between nagi and (name)

254 49 2
                                    

Suaranya halus ...

━━━━━━

"Lho, Nagi?" (Name) yang baru selesai kelas tambahan di perpustakaan terbingung-bingung melihat Nagi masih santai main game di kelas. "Kau gak ekskul? Sudah mulai, lho."

"Malas, ah," balas pemuda putih itu sekadarnya.

(Name) terkekeh, menaik-turunkan alis. "Gak takut dimarahi Kak Itoshi?" Kemudian duduk di kursi sebelah Nagi.

Nagi mengedikkan bahu. "Enggak. 'Kan ada Reo."

Seantero sekolah juga tahu, jika Nagi terkena masalah, maka Reo yang akan turun tangan. Mungkin di mata Reo ia berjasa, seorang sahabat yang baik, tetapi siapa saja sudah tahu, Nagi hanya memanfaatkan eksistensinya yang selalu jadi pelindung.

Berengsek memang.

"Kau gak bisa terus bergantung pada Mikage, Nagi," tegur (Name), menggeleng-gelengkan kepala.

Melihat tanda-tanda kalau ia akan diceramahi, Nagi segera menghentikan game yang tengah ia mainkan.

Sebenarnya Nagi bukan tipe orang yang suka diceramahi, tetapi kalau yang ceramah (Name) tidak masalah.

Bulol memang beda, oke.

"Jika yang kau lakukan salah, kau harus bertanggung jawab."

"Kalau sudah dewasa nanti, kau gak mungkin bisa bertemu orang sebaik Mikage. Yang ada kau malah dijatuhkan orang."

"Nah, sekarang ... cepat sana latihan-- ah."  (Name) mendengkus pelan. "Dasar, malah tidur." Ia bertopang dagu, menatapi Nagi yang tertidur dengan kepala di atas meja, dan kedua tangan menjadi bantal.

Netra sang gadis tak berniat berpindah tatap selama beberapa saat, kemudian ia beralih menatap langit sore dari jendela kelas. "Hufft ... anak ini mencemaskan banget."

━━━━━━

... tahu-tahu aku tertidur karenanya.

𝗪𝗛𝗜𝗖𝗛 𝗢𝗡𝗘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang