"Lusa aku harus ke luar kota, ketemu klien. LDR dong, kita?"
Ziya tersenyum memandang wajah suaminya yang murung. "Memangnya mas Al, ke luar kota satu tahun? Gapapa kalik, nanti aku minta temenin Laila."
Alvaro meraih tangan Ziya lalu mengecupnya, "cuma seminggu, sih. Kalo Al kangen gimana?" rengek Alvaro seperti bayi besar. Ziya tertawa melihat tingkah suaminya, Ia mengelus pipi lembut milik Alvaro
"Kita bisa vidiocall, aku bantu kemasin baju, ya?" ujar Ziya menenangkan suaminya. Ia mulai beranjak ke kamar, memilih barang yang akan dibawa Alvaro ke luar kota. Alvaro terharu melihat Ziya yang sedang mengemasi barang-barang miliknya, ia merasa benar memilih Ziya sebagai istrinya.
Usia pernikahan Alvaro dengan Ziya sudah memasuki bulan ke-enam, tapi Alvaro tidak melihat tanda-tanda perut Ziya terisi. "Belum waktunya aja." Begitulah Alvaro menenangkan dirinya.
Ziya tersadar bahwa ia sedang dipantau oleh suaminya di depan pintu kamar, ia mendekati suaminya dengan wajah cerianya. "Udah selesai, nanti cek lagi, ya? Takutnya ada barang yang salah."
Senyum manis terlihat di wajah Alvaro, ia meraih tangan istrinya dan mencium punggung tangan Ziya. "Makasih, ya sayang. Aku ngga tau, gimana kalo ngga sama kamu."
***
Adzan subuh mulai terdengar. Suasana pagi hari yang sangat sejuk, membuat siapa saja ingin tidur kembali setelah terbangun.Pria yang berstatus suami dari Ziya itu pun segera mengambil air wudhu dan bersiap untuk solat subuh. Tak lupa ia membangunkan istri tercintanya. Sebenarnya, ia tidak tega membangunkan Ziya. Tapi, ini sudah masuk waktu subuh. Mau tak mau, ia harus membangunkannya.
"Subuhan dulu yuk, sayang." bisik Alvaro ditelinga istrinya. "Ngantuk banget, Mas."
"Aku ke masjid, ya? Awas kalau aku pulang, kamu belum bangun! Aku gelitikin." ancam Alvaro yang membuat istrinya langsung terbangun.
Ziya mengusap wajahnya dan melihat sekitar, suaminya baru saja berangkat ke masjid. Ia bergegas mengambil air wudhu dan sholat subuh.
Setelah selesai berjamaah di masjid, Alvaro langsung kembali ke rumah. Saat membuka pintu kamar, dirinya disambut dengan pemandangan indah dan sejuk.
"Masyaallah, istri siapa ini Sholehah banget." Puji Alvaro setelah Ziya selesai membaca Al-Qur'an. Ziya hanya tersenyum malu, lalu meraih tangan kanan Alvaro dan menciumnya.
"Mas, berangkat jam berapa? Aku ikut nganter ke bandara, ya?" tanya Ziya, mengingat hari ini Alvaro akan pergi ke luar kota untuk beberapa hari. "Jam tujuh dari rumah, sayang. Nanti di bandara udah ada mama, kamu ngga ikut gapapa."
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA atau AKU
RomanceBagaimana perasaanmu ketika pasanganmu bersama dengan wanita lain? Marah? Emosi ? Sedih ? Tapi tidak dengan wanita bernama Ziya , ia merelakan suaminya menikahi wanita lain atas perintah ibu mertua nya walaupun suaminya tak Sudi menikahi wanita la...