06. Madness & Consequences

22 3 0
                                    

⚠️ PERHATIAN ️⚠️

Mohon bersikap bijaklah sebagai pembaca, sebab ini hanyalah karangan fiktif! Dan apabila ada kesalahan, mohon untuk bantu diperbaiki.

Jika ada kesamaan pada nama tokoh, tempat, dan sebagainya, itu sepenuhnya ketidaksengajaan.

Jangan lupa untuk follow akun penulis, juga tinggalkan jejak vote dan komen! Terima kasih!

• • • ☠️ • • •

Berjam-jam telah dihabiskan, tetapi Wileen sama sekali belum berpindah tempat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berjam-jam telah dihabiskan, tetapi Wileen sama sekali belum berpindah tempat. Bahkan, untuk beranjak bangun sekali pun tidak. Sampai-sampai, sang dealer yang masih berhadapan dengannya merasa semakin heran, pun lelah karena tidak diberi jeda sekali pun. Dan anehnya, wanita di hadapan pria berseragam itu malah terlihat santai dan sangat menikmati setiap ronde yang ada. Sudah banyak trik curang yang dikeluarkan, sudah banyak cips yang diberikan oleh bandar. Mau sejauh mana dan selama apa ia bermain di sana?

“Apa Anda tidak ingin pulang?” tanya sang dealer, tampaknya ia mulai kewalahan menghadapi hasrat Wileen yang semakin ke sini, semakin tak terkendali. Wanita itu benar-benar haus akan perjudian.

“Nanti. Aku masih ingin bermain,” jawab Wileen datar, kali ini ia sambil merokok. Sudah 3 batang rokok yang wanita itu habiskan.

“Tapi bukankah Anda sudah menang berkali-kali? Apa itu masih belum cukup juga?” tanya sang dealer lagi, sontak membuat Wileen tersenyum miring.

“Kenapa? Kau rugi besar?” tanya balik Wileen, membuat sang pria tersenyum masam dan sedikit gugup.

“T-tidak ... Hanya saja biasanya orang-orang akan pulang jika sudah mendapatkan banyak kemenangan. Rata-rata mereka hanya bermain paling lama 3 jam. Tapi, Anda? Anda di sini sudah hampir 8 jam, Nona,” ujar sang dealer, lagi-lagi berhasil membuat Wileen menyunggingkan senyumnya.

Apa yang dikatakan dealer benar. Wanita penggila warna hitam itu masih duduk di sana selama itu tanpa bangun sekali pun. Semakin ke sini, ia semakin betah berada di Kasino. Padahal, awal-awal dirinya terjun ke dunia judi hanya menghabiskan waktu 1-3 jam. Namun, setiap bulan hasratnya semakin bertambah, dan sekarang Wileen mulai melewati batas yang ada.

“Itu karena mereka payah,” seru Wileen, arkian menghisap rokoknya yang baru terbakar sedikit, “mau berapa lama aku di sini, itu bukan urusanmu! Lebih baik kau lakukan saja apa yang menjadi tugasmu.” Diakhiri dengan isapan rokok lagi.

Sang dealer pun hanya bisa menurut.

• • • ☠️ • • •

“Selamat datang, Nona! Akhirnya Anda pulang juga,” ucap salah seorang penjaga saat menyadari kehadiran Wileen di rumah besar milik wanita itu. Ia sedari tadi malam menunggu kedatangan majikannya. Berjam-jam ia berjaga, ujungnya Wileen akan pulang di jam 4 pagi juga. Sudah 2 minggu majikannya seperti itu.

“Sesuai perintah Anda, mereka sudah ada di sini,” lanjutnya, arkian menutup kembali pintu dan berjalan mengikuti Wileen.

“Jadi kau sudah melakukan tugasmu dengan baik?” tanya Wileen sembari menolehkan wajahnya sekilas ke arah samping kanan sebesar sembilan puluh derajat.

Penjaga itu pun spontan mengangguk mantap. “Tentu saja, Nona. Mereka saat ini ada di gudang,” jawabnya, berhasil membuat Wileen tersenyum senang.

“Bagus! Awasi mereka terus!” titah Wileen sembari mendudukkan bokongnya pada salah satu sofa, sedangkan sang penjaga yang diberi titah langsung manut dan bergegas pergi menuju gudang, “dan kamu, tolong bawakan saya jus mangga dan beberapa camilan! Saya lapar setelah lama bermain judi.” Ia menyandarkan daksanya pada badan kursi sambil memejamkan mata merasakan penat yang hadir setelah berjam-jam duduk memuaskan hasrat.

Hanya dalam hitungan menit, apa yang dirinya inginkan datang. Segelas jus mangga dan beberapa piring berisi camilan. Wileen siap menyantap semua itu dan meminta salah satu pelayan untuk memijat bahunya.

“Katakan pada saya, apa mereka sempat memberontak?” Sambil menatap asisten pribadinya sebentar, bukan yang diberi titah tadi, melainkan asisten yang lain.

“Iya, Nona. Tapi kami langsung membius mereka dan membawa mereka ke mari secara diam-diam. Tidak ada yang melihat dan semuanya dipastikan aman,” jawab sang asisten dengan kepala tertunduk hormat.

“Bagus.” Wileen mengangguk-angguk bangga pada bawahannya tersebut. “Baiklah. Saya akan ke sana setelah istirahat. Karena setelah ini saya ingin tidur dulu sebentar,” lanjutnya, kembali mendapat anggukan dari sang asisten.

Lalu selang beberapa menit, saat dirasa sudah puas dan kenyang, Wileen beranjak bangun dan pergi menaiki anak tangga menuju kamar kesayangannya. Ia berniat untuk mengunjungi ilusi buatan Tuhan sesuai apa yang dirinya katakan pada asistennya sebelumnya. Tentunya sambil mengumpulkan mood untuk melakukan aksi berikutnya.

Setelah sampai di depan pintu kamar, ia dengan santai berseru, “Akhirnya hari ini aku mendapatkan banyak kemenangan! Tampaknya aku semakin hebat!” Nada dan mimiknya menampilkan rasa puas setelah bermain judi kurang lebih selama 10 jam. Ia sudah tergila-gila dengan harta hasil permainan judi.

“Jika aku bisa bermain lebih lama lagi, kemungkinan besar aku akan menang lebih banyak lagi. Ya! Benar! Ide bagus!” lanjutnya, lalu masuk ke dalam kamar dengan raut wajah kesetanan.

• • • ☠️ • • •

BRUK!

Wileen menendang ambang pintu ruangan gudang dengan kasar sampai benda berbentuk persegi panjang dengan tinggi melebihi tingginya itu terbuka secara lebar, sampai-sampai pegangan pintunya membentur dinding. Ia lalu berjalan menghampiri 3 orang yang saat ini masih tersekap dengan mulut tertutup kain, tangan terikat di belakang kursi, dan kaki yang dirantai. Dan tak lupa, ketiganya masih dalam keadaan tak sadarkan diri.

“Hei, bangun! Enak-enakan kalian tidur, ya!” gertak Wileen sambil menggebrak pintu yang sama. Namun, tak ada tanda-tanda mata terbuka dari ketiganya.

“Drake, bawakan aku air dingin!” pinta Wileen kepada salah seorang penjaga yang berdiri di belakangnya, lalu langsung mendapat anggukan dari yang bersangkutan. Dan tak lama, apa yang diinginkannya itu datang, tepat 2 menit setelah amaran diberikan.

“Ini air dinginnya, Nona,” ucap Drake sembari menyodorkan 1 ember air dingin yang diambil langsung dari dalam kulkas.

Air tersebut sudah disiapkan sejak Wileen menyuruh tangan kanannya menculik Brianna dan kedua temannya. Ya! Merekalah yang saat ini ada di hadapan Wileen, terduduk dan pingsan dalam keadaan yang memprihatinkan.

“Terima kasih,” balas Wileen, arkian meraih ember tersebut dan langsung menumpahkan semua isinya tepat di atas kepala Brianna dan kedua sahabatnya.

Lalu dalam hitungan detik, ketiganya spontan terkejut, refleks membuka mata dengan mulut yang menganga kedinginan.

“Hai, kawan lama! Senang bertemu kembali dengan kalian!” ujar Wileen, senyum skeptis terpancar jelas di wajahnya. []

• • • ☠️ • • •

• • • ☠️ • • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[TERBIT] Pandora: Pandora Two-side Secret [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang