu ia membaringkan cantika dengan perlahan

Sesudah itu afan keluar tanpa menutup kamar cantika dan turun ke bawah menghampiri teman temannya

" Gimana fan, cantika masi nangis? " Ucap haura

" Udah engga kok, dia lagi tidur " Balas afan

" Syukur deh kalau gitu kasian ya dia, pulang pulang di kasih kabar kurang ngenakin " Ungkap Devi

CANFANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang