13. Berteman?

633 55 6
                                    

Keesokan harinya, teressa kembali bersekolah. Ia berangkat dengan motor Ducati nya. Penampilan nya sudah balik ke semula, karna misinya untuk meyakin kan kedua orang tuanya sudah selesai.

Masuk ke kelasnya, ia sudah melihat leo yang tidur di kursinya. Ia hanya diam tak berniat untuk membangunkan.

Fokus kedepan menunggu bel berbunyi, di pintu sudah datang king dan ayana. King langsung menatapnya tajam, di balas oleh dirinya yang melotot. Dia tak akan takut oleh king lagi, king itu hanya terobsesi pada ayana, dia tak perlu takut pada king.

King langsung memalingkan wajahnya, ia mendengus malas. Sementara ayana tersenyum kepadanya, di balas senyuman olehnya.

Fokus teressa teralihkan, saat tangan leo tiba tiba menggenggamnya.

"Dia ngelindur ya?" Gumam teressa. Karna leo mata leo masih terpejam.

Tiba tiba kedua mata leo terbuka, leo menatap teressa dengan mata sayu.

"Kenapa?" Tanya teressa.

"Maaf"

Teressa mengerutkan keningnya bingung. "Maaf kenapa?"

"Soal semalem." Ucapnya.

"Lo semalem kenapa?" Karna di bahas, teressa mengingat lagi. Ia penasaran sebenarnya dengan sikap leo.

"Lo di jadiin bahan taruhan." Teressa membelakan matanya terkejut.

Di novel nya ga ada adegan dimana teressa di jadiin bahan taruhan. Kalo gue ga salah inget. Batin teressa.

Melihat teressa yang diam, membuat leo gelisah. Ia mengelus tangan teressa pelan, hal itu menyadarkan kembali teressa.

"Ko bisa gue di jadiin bahan taruhan?" Tanyanya.

"Awalnya gue juga ga tau, kalo aja gua ga buka grup malam itu gue ga tau apa yang bakal terjadi sama lo. Maafin gue, biasanya taruhan itu berupa barang atau properti. Gue ga tau kalo malam itu beda." Ucap leo menjelaskan.

"Bukan salah lo ko, meskipun lo yang ajak tapi kalo lo ga tau berati ga sepenuhnya salah lo dong." Ucap teressa, perkataan teressa tak membuat leo tenang.

"Maaf, seharusnya gue ga ajak lo kesana." Ucapnya lagi. Di balas senyuman oleh teressa. Yang artinya, kata maaf leo belum di terima namun teressa tidak marah, dia hanya kesal.

"Yang semalam menang itu Derrick." Ucap leo.

"Terus gue harus jadian sama dia gitu?" Ucap teressa ketus. Berniat mengabaikan malah di bahas lagi.

"Gak! Gak boleh." Ucap leo tegas. Leo mendadak gelisah. "Kalo dia nyamperin lo, atau apapun itu lo langsung hubungin gue." Ucapnya mutlak.

"Lo yang bikin gue dalam situasi ini, harusnya lo dong yang tanggung jawab." Ucap teressa.

"Iya, gue bakal tanggung jawab. Lo harus terus bareng sama gue mulai dari sekarang."

Disisi lain tepatnya di tempat kedua sejoli yang senan tiasa menarik perhatian para siswa di kelas maupun di area sekolah. Kini mereka berdua sedang berdiam, ayana yang enggan berinteraksi dengan king dan king yang diam diam sedang menguping pembicaraan teressa dan leo.

Setelah teressa dan leo selesai berbicara king mulai berfikir, akankah Derrick mengambil hak nya. Pasalnya kedua sahabatnya itu cukup keras kepala. King yakin diantara kedua nya tak ada yang mau mengalah.

"Apa bagusnya teressa." Gumam king pelan. Gumaman king masih bisa terdengar jelas oleh ayana.

Ayana tau satu hal, ia di beri tahu oleh bilqis yang tak berhenti mengganggunya. Teressa adalah orang yang sebelumnya di jodohkan dengan king sebelum bilqis. Ayana melirik king, dengan ragu ia bertanya.

"Kamu tertarik sama teressa?" Tanyanya.

King menatap Ayana tajam.

"Pikiran kamu udah berani mikir hal yang buruk ya tentang aku." Ucap king.

"Hal buruk? Tertarik itu adalah hal yang wajar, apalagi orang itu teressa, aku tau dia model dulunya. Dia juga cantik, girly, anggun, siapa cowok yang ga tertarik sama dia coba." Ayana langsung menutup mulutnya rapat, ah gawat dia kelepasan. Ayana sebenarnya mengagumi teressa, sudah terlihat dia bisa menjadi fangirl.

"Cemburu?" Tanya king.

Kepedean banget. Batin Ayana kesal.

"Diam berati iya." Ucap king.

Ayana lelah, biar saja king berfikiran semaunya. Mau di sangkal pun nanti malah dirinya yang kena.

"King, aku boleh temenan sama teressa?" Tanya Ayana. King mengerutkan keningnya tak suka.

"Aku ga cukup buat kamu?" Tanyanya. Sudah terlihat keposesifan king mulai membuat Ayana jengah.

"Aku juga mau punya temen kaya yang lain, kamu ga tau aku suka di omongin orang orang?" Ucap Ayana berani.

"Kamu mulai berani balas omongan aku?" Mendengar kalimat itu Ayana langsung ciut. Sampai kapanpun omongan king itu tidak bisa di bantah, tidak bisa diganggu gugat.

"Kalo kamu bosen, kamu cari aku. Cuma aku yang boleh nemenin kamu." Ucap king.

"Artinya aku gak bakal dapet temen cewe?" Tanya Ayana dengan pelan.

"Nggak sayang, dengan adanya aku itu sudah cukup." Ucap king di akhiri dengan kecupan di dahi ayana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

New world or old worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang