Ayah

27 2 3
                                    

Follow sebelum baca ^^

-Happy Reading-

-------------------------------------------------------------------------

Sinar matahari pagi mulai masuk ke dalam kamar lewat jendela, membuat silau mata Al. sudah pukul 08.00 tapi Al masih tidur, setelah subuh ia memutuskan untuk melanjutkan tidur nya karena badannya terasa pegal semua setelah acara dari pagi hingga sore, ditambah acara keluarga tadi malam yang membuat Al ditinggal tidur Ziya dan tentunya gagal malam pertama wkwk, kasian ya Al?

Tapi Al tidak menyalahkan Ziya karna tidak menunggunya, Al paham Ziya sangat kelelahan.

"Mas Al.." lirih Ziya membangunkan sang suami dengan lembut, mengusap kepala Al dan memainkannya.  Hingga sang pemilik rambut tiba-tiba memegang tangannya dan menariknya ke dekat dada. "Bangun sayang, udah siang." ujar Ziya mencium pipi suaminya. "Kok di pipi hmm?" protes Al sambil memonyongkan bibirnya. Ziya terkekeh mendengar respon suaminya setelah ia mencium pipinya, "terus dimana dong sayang?" ledek Ziya, menangkup pipi sang suami. 

Al menunjuk bibirnya, "disini." Tanpa pikir Panjang Ziya langsung mengecup bibir sang suami. Waduh pagi-pagi udah so sweet aja nih pasutri wkwkw.

Al langsung pergi mandi dengan semangat, sedangkan Ziya membereskan kasur dan merapikan koper miliknya dan Al. karena mereka hari ini akan pulang ke rumah ayahnya Ziya dan besok ke rumah bundanya.

Yaa, memang orangtua Ziya sudah berpisah sejak Ziya masih di bangku SMP, sampai sekarang Ziya tidak tau alasan orangtuanya berpisah. Dan setelah perceraian orangtuanya Ziya ikut dengan ayahanda.

Bukan tanpa alasan Ziya memilih tinggal dengan Surya, ia memilih ikut dengan Surya, karna Rita—Ibunda Ziya akan tinggal di Singapura dan berencana akan menikah lagi.

"Udah siap semuanya,sayang?" tanya Al setelah selesai mandi dan berpakaian rapi. Ziya mengangguk pelan, "emang keluarga mas Al udah pada pulang?" pertanyaan Ziya dibalas anggukan pelan, "semalem langsung pulang kok"

***

Mobil hitam milih Al berhenti tepat di pekarangan rumah Surya—Ayah Ziya.

Rumah Surya masih sama seperti saat terakhir kali Ziya disini, 10 tahun lalu.

Rumah Surya masih sama seperti saat terakhir kali Ziya disini, 10 tahun lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dulu aku suka banget liat matahari terbenam dari balkon bareng Ayah." Ziya tersenyum tipis mengenang kebersamaannya di rumah ini. Al mengelus lembut tangan mungil milik Ziya. "Nanti kita ngobrol banyak ya sama Ayah? Kemarin kan ayah Surya selesai acara langsung pulang."

Al menggandeng tangan istrinya, berjalan kearah rumah dan mengetuk pintu, "Assalamu'alaikum." Salam Ziya dan Al bebarengan. Tapi tak ada jawaban dari dalam.

"Apa ayah ngga di rumah ya,sayang?" tanya Al tapi hanya dibalas gelengan kepala dari istrinya, "coba telfon gih." Pinta Al pada istrinya.

Tiba-tiba sebuah mobil berwarna silver berhenti di depan rumah Surya. Laki-laki paruh baya itu keluar dari mobilnya, "Aisyah?" panggil pria itu memincingkan matanya, mencoba mengenali pasangan suami-istri yang ada di depan rumahnya. Ziya berlari memeluk pria yang ia tunggu-tunggu dari tadi.

Al dapat melihat rasa rindu yang kini sudah terbalaskan antara seorang ayah dan putri nya. Jujur saja, kemarin setelah prosesi akad nikah Al dengan Ziya, Surya langsung pamit pergi dengan alasan 'banyak pekerjaan' dan Al amati kemarin mertuanya tak banyak bicara, datang-duduk-menikahkan anaknya-lalu pergi.

Ibu jari Surya mengusap air mata yang jatuh di pipi putri satu-satunya itu, "hmm, bidadari ayah nggak boleh nangis." Ujar Surya sembari mengelus lembut kepala Ziya yang tertutup hijab ungu.

Surya mempersilahkan putri dan menantun nya itu masuk ke dalam rumah, Ziya mengamati sekeliling ruangan, "rumah ayah nggak berubah ya? Masih aja sama kayak dulu hehe," ujar Ziya menatap ayahnya yang tersenyum.

Sementara Ziya berkeliling rumah, Al dan Surya tetap di ruang tamu.

"Al, sini ayah mau ngomongin sesuatu." Pinta ayah sembari menepuk sofa di sampingnya, dan dibalas anggukan oleh Al.

"Sebelumnya, ayah minta maaf soal kemarin," ucap Surya dengan tatapan fokus ke Surya. "Ayah ngapain minta maaf? Kami semua memaklumi kok." timpal Al.

Surya bersyukur karena diberi menantu yang baik dan pengertian seperti Alvaro, "Ayah titip Aisyah sama kamu ya,nak?" pinta Surya, "Aisyah itu anak ayah satu-satu nya, permata ayah yang tak ada dua nya, setelah bundanya..." "Ayah!" kalimat Surya dipotong Ziya yang berlari dari lantai dua ke tempat Al dan Surya berada.

Ziya tersenyum kaku di hadapan dua pria yang ia sayangi. Seolah tak ingin Surya bercerita tentang ibunda nya, ia meminta izin untuk mengajak Al istirahat, "mas Al pasti capek, butuh istirahat setelah perjalanan yang jauh." celetuk Ziya. "yaudah, istirahat dulu kalian berdua, ngobrolnya nanti lagi." balas Surya mempersilahkan putri dan menantu nya ber istirahat.

Surya terus menatap Ziya dari sofa ruang tamu, "masih nggak nyangka gadis kecil yang dulu aku genggam tangannya sekarang menggenggam tangan suaminya. Yang dulu selalu curhat sama ayahnya sekarang udah bisa berbagi cerita sama laki-laki pilihannya sendiri. Gadisku yang imut nan polos kini sudah menjadi istri orang. Semoga pernikahannya selalu Bahagia."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hallo guys!

Jangan lupa vote & komen ya kalo udah baca :)

Baca karya aku yang lain yukk mampir ke profil aku ❤️


DIA atau AKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang