3. Tempat berbeda

777 63 2
                                    

***

Valerie bangun dari tidurnya. Ia segera bersiap siap. Hari ini adalah hari pertamanya syuting. Ya, beberapa hari berlalu lalu ia sudah menghapal kan naskah dan berlatih. Ia tak sabar. Aktor lain sudah syuting sejak beberapa hari yang lalu. Karna Teressa muncul di pertengahan jadi Valerie pun baru masuk ke lokasi syuting.

Setelah siap, ia segera pergi dengan sang asisten. Mereka pergi ke tempat syuting pertama. Di restoran mewah ala Barat. Adegan dimana Teressa bertemu dengan king saat pertama kali. Mereka langsung membicarakan pertunangan. Kedua belah pihak setuju, tanpa memikirkan perasaan king dan teressa. Yang memerankan king disini adalah Philip, ya aktor yang seagensi dengan Valerie. Valerie pun cukup terkejut saat mengetahuinya pertama kali.

Valerie syuting beberapa jam. Hingga ia beristirahat, ia kelelahan. Sebenarnya di malam hari ia tak cukup tidur karna bermimpi bertemu Teressa. Ya, mimpi yang aneh memang, namun Valerie harus mengakui bahwa teressa memang sangat cantik. Sesaat Valerie terlelap.

Valerie tidak mengetahuinya, namun kejadian selanjutnya akan membuatnya bingung menghadapi segala hal yang di luar nalar.

°•°

Ctak..

Valerie mengerjapkan matanya. Ia tersadar, sedikit menguap lalu matanya membola. Kenapa ia berada di ruangan mewah ini. Ah, ya ia ingat ini adalah adegan dimana Teressa dan King bertemu di salah satu restoran ternama. Namun Valerie bingung, karna perasaan nya ia sudah melakukan adegan ini tadi.

"Kabar yang bagus, jadi bagaimana teressa dan king kalian pasti menyetujuinya kan?" Desak salah satu pria paruh baya yang tak lain adalah Nico.

Tunggu, ada yang aneh. Nico?! Eh, Lalu king?! Sebentar. Kenapa, bukan philip dan Samuel. Batin Valerie terkejut.

Melihat anaknya yang diam terkejut menatap Nico dan king. Louis mengambil alih.

"Tak apa, mungkin teressa masih butuh waktu." Ucap Louis. Valerie menoleh, ia kembali terkejut. Kenapa visual mereka sangat mirip dengan deskripsi novel. Kenapa bukan para aktor yang syuting dengan nya tadi. Sebenarnya mereka siapa.

"Nak, kamu tidak apa?" Sentuhan halus dari Arabelle membuat Valerie tersentak saking terkejut nya ia. Ia ingin pingsan saja. Tubuhnya mendadak lemas.

"Seperti nya kondisi teressa sedang tidak terlalu sehat." Suara serak dan basah memenuhi telinga teressa seketika ia terpesona, apalagi saat mata biru laut itu menatapnya dengan tenang tanpa emosi.

"M-maaf." Kenapa dia jadi gagap begini. Gawat, seharusnya dia mengamuk. Bahkan perbincangan ini di luar teks siapa yang berani merubah teks tanpa memberi tahunya. Ia kan jadi harus latihan dua kali.

"Tidak apa apa teressa. Mungkin kau terkejut dengan kesepakatan kami." Ucap Nico dengan senyum ramah penuh wibawanya.

"Sebenarnya kalian ini siapa? Kenapa teks nya bisa di ganti? Terus kenapa gak bagi tau aku? Kenapa pemeran nya berganti. Kalian lebih mirip—bukan lebih lagi kalian mirip tokohnya. Oh ya, philip, sam dan yang lainnya mana. Dan kenapa tak ada kamera disini. Ini sedang latihan?" Pertanyaan beruntun milik Valerie tak kunjung ada jawaban.

Mereka menatap Valerie dengan pandangan yang berbeda-beda. Arabelle mengambil alih, ia tersenyum lembut lalu mengusap lengan putri nya dengan gerakan pelan namun ada sedikit tekanan membuat Valerie sedikit meringis.

"Kamu pasti membaca novel lagi semalam kan. Mommy tau kamu ingin menjadi aktris tapi kamu tenang saja, usia mu masih belia, perjalanan mu masih panjang. Selesaikan sekolahmu terlebih dahulu lalu fokus pada keinginan mu." Ucap Arabelle.

"Belia tapi dijodohkan? Gak salah?" Gumam Valerie pelan namun bisa di dengar oleh semua orang yang berada di meja.

"Khem, seperti nya teressa tidak bersedia dengan perjodohan ini." Ucap Nico dengan pandangan yang menakutkan bagi Valerie.

Kenapa belum cut cut si, kan udah melenceng jauh teks nya. Batinnya menjerit.

"Mungkin teressa harus memikirkan nya terlebih dahulu." Ucap Louis mempertahankan semuanya. Namun seperti nya Nico enggan berlama lama.

"Aku butuh gadis yang siap bertunangan dengan anakku." Bisiknya kepada Louis. Louis tersenyum palsu. Nico kemudian pergi membawa sang anak lalu berpamitan.

Plak.

"KAMU SUDAH GILA HAH! MENOLAK TAWARAN PERTUNANGAN DARI GREY GROUP. KAMU MEMBUANG KESEMPATAN TERESSA." Bentak Louis setelah tamparan mendarat di pipi Valerie.

Valerie diam mematung. Dirinya baru saja di tampar oleh seseorang yang bahkan baru saja dilihatnya. Orang itu ingin mati?

Valerie menatap pria paruh baya di depannya dengan nyalang. "Anda siapa berani beraninya menampar saya. Bahkan kedua orang tua saya pun tak pernah menampar saya, kalian yang bukan siapa siapa kenapa harus menampar saya?" Ucap nya dengan tekanan. Bahkan ia berdecak jijik.

"KURANG AJAR!"

Plak.

Dua kali, tamparan itu lebih keras dari pada sebelumnya. Kepala Valerie berdenyut sakit. Valerie merasa bahwa bahunya di cengkram. Oleh tangan lembut dengan kuku tajam.

"Sayang, jangan berbicara seperti itu nak. Kami orang tuamu. Kau lupa teressa?" Nada lembut dengan senyuman. Namun Valerie yakin, bahwa semua itu palsu.

Sebenarnya ini kenapa. Tanya Valerie dalam hati.

"Daddy tidak mau tahu. Kamu harus mendekati anak dari perusahaan Grey Group itu. Kalau kamu tidak mendekati nya dan membuatnya suka kepadamu. Daddy akan menyita semua fasilitas kamu dan tak akan mendaftarkan kamu ke sekolah model bergengsi di kota ini." Ancam Louis.

Louis dan Arabelle pergi meninggalkan Valerie seorang diri. Sebelum itu Arabelle memberikan tepukan di bahunya, seolah olah menyemangatinya. Apa apaan itu, Valerie sangat tak menyukai mereka.

"INI DRAMA APA SIH. KO NGGAK ADA CUT CUT NYA, KAPAN BERHENTI ACTING NYA WOY. TEKS AJA HARUS GUE YANG MIKIR SENDIRI." Teriak nya. Namun, restoran itu sepi. Sama seperti alurnya sengaja di booking untuk mereka.

"INI KAMERA NYA MANA. SERIUS GUE BINGUNG NGGAK BOHONG!"

Valerie berjalan kesana kemari berharap menemukan seseorang namun nihil. Tidak ada apa apa disini bahkan pelayan pun.

"Cara panggil pelayan di restoran mewah gimana ya." Valerie jadi bingung sendiri.

Namun, langkah Valerie harus berhenti kala ia menatap dirinya di pantulan kaca. Valerie membelakan matanya syok.

Ia meraba raba fitur wajahnya. Wajah ini mirip sekali dengan gadis yang di jumpainya saat ia tertidur. Wajah milik teressa.

Plak.

"Anjing." Refleks nya.

Lagi lagi gadis itu terkejut. "INI BENERAN WAJAH GUE? WOY, SIAPA YANG NGEOPERASI GUE TANPA IZIN. SIALAN KELUAR LO?!"

Dugh.

Karna tidak memperhatikan jalan, Valerie harus jatuh tersandung lantai yang ternyata lebih tinggi satu inci. Valerie pun tidak sadarkan diri.

***

New world or old worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang