decision

169 41 4
                                    

Aku mengenal diriku sendiri ...

━━━━━━

Walau ketiganya sama-sama tertutup, tetapi tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk akrab. Malah sangat cepat.

Berdasarkan pengamatan (Name) sejauh ini, ia rasa Kenma dan Nagi tak ada bedanya. Sama-sama penggila game, malas gerak, tetapi keduanya juga sama-sama ikut klub olahraga. Kenma ikut klub voli, dan Nagi sepak bola.

Pun tampaknya, mereka bukan tipe yang terang-terangan menunjukkan rasa, walau (Name) tetap menyadarinya. Kenma yang lebih banyak bicara saat dengannya, dan Nagi yang tampaknya selalu curi-curi waktu agar bisa berduaan saja dengannya.

Namun, ingatkah kalian, hari di mana Kenma merekomendasikan kepada (Name) untuk membaca genre lain, dan sepulang sekolahnya ia mengobrol dengan Nagi?

Hari itu hati (Name) terketuk, dan ia tersadar ada yang berbeda.

"Ma, boleh cerita?" (Name) menyembulkan kepala dari balik pintu dapur.

Sang mama masih sibuk memasak, membelakanginya, tetapi segera menjawab, "Ya, sayang? Cerita aja."

"Di sekolahku ... ada dua orang yang katanya suka padaku, dan kelihatannya memang benar begitu." (Name) hendak menceritakannya dengan sekali tarikan napas, tetapi suaranya tertahan saat sang mama berhenti mengaduk kari dan langsung berbalik badan.

Wajah sang mama ... terlihat terharu sekaligus jail. "Astaga ... anak Mama memang cantik sekali, ya. Sampai disukai dua orang."

(Name) bohong kalau bilang ia biasa saja digoda seperti itu. Buktinya wajahnya terasa panas sekarang.

"Dengar dulu, Ma ...," rengek (Name).

"Hahaha! Iya, iya, Mama dengarkan."

"Aku awalnya bingung ... karena menurutku mereka berdua sama saja. Juga, sebenarnya keduanya sama-sama bukan tipeku." (Name) menautkan jari-jarinya. "Mereka berdua sama-sama pemalas. Sementara ... sosok lelaki yang selama ini kulihat, adalah Papa yang pekerja keras. Bertentangan sekali, 'kan."

Mama mengangguk-angguk. "Tapi ... itu 'awalnya', bukan? Berarti sekarang kamu sudah tahu siapa yang lebih baik," simpulnya.

(Name) menunduk, sebagai upaya menyembunyikan rona merah pada pipinya. "Iya ...."

"Memang sih, dia terlihat malas gerak, hobinya hanya main game, tapi ... dia tetap memiliki saat di mana dia mau berusaha. Walau terkesan cuek, tapi sebenarnya dia bisa sangat perhatian," bebernya dengan perut yang seperti mulai terisi kupu-kupu.

"Hm, hm, lalu?"

"Mama tahu sendiri 'kan, efek dari bacaanku yang begitu semua?"

Sang mama mengangguk paham.

"Bukan hanya bisa memahamiku yang kadang bertanya atau mengatakan hal menyeramkan, dia juga berusaha membantu agar aku bisa lepas dari sisiku yang itu."

Kedua alis Mama terangkat, cukup terkejut akan pemaparan putri semata wayangnya. "Benarkah ...? Baik sekali!" Senyumnya mengembang. "Jadi, siapa nama anak yang berhasil membuat putriku jatuh hati?"

"Kozume Kenma."

━━━━━━

... dan aku yakin Kozume orang yang tepat.

𝗪𝗛𝗜𝗖𝗛 𝗢𝗡𝗘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang