12. Matahari dan Bulan

524 63 8
                                    

Keindahan ruang dansa Malfoy Manor yang megah tak bisa menutupi suasana suram dan gelap. Keheningan mematikan mengiringi setiap langkah Pangeran Kegelapan. Meskipun banyak orang yang ada di sana, tidak satu pun berani bersuara. Bahkan untuk mengambil napas pun, mereka melakukannya sepelan mungkin, takut mengganggu Pangeran Kegelapan yang memiliki suasana hati yang buruk.

"Kegagalanmu benar-benar mengecewakanku, Lucius." Suara pelan Voldemort memecah keheningan. Lucius Malfoy yang belutut di sisi lain ruang dansa menelan ludah kasar. Tangannya terkepal dan ia menunduk dalam.

"Maafkan saya, My Lord," balasnya pelan. "Itu sepenuhnya kesalahan saya." Suara Lucius terdengar bergetar, bercampur dengan ketakutan. Di sampingnya, Narcissa menggenggam tangan sang putra yang bergetar hebat.

"Tenangkan dirimu, Draco," bisik Narcissa.

Draco tersenyum tipis, tapi matanya tak bisa berbohong. Sorot ketakutan tergores di sana.

"Setelah kegagalan kalian membawa Amelia Bones ke hadapanku, sekarang kalian gagal untuk mencari keberadaan Potter?!" teriak Voldemort. Mata merahnya berkilat mengerikan. Tatapannya beralih pada sosok di sudut lain ruang dansa. "Melvin, bagaimana kementerian?"

Sosok Melvin Greengrass menundukkan kepalanya dalam. "Maafkan saya, My Lord. Pengambilalihan kementerian belum berhasil. Dumbledore ... masih memiliki suara terbanyak di Wizengamot. Dia berhasil menarik fraksi cahaya dan netral di bawahnya."

Sinar merah meluncur ke arah Melvin, membuatnya terlempar ke belakang. Ringisan sakit meluncur dari bibirnya ketika Voldemort melemparkan mantra Cruciatus tanpa ragu. Mata merah Pangeran Kegelapan menatapnya keji.

"Kesalahan lain, lagi." Voldemort berdesis. Ia mengelus tongkat putih tulangnya dengan gerakan halus yang mengintimidasi. "Apakah tidak ada satu pun dari kalian yang melakukan pekerjaan dengan baik?! Menyedihkan!"

Voldemort kembali memuntahkan kalimat-kalimat kejam di setiap ucapan yang terlontar. Wajahnya yang serupa monster memberikan kengerian lain pada para pengikutnya. Pangeran Kegelapan yang sangat dijunjung oleh para Pelahap Maut itu tak lebih dari cangkang yang telah kehilangan kewarasan dan kejernihannya, menyisakan kekejaman dan kekejian semata.

Tanpa mereka sadari, sepasang pemuda berada di luar bangsal pelindung Malfoy Manor. Rambut merah Hera berkibar dibelai angin. Di belakangnya, Theo berdiri tegap. Jubah hitam sang Pangeran Keagungan melengkapi penampilannya yang gagah. Belum lagi sebuah pedang yang tersarung sempurna di pinggangnya. Mata cokelat Theo kokoh bagaikan baja, persis sama seperti gelarnya. Pangeran Keagungan. Gelar yang selalu mengikuti belahan jiwa dari Putri Sihir di setiap kehidupan yang bergulir.

"Ini akan menjadi kejutan yang menyenangkan, bukan, Theo?" Hera menoleh dan tersenyum lebar. Mata zamrudnya berbinar bahagia menatap pada Theo yang tersenyum lembut.

"Tentu saja, Hera. Ini akan menjadi kejutan yang menyenangkan untuk Pangeran Kegelapan dan pengikutnya."

Hera terkikik. "Mari kita sapa mereka, Theo." Ia mencium pipi sang kesatria.

Theo tertawa pelan dan mengangguk. Lengan kanannya melingkari pinggang Hera ketika tubuh mereka melayang di udara. Angin menerbangkan kedua jubah mereka. Kedua tangan Hera menyentuh bangsal, disusul aliran sihir emas yang merambat ke seluruh bagian bangsal. Pelan tapi pasti, suara retakan terdengar bersusulan sebelum perisai itu pecah berhamburan.

Theo memeluk Hera erat ketika tubuh mereka meluncur tepat di atas Malfoy Manor. Kilatan terlihat di mata Theo sebelum ia meraih pedangnya dan mengalirinya dengan sihir dan menebaskannya ke arah Malfoy Manor. Sihir ungu menghancurkan atap manor besar itu, mengagetkan semua penghuninya. Di antara reruntuhan atap, Pangeran Keagungan mendarat anggun dan menurunkan Putri Sihir. Mereka segera disambut dengan wajah terkejut para Pelahap Maut dan kemarahan Voldemort.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Veil of TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang