08. The Truth About Pandora's Box

24 5 0
                                    

⚠️ PERHATIAN ️⚠️

Mohon bersikap bijaklah sebagai pembaca, sebab ini hanyalah karangan fiktif! Dan apabila ada kesalahan, mohon untuk bantu diperbaiki.

Jika ada kesamaan pada nama tokoh, tempat, dan sebagainya, itu sepenuhnya ketidaksengajaan.

Jangan lupa untuk follow akun penulis, juga tinggalkan jejak vote dan komen! Terima kasih!

• • • ☠️ • • •

Brianna dan kedua sahabatnya masih hanyut dalam kepanikan, tetapi tidak dengan Wileen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brianna dan kedua sahabatnya masih hanyut dalam kepanikan, tetapi tidak dengan Wileen. Wanita penggila warna hitam itu semakin liar, semakin memperlihatkan jati dirinya.

“Aku masih ingat bagaimana aku bisa menemukan benda hebat ini. Tapi, ada satu hal yang tidak kumengerti dari kalian. Bagaimana bisa kalian berpikir bahwa aku membunuh kedua orang tuaku?” ujar Wileen tak ada habisnya, ia semakin menikmati monolognya.

“Kalian, tahu? Aku tidak mungkin membunuh orang tuaku sendiri dan kecelakaan itu murni terjadi karena takdir. Aku sama sekali tidak memiliki sangkut paut apa pun dengan kematian kedua orang tuaku. Karena bagaimanapun, mereka adalah keluargaku, orang-orang terpenting bagiku. Mustahil jika aku menginginkan mereka lenyap dari dunia ini,” lanjutnya, arkian beranjak bangun dari tempat untuk berjalan mengitari Brianna dan kedua kawannya dengan langkah yang amat lamban, pun kembali menyembunyikan kotak berlapis tembaga yang tadi dirinya pamerkan.

“Jadi, jangan asal menuduh jika kalian tidak tahu faktanya,” sindir Wileen, ia kian berdiri tepat di belakang Brianna dan memegang kepala kursi yang wanita itu duduki. Tentunya sambil menatap wajah wanita angkuh itu dari samping kiri secara samar.

“Tapi, ya ... aku tidak masalah dengan tuduhan dari kalian itu. Karena bagaimanapun, aku juga mendapatkan keuntungan dari kematian mereka. Jika saja hari itu tidak terjadi, aku mungkin tidak akan menemukan kotak tadi. Ya! Hari kematian orang tuaku, membawa perubahan besar dalam hidupku!” tukas Wileen, ia seketika mengenang masa lalu.

Hari itu; tepat 1 minggu setelah kejadian nahas yang merenggut nyawa kedua orang tuanya, Wileen termenung memandangi makam mereka. Sebersit rasa tak terima akan takdir yang paling pahit untuknya itu berhasil merobohkan pertahanan yang berusaha ia bangun dengan sekuat tenaga. Harapan akan masa depan seketika sirna, ia kehilangan penyemangat dalam hidupnya.

Andai saja mereka tidak nekat keluar malam saat itu, andai saja mereka tidak bersikeras untuk mencari cara agar bisa tetap bertahan hidup, dan andai saja mereka memilih beristirahat dengan keadaan seadanya; mungkin kecelakaan tersebut tidak akan terjadi, mungkin bukan mereka yang menjadi korbannya, dan mungkin orang tua Wileen masih ada sampai sekarang. Namun, Tuhan sudah berkehendak, kita bisa apa? Semua sudah terlanjur terjadi, semua tak bisa terulang kembali.

[TERBIT] Pandora: Pandora Two-side Secret [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang