03. Decisions, Offers and Curiosity

24 6 1
                                    

⚠️ PERHATIAN ️⚠️

Mohon bersikap bijaklah sebagai pembaca, sebab ini hanyalah karangan fiktif! Dan apabila ada kesalahan, mohon untuk bantu diperbaiki.

Jika ada kesamaan pada nama tokoh, tempat, dan sebagainya, itu sepenuhnya ketidaksengajaan.

Jangan lupa untuk follow akun penulis, juga tinggalkan jejak vote dan komen! Terima kasih!

• • • ☠️ • • •

Setelah melihat perawakan pria yang dibicarakan Tuan Bliss melalui foto, entah mengapa Wileen merasa sangat tidak asing dengan pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah melihat perawakan pria yang dibicarakan Tuan Bliss melalui foto, entah mengapa Wileen merasa sangat tidak asing dengan pria itu. Seperti pernah bertemu, bahkan mengenalnya. Wajahnya benar-benar tak asing dalam benang-benang ingatan Wileen. Namun, sebenarnya siapa pria itu? Mengapa Wileen tampak kesulitan menemukan jawabannya? Apakah ia benar-benar mengenalnya, atau hanya mirip dan dugaan semata?

Karena melihat Wileen yang masih setia membungkam dengan isi kepala yang entah memikirkan apa, Tuan Bliss pun kembali bertanya, “Bagaimana? Apa kau tertarik untuk berduel dengannya?”

Wileen menoleh, menatap sekilas Tuan Bliss yang kini terlihat mencondongkan daksanya. Ia begitu menanti jawaban dari sang partner, tetapi Wileen tampak masih belum menggubris dirinya. Wanita penggila warna hitam itu masih sibuk dengan guratan masa lalu. Ia masih fokus menggali ingatan tentang pria yang benar-benar mengganggu pikirannya.

Hingga 2 menit setelahnya, Wileen kembali menyandarkan daksanya, lalu menghisap rokoknya yang tinggal setengah. Baru setelah itu ia berkata, “Bagaimana kalau saya terima tantangannya, tapi Anda harus membatalkan kesepakatan itu? Tidak peduli saya akan menang atau tidak nantinya.”

Tuan Bliss terdiam, bukan itu yang dirinya harapkan.

“Atau ... jika saya kalah, Anda bisa tetap melanjutkan kesepakatan itu. Tapi jika saya menang, maka Anda harus membatalkannya,” lanjut Wileen menantang, ia tak segan-segan melakukan sesuatu yang bisa membuat pria rimpuh di sampingnya itu berhenti melakukan hal yang dirinya tak suka.

Sebab, ia tahu betul, iming-iming memperluas jangkauan bisnis hanyalah tipu muslihat. Buktinya, sampai sekarang bisnis mereka tetap berada di grafik yang sama dan belum meningkat selama beberapa bulan ini. Padahal sudah banyak yang dirinya keluarkan dan lakukan demi kesuksesan bisnis yang mereka bangun bersama. Namun, apa hasilnya? Tidak ada!

“Tidak bisa. Kesepakatan ini tida--“

“Kalau begitu berikan saja nomor pria ini pada saya. Biar saya sendiri yang menghubunginya,” sanggah Wileen santai, ia masih menikmati rokok premiumnya tanpa membalas tatapan Tuan Bliss yang kini menautkan dahi, dan tetap menatap ke arah yang berlawanan dengan pria rimpuh itu.

Sedangkan Tuan Bliss, kerutan di dahinya semakin terbentuk jelas petanda bahwa ia tak suka akan keputusan dan tawaran yang dilontarkan Wileen. Karena bagaimanapun, kesempatan emas ini tidak boleh disia-siakan.

[TERBIT] Pandora: Pandora Two-side Secret [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang