William, Arief, Yudie, dan Lukman pun berkumpul untuk rapat dengan Koh Hendra mengenai PT Hype Retail. Setelah cukup panjang berargumen, Arief pun memberi pendapat.
"Kalau begitu kami akan menemui Fikri. Kami akan coba diskusikan, agar di beri waktu lagi."
William, dan teman-temannya mengangguk setuju.
"Bentar-bentar, mengapa hanya Fikri saja yang kalian temui? Sebetulnya posisinya apa di PT Hype Retail? Biasanya bila mau membahas perjanjian seperti ini, perlu bicara lagi dengan tim mereka yang lainnya."
Koh Hendra mulai curiga, William menelan ludah. 'Sial, gimana ini.' Tak ada satu pun yang berani menjawab Koh Hendra. Sedari tadi mereka mencoba mengundur keputusan final dari koh Hendra, tapi kini William malah terancam ketahuan. Apa kali ini kondisi kendala PT Hype Retail bisa di undur lagi? Mereka sudah tersudutkan!
Tiba-tiba di tengah ketegangan itu, Arief meletakkan tangannya pada paha putih Koh Hendra. Rasa hangat dari tangan itu membuat Koh Hendra kaget. Saking seriusnya, ia sampai lupa bahwa ia sedang mengenakan rok pendek.
"Koh, keliatan koh. Kakinya jangan di buka lebar-lebar gitu."
Koh Hendra langsung merapatkan paha kekarnya, sambil mencoba menepis tangan Arief.
Kelanjutan cerita dapat di baca dari Karyakarsa, dengan username: Siangsiang
Link bagian cerita Mempermalukan Koh Hendra (Part 02): https://karyakarsa.com/Siangsiang/mempermalukan-koh-hendra-part-02
(Atau klik saja link dari home Wattpad saya)
KAMU SEDANG MEMBACA
Target di Kantor
General Fictionkoh Hendra adalah tipikal pria yang dominan, badannya tinggi kekar, karakternya dingin dan serius. ia juga di kejar² banyak wanita di kantor, membuat karyawan pria yang lain pada iri, apa yang akan di lakukan mereka terhadap koh Hendra? -mengandung...