Sebelum keputusan pentingnya ...
━━━━━━
Kerjanya hanya duduk manis di kursinya dari sejak bel tanda istirahat berbunyi, sampai bel masuk berbunyi. Dengan buku yang entah mengapa tiada habisnya. Sudah begitu, kalau bukan thriller, buku hororlah yang dibaca.
Selera bacaannya memang tergolong unik. Walau bukan hal yang aneh pula, mengingat ada banyak buku ber-genre tersebut yang bagus.
Sungguh, tidak ada yang mempermasalahkan selera baca gadis itu. Hanya saja ...
"Kalau ditembak di kepala, bakal langsung mati atau ada waktu jeda, sih?"
"Lebih menyiksa mana, antara diracun dan ditusuk pisau?"
... siapa coba yang tidak takut jika ditanyai begitu?
(Name) sendiri pun sadar, orang-orang yang ia tanyai hal semacam itu tampaknya tidak nyaman, malah cenderung takut padanya. Padahal (Name) normal-normal saja, hanya penasaran. Namun, ia tak mau bila mereka jadi tidak nyaman, jadilah kemudian ia menyimpan pertanyaan-pertanyaan itu sendiri.
Sampai kabar yang menggemparkan seluruh siswa kelas 11 saat itu, sampai juga di telinga (Name).
Kozume Kenma, lelaki yang selama ini duduk di depannya.
Nagi Seishiro, yang selama ini duduk di sebelah kanannya.
"(Surname), katanya mereka menyukaimu, lho."
Ia mendengarnya dari Mikage Reo, sahabat dekat Nagi. Bila sahabatnya sendiri yang berkata, (Name) tak ada kuasa untuk tak percaya. Sementara untuk Kenma pun sama saja. Kuroo Tetsurou, kakak kelas yang katanya sahabat kecil Kenma, ia mengatakan hal yang sama.
Mungkinkah benar? Bolehkah aku berharap?
Walau genre favorit (Name) thriller, bukan berarti ia tak pernah membaca kisah romantis yang dapat menghantarkan sejuta kupu-kupu di perut. (Name) juga punya fantasi perihal kisah cinta, walau ia tak pernah berharap akan terjebak dalam cinta segitiga.
Bagaimanapun, (Name) rasa ... ia perlu memutuskannya dan menilainya sendiri.
Kalimat sang ibu senantiasa ia ingat, "Walau sekadar cinta monyet, lebih baik tetap putuskan dengan benar, (Name). Agar saat memang sudah tiba waktunya, kamu dapat memutuskan dengan benar pula."
Di antara Kenma dan Nagi, manakah yang sanggup membawakan musim semi padanya?
Hari itu masih sama, di jam istirahat (Name) membaca buku di kelas, tetapi kali ini ia juga mengawasi Kenma dan Nagi yang sedang main game bersama.
Itulah masanya, (Name) memulai pengamatannya.
"Hei, kalian berdua." (Name) bangkit dari kursinya, kemudian berdiri di belakang Nagi agar dapat melihat layar ponsel lelaki putih itu. "Main game apa, sih?"
━━━━━━
... kita flashback sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗪𝗛𝗜𝗖𝗛 𝗢𝗡𝗘
Fanfiction1 ¡!❞ - Sifat maupun sikap tak jauh berbeda. Sama-sama malas gerak banyak, dan sama-sama penggila game. Sementara kamu berada di antara mereka, yang katanya sama-sama menyukaimu. Lantas, pada siapa hatimu harus berlabuh? Si kucing atau si bayi bon...