10. Ajakan

677 71 4
                                    

***

Teressa menelan ludahnya gugup. Ia melirik Ayana yang hanya terdiam, seperti nya gadis itu juga tak ingin terlibat jauh. Sial.

"Siapa? Hm." King berjalan mendekat ke arah nya. Teressa dengan cepat merangkul bahu Ayana.

"Ada, temen gue. Lo juga ngapain tiba tiba nyaut." Ucap Teressa berusaha tenang. Ia menepuk nepuk bahu Ayana, sebetulnya ia cemas.

"Karna gue denger ada orang yang nyebut gue gila." Ucap king.

Ah Teressa lupa, king ini ini keras kepala. Lelaki itu selalu tetap pada pendirian nya, apa king mendengar jelas ucapanya.

Ini kan gara gara Ayana juga, siapa suruh ngomong gitu kan gue kepancing. Batinnya kesal.

"Lo nggak mau bantu gue apa?" Bisiknya pada Ayana. Namun gadis itu hanya menggeleng pelan, bahkan Ayana menundukan kepalanya kala king mulai melihat kearahnya.

Atensi king mulai teralihkan. Ia menatap Ayana dengan tajam, seolah olah mengawasi. Ia tak ingin Ayana pergi dari pandangannya.

Teressa melirik keduanya, keberadaan nya terabaikan ia mulai melepaskan rangkulannya.

Adegan king yang marah sama Ayana karna Ayana mulai menjaga jarak. Batin teressa yakin.

"Tontonan gratis." Gumamnya. Ia sedikit menjaga jarak dari keduanya.

King mulai mendekati Ayana, pria itu mencekram dagu Ayana, kemudian ia mengecup bibir Ayana. Teressa tersedak di buatnya, Ayana tampak ketakutan. Gadis itu bahkan melirik nya, seakan minta pertolongan. Teressa jadi bingung, ingin menolongnya apa tidak.

Melihat Ayana yang melirik ke arah lain membuat king geram, lelaki itu menyentak dagu Ayana dengan keras. Ayana meringis di buatnya. Matanya sudah berkaca kaca, apalagi saat king membisikan sesuatu kepadanya.

"Ngeri banget." Gumam Teressa.

Tak mau berlama lama Teressa segera pergi dari sana. Ia tak ingin mengganggu alurnya, meskipun ia merasa kasihan, tapi ia tak ada keberanian. King itu pria tidak waras. Sebisa mungkin Teressa menjauh dari pria itu.

"Kenapa?" Teressa terpenjat kaget saat menemukan Leo di sampingnya, ah pria itu tak sendiri. Ada derrick juga di samping nya.

"Kaget gue." Ucapnya. Leo terkekeh lalu segera minta maaf.

"Kenapa ko aneh banget dari tadi." Ucap Leo.

"Aneh gimana?"

"Takut ya sama king." Tebak Leo. Teressa menatap Leo dengan bingung. Kenapa. Leo bisa tau.

"Gue liat dari awal sampe akhir, derrick juga." Ucap Leo menerangkannya.

Rupanya mereka datang bertiga, lalu king memisahkan diri karna ucapanya, atau melihat Ayana? Teressa pun tidak tahu.

Itu adalah kesimpulan Teressa.

"Lo suka tipikal cowok yang kaya gimana?" Teressa menoleh. Ia menatap Leo bingung. Tumben.

"Kenapa nanya gitu?"

"Buat nilai, Billy cocok nggak sama lo." Teressa mengangguk anggukan kepalanya mengerti.

"Kalo dari sifat gue gak bisa jelasin secara pesifik si. Cuma gue nggak suka yang kaya modelan king. Pemaksa, pengatur, posesif. Pokonya segala macem yang seperti dia gua nggak suka." Ucap Teressa. Leo menganggukkan kepalanya mengerti.

"Billy nggak cocok sama lo, dia terlalu posesif sama pasangannya." Ucap Leo datar.

Teressa berfikir sejenak, benar juga. Ia belum tau sifat sifat figuran disini. Mana tau ada yang lebih gila dari king. Semoga saja Teressa tak bertemu pria sinting semacam king. Cukup king yang terobsesi dengan Ayana.

"Lo suka yang care apa yang cool?" Tanya Leo sekali lagi. "Mana tau gue bisa bantuin lo." Lanjut nya.

"Gue suka keduanya, asal kedua sifat itu imbang di satu orang gue suka. Kaya fifty fifty." Ucapnya.

Leo menyikut lengan derrick pelan, pria itu hanya mengangguk. Entah apa yang di rencanakan keduanya. Namun hanya mereka yang paham.

"Malem nanti lo free?" Tanya Leo.

Teressa mengalihkan atensi nya kepada kedua orang itu. Ia bertanya tanya, apakah diantara keduanya ada yang akan mengajaknya keluar. Ia jadi kepedean.

"Lo harus ikut gue nanti malam."

***

New world or old worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang