Broken Family

27 7 0
                                    

Prakkkk....... Suara gelas pecah dengan diiringi suara teriakan dari arah dapur zia mengintip apa yang terjadi di sana dia melihat hal yang biasa dia lihat.

"aku capek ya hidup sama kamu dari dulu gak pernah ngertiin aku" ibu zia berteriak dan menunjuk ke suaminya "kamu yang gak ngertiin aku, aku capek kerja untuk menghidupi kamu dan anak kamu" balas ayah zia yang seakan tak mau mengalah dari perkataan istrinya.

Zia yang sendari tadi melihat apa yang terjadi hannya terdiam dan menatapi apa yang terjadi dia melangkah sedikit menjauh dari sana "ibu, ayah aku berangkat" teriak zia sambil berjalan menuju sekolahnya yang lumayan dekat dari rumahnya

sampainya di sekolah zia lagsung memasuki kelasnya "huhhhh semoga hari ini tidak buruk" ucap zia pelan sambil menatapi tulisan kelas 3SMP. Zia berjalan masuk kedalam kelasnya sambil menundukkan kepalanya.

Grubrakkkk.....zia tersungkur ke lantai akibat dorongan yang sangat kuat dari jidan teman cowok sekelasnya. Zia meringis kesakitan memegangi sikunya yang sepertinya terluka

"hahaha....dasar cewek miskin lemah banget sihh loo dorong dikit aja langsung jatuh" ucap jidan sambil tertawa melihat zia tersungkur "dasar jelek lu itu memang pantes duduk di lanti sekalian ngemis gitu sapa tau lu bias jadi kaya kalok ngemis" sambung pika tak mau kalah membuli zia "hahaha... iyaa benertu" sontak semua siswa yang ada di kelas tersebut menertawakan zia.

" heii kalian apaan sihh pagi-pagi udah bikin onar aja kalian gak boleh seperti ini ke zia" ucap ela sambil membantu zia berdiri "kamu gak apa-apa kan zia" Tanya ela kepada zia "gak kok aku gak apa-apa" ucap zia sambil merapikan bajunya. "apasih lo ela gak asik banget" ucap pika sambil pergi keluar kelas begitu juga dengan yang lain. "Makasih ya ela kamu mau nolongin aku" ucap zia lalu pergi ke bangkunya" iya zia aku kan sahabat kamu jadi aku harus nolongin kamu, kamu jugak zi harus berani ngelawan mereka kalok kamu terus diam mereka akan semakin menjadi jadi" ela menasehati zia dengan halus, tapi zia diam tak bersuara.

Tak lama kemudian bel pun berbunyi pertanda kelas akan segera dimulai semua siswa masuk ke kelasnya. "pagi anak-anak" ucapseorang guru yang baru masuk "pagi buuu..." ucap seluruh siswa yang ada di kelas "hari ini kalian akan mengerjakan soal bahasa Indonesia halaman 98 1sampai15 soal" ucap guru sambil membuka buku. Sontak seluruh siswa langsung mengerjakan soal yang di berikan.

Ding donggg bel pulang terdengar semua siswa mulai keluar dari kelasnnya termaksud zia dia segera membereskan peralatannya dan segera pulang kerumah "ibu,ayah zia pu..prakkkk..." belum selesai zia bicara terdengar suara pecahan dengan diiringi teriakan dari pak henri ayah zia "gila kamu ya aku jugak uda usaha buat keluarga kita supaya hidup enak" ayah dan ibu zia bertengkar lagi "usaha kamu bilang usaha apa kamu seharian hannya dirumah gak kerja sementara aku capek kerja" zia hannya berpura-pura tidak mendengar apapun ia bergegas menuju kamar dan mengunci dirinya di kamar sementara ibunya terus bertengkar

"huhhh apa lagi sih kenapa ayah dan ibu terus bertengkar padahal aku cuman ingin hidup tenang tanpa teriakan-teriakan itu" zia berkata pelan sambil menghelanapasnya "kenapa tuhan memberikan aku hidup seperti ini aku selalu di buli di sekolah dan di rumah aku harus mendengar dan melihat orangtuaku bertengkar" taklama kemudian zia tertidur.

"ziaa....keluar kamu buka pintu kamar kamu" terdengar teriakan ibu zia dari luar sontak zia terkejut dan terbangun dari tidurnya dan bergegas keluar kamar. "enak kamu ya tidur sementara ibu harus membereskan semuanya dasar anak malas gak tau diri bersihkan rumah sekarang" bentak tika ibu zia. Zia hannya terdiam dan mengerjakan apa yang di perintahkan oleh ibunya.

Dunia ZiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang