Chapter 34. - 🔞

505 40 25
                                    

Minji tersenyum melihat kedatangan Mujin yang nampak tidak sabar mendekat kepadanya. Ia tertawa geli dan melangkah mundur karena Mujin berlari kecil ke arahnya, siap menerjangnya.

"Mau kemana?" goda Mujin, memegang kedua bahu gadis itu lalu mendorongnya ke kasur. Mujin menindih tubuh Minji sambil menciumi lehernya bak orang yang kelaparan.

Cup... Cup... Cup...

Minji memegang belakang leher Mujin. Gadis itu mengeluarkan desahan-desahan pelan dan mendorong kepalanya ke kasur. Mujin jadi lebih leluasa menciumi lehernya.

"Mmmmh..."

"Kamu minum morning pills-mu?"

Minji mengangguk sambil menggigit bibirnya.

"Good. You know I'm the type of man who loves to cum inside," bisik Mujin, meremas dan menjilati payudara Minji.

"Oohh..." Minji mendesah kencang ketika Mujin menggerakkan lidahnya di puncak payudaranya.

Tangan Mujin mengangkat satu paha Minji ke atas. Gadis itu mengangkat satunya lagi karena paham.

"Aku tidak tahan."

Mujin menopang tubuhnya dengan sikut kirinya lalu melepas ikat pinggangnya dengan tangan kanannya. Ia membuka celana dan boxernya, kemudian langsung saja ia memasukkan penisnya ke dalam vagina Minji yang basah.

Jleb.

"Ahh!"

Dari yang awalnya Minji harus meminta Mujin untuk pelan-pelan, sekarang Minji sudah beradaptasi dengan ukuran Mujin karena mereka hampir setiap hari berhubungan seks.

Mujin dengan cepat menggerakkan pinggulnya. Ia sengaja tidak mencium bibir Minji karena ingin menikmati wajah Minji yang sedang keenakan. Matanya tertutup sambil meneriakkan nama Mujin berkali-kali.

"You really want your neighbors to know my name, huh?" goda Mujin.

Minji tertawa pelan lalu kembali mendesah.

"Nobody can know—ahh!! Mujin!"

"Wrong answer," Mujin menghentakkan miliknya dalam-dalam hingga menyentuh pintu rahim Minji. Bola mata gadis itu berputar menjadi putih.

Mujin mengeluarkan ludahnya pelan-pelan, sedikit demi sedikit masuk ke dalam mulut Minji yang sedang terbuka. Minji tersenyum lebar menelannya, sebelumnya ia memainkan ludah Mujin dengan lidahnya. Mujin terkekeh menatap wajah nakal Minji.

"Naughty girl. You like that, hmm?"

"Uh-huh."

Minji membuka dasi Mujin cepat dan tidak sabar. Ia ingin merasakan hangatnya kulit Mujin saat bercinta. Setiap bercinta kulit Mujin menjadi hangat dan aroma tubuhnya tercium kencang di hidung Minji. Aroma tubuh yang sensual dan membangkitkan gairahnya. Mujin membantunya melepas jasnya sendiri dan melemparnya ke lantai.

Usai melepas dasinya, Minji membuka kancing kemeja Mujin, menghabiskan dua detik di setiap kancingnya. Pria itu senang melihat Minji diburu-buru oleh nafsunya. Akhirnya kancing kemeja Mujin terbuka semua. Mujin melepasnya lagi dan kembali turun menyangga tubuhnya dengan sikutnya di atas Minji. Sekarang tinggal celananya yang tersisa menutupi paha hingga mata kakinya. Bagian itu bisa menyusul.

"Feels so good. Don't stop...," Minji mendesah, lubang vaginanya terasa sesak.

"I'll never stop," Mujin bernafas dengan berat. Matanya berputar ke belakang. Minji tidak sedang menjepitnya tapi respons otot vaginanya seperti memeluk penisnya dengan kekuatan yang sempurna. "Fuckk... your pussy taste so fucking good, Minji."

Options [Nam Jung Do x OC x Choi Mujin] - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang