10. Big Win

20 3 0
                                    

⚠️ PERHATIAN ️⚠️

Mohon bersikap bijaklah sebagai pembaca, sebab ini hanyalah karangan fiktif! Dan apabila ada kesalahan, mohon untuk bantu diperbaiki.

Jika ada kesamaan pada nama tokoh, tempat, dan sebagainya, itu sepenuhnya ketidaksengajaan.

Jangan lupa untuk follow akun penulis, juga tinggalkan jejak vote dan komen! Terima kasih!

• • • ☠️ • • •

Masih dalam ronde dan partner yang sama, Wileen perlahan mengangkat ketiga kartu miliknya untuk ia kuak berapa jumlah nominal yang didapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih dalam ronde dan partner yang sama, Wileen perlahan mengangkat ketiga kartu miliknya untuk ia kuak berapa jumlah nominal yang didapat. Samar-samar, ia tersenyum smirk menatap kartu-kartu tersebut.

Sebab, tanpa sadar dan tanpa diketahui, bila ia menyentuh kartu miliknya, sudah dipastikan bahwa sihir telah mengontrol kartu-kartu tersebut. Ia akan mampu menguasai arena permainan hanya dengan sentuhan. Maka di sini; sudah dipastikan, bahwa ialah yang akan tetap menjadi pemenang.

Dua puluh sembilan, gumam Wileen dalam hati, arkian menjadi fakta setelah wanita itu membalik ke semua kartu miliknya.

“Bagaimana? Masih ingin percaya diri?” tanya Wileen, ia langsung merampas semua uang taruhan di atas meja. Senyum miring semakin terukir jelas di wajah cantiknya, “seberapa keras kalian berusaha, aku ragu kalian bisa menang dariku.”

Terdengar dengkusan dan pukulan pada meja dari salah seorang pemain. “Kau curang, ya?” tanyanya spontan dengan raut wajah tak terima.

“Curang dari mana, Tuan ... Memangnya Anda punya bukti?” tanya Wileen dengan ekspresi remehnya. Ia menatap lekat kedua manik pria berusia tiga puluh tujuh tahun itu dengan santai, seakan memang tak memiliki kesalahan dan berkata jujur.

Masih tidak terima, pria itu malah menyolot dan mempertajam tatapannya. Namun, suara dari Tuan Garth berhasil mengalihkan perhatian.

“Sudah. Lebih baik lanjutkan saja,” pinta Tuan Garth masih merasa penasaran.

Wileen pun tak bisa menolak. “Kalau begitu, silakan pasang taruhan lagi!” ucapnya mempersilakan, tentu para pemain akan langsung patuh, walau ada 1 orang yang terpaksa.

Perlahan-lahan, Wileen kembali membagikan kartu dengan jumlah yang masih sama. Masing-masing dari mereka membuka ketiga kartu setelah semua taruhan terpasang di atas meja. Sekitar £80.000 tersedia. Mereka; para golongan konglomerat tidak akan ragu untuk mengeluarkan sejumlah taruhan dengan nominal yang amat fantastis, seperti saat ini.

“20, 27, 25, dan 34,” tukas Wileen menyebutkan total kartu dari masing-masing pemain, lalu merampas uang taruhan milik Nyonya Carol mengingat kartu beliau melebihi batas ketentuan. Dan setelahnya, ia menambahkan 1--2 kartu untuk pemain yang memiliki total kurang dari 25, seperti sebelumnya.

Akan tetapi sebelum itu, ia tersenyum tipis menatap Tuan Holmes, disusul dengan bibirnya yang berucap, “Semoga beruntung.” Lalu menyerahkan kartu baru tersebut.

• • • ☠️ • • •

Ouch ... Ternyata hasilnya tetap sama,” ujar Wileen melebih-lebihkan pergerakan bibirnya di kata ‘ouch’, seakan semakin meremehkan para pemain yang nyatanya tak mampu mengalahkan dirinya. Ia tetap menjadi master dari segala master.

“Sudah kubilang apa ... percuma,” lanjutnya sambil menarik semua uang taruhan terakhir milik para pemain ke arahnya. Ia lalu memamerkan beberapa tumpukan uang tersebut dengan mengangkatnya tinggi-tinggi. Sekitar £220.000 berhasil dirinya rampas lagi.

Spontan, hal tersebut semakin mengundang rasa kesal di hati para pemain, terkhususnya Tuan Noach yang sejak awal melakukan pemberontakan. Ini bukan kekalahan pertama baginya, melainkan sudah yang keenam kalinya ia rugi besar.

“Lain kali, bawa lebih banyak dari ini, ya,” lanjut Wileen, masih dengan ekspresi dan gerakan tangan yang mengayun tumpukan uang di tangan kanannya tersebut, “uang ini benar-benar menyejukkan ....” Kali ini ia jadikan kipas guna memperbesar api kecemburuan di benak mereka, raut wajahnya amat sinkron dengan tindakannya itu.

“Kalian masih ingin tetap di sini?”

Wileen menatap satu per satu rivalnya yang hingga kini masih setia duduk di tempat masing-masing. Padahal, jelas-jelas uang mereka sudah habis total.

“Masih ingin main?”

Tuan Noach langsung berdiri dengan cepat, meninggalkan ruangan VIP dengan kemelut kesal yang tidak ada ujungnya. Dalam hatinya ia bersumpah akan mengalahkan Wileen di permainkan berikutnya.

Kemudian, disusul Tuan Holmes dan Nyonya Carol yang ikut hengkang dari sana. Sedangkan Wileen, wanita itu mulai sibuk menaruh uang hasil judi ke dalam kotak yang telah disediakan oleh asisten pribadinya. Ia sudah meminta mereka untuk membawa beberapa kotak guna persiapan. Dan tersisa Tuan Garth yang masih duduk berhadapan dengan Wileen.

“Katakan padaku! Taktik apa yang kau gunakan?” tanya Tuan Garth tiba-tiba, langsung to the point ke intinya, “kau pasti bermain curang, kan?”

Nada bicaranya sama sekali tak menunjukkan bahwa ia tidak terima. Malah seperti bertanya baik-baik, bak ingin tahu cara jitu wanita penggila warna hitam itu. Namun, bukan Wileen jika ia bersedia mengatakan kebenaran yang ada. Rahasia, tetaplah rahasia, identitasnya tidak boleh terbongkar.

Sambil membenarkan posisi duduknya, Wileen menyerahkan tugas penyimpanan uang ke dalam kotaknya itu kepada para asisten, sedangkan ia menatap lekat Tuan Garth dengan tangan yang kembali dilipat di atas meja.

“Memangnya kenapa, Tuan? Anda masih mencurigai saya?” tanya Wileen sedikit memiringkan kepalanya ke arah kiri sebesar sepuluh derajat di akhir kalimat.

Tuan Garth pun terkekeh  sekilas. “Tidak, tidak ... Saya hanya ingin tahu saja. Barangkali kau mau mengajari saya caranya. Saya ingin bisa menang terus-menerus sepertimu,” ujarnya iri.

Kali ini berganti Wileen yang terkekeh. “Jadi Anda mengakui kalau Anda itu payah dalam bermain judi? Begitu?” tanyanya mencari tahu fakta dari ucapan pria itu.

“Ya, di mata kamu, mungkin seperti itu. Tapi alasan saya ingin tahu adalah karena saya ingin bisa mengalahkan seseorang. Bukan dirimu, tapi orang lain,” jawab Tuan Garth.

Wileen tidak langsung menjawab, ia terlihat terdiam selama beberapa saat. “Tapi maaf, Tuan. Saya benar-benar tidak menggunakan cara curang, jadi ... saya rasa, saya tidak bisa memberitahukannya kepada Anda,” ujarnya, disambut dengan helaan napas dan dahi mengerut dari pria di hadapannya. []

• • • ☠️ • • •

• • • ☠️ • • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[TERBIT] Pandora: Pandora Two-side Secret [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang