Permintaan Maaf

10 6 0
                                    

Sudah satu jam zia membolak-balikkan badannya di tempat tidur dia tak dapat tidur karena kejadian tadi pagi. Zia terus memikirkan arga yang marah karna zia tak sengaja menjatuhkan tumpukan buku ke kakinya.

"Gimana ya cara minta maafnya aku bingung"
Zia terus berpikir cara untuk meminta maaf kepada arga
"Gima mau minta maaf kalok orangnya sedingin balok es" zia menggerutu sendiri
"Aku coba tannya ela deh" zia mengambil handphone nya

Me: ela udan tidur belum?
Ela: belum zi kenapa?
Me: cara minta maaf sama orang yang sedingin balok es gimana sih?
Ela: sedingin balok es hahaha>∆<
Me: ihh seriuss ela tu orang ya cuek banget
Ela: coba kamu kasih dia sesuatu gitu biar gak marah
Me: oke makasih ela sarannya(⁠◕⁠દ⁠◕⁠)

"Kasih sesuatu emmmm.." zia berfikir keras sambil mondar mandir
"Haa aku tauu" zia menjentikkan jarinya dan mengambil toples yang berisi permen kesukaannya
"Aku kasih ini aja deh terus aku bakalan bikin surat permintaan maaf aku" ucap zia sambil menulis sesuatu di kertas berwarna pink

****


Suasana pagi yang sangat indah zia berjalan masuk ke gerbang sekolah sendirian
"Andai aja ela sekolah disini jugak pasti aku gak sendirian" gumam zia memikirkan ela sahabtnya. Ela harus pindah dan bersekolah  di luar kota karna ayahnya di pindahkan tugas

Zia mengeluarkan permen dari sakunya dan memasukkan ke mulutnya dan terus berjalan menuju kelasnya. Sampainya di kelas zia mengeluarkan novel yang dia bawa dan membacanya

"Dorrr..." Tiba-tiba khen datang dan mengejutkan zia, zia hampir tersedak permen yang ada di dalam mulutnya
"Huhh hampir aja tersedak permen" gerutu zia sambil mengeluarkan permen dari mulutnya
"Hehehe maaf zi lagian aku peratiin kamu fokus banget baca apa sihh?" Ucap khen sambil cengengesan
"Iya gak apa-apa, nih aku lagi baca novel" jawab zia sambil menunjukan novel yang di bacanya
"Kamu suka novel?" Tanya khen kepada zia
"Iyaa aku suka banget baca novel" jawab zia sambil tersenyum

Digg.. dongg.. bel masuk sudah berbunyi semua siswa masuk ke kelas. Zia segera mengeluarkan permen yang di ikat pita wana pink dan kertas berwarna pink
"Semoga dia gak marah lagi" ucap zia sambil meletakkan permen dan surat tersebut ke dalam laci arga.

Arga duduk di samping zia dengan muka datar seperti biasanya, saat ingin meletakkan tas di laci arga melihat ada permen dan kertas pink arga mengambilnya dan membaca surat tersebut

(isi surat "aku minta maaf ya atas kejadian kemarin aku benar-benar tidak sengaja ini permen untuk kamu semoga suka^⁠_⁠^")

Arga melirik ke arah zia yang asik membaca novel arga memperhatikan pipi zia yang cabi dan terlihat seperti balon dari samping.
"Ada ya anak selucu ini sampek segini nya minta maaf pakek surat dan permen lagi" ucap arga di dalam hatinya


Tak  lama kemudian pelajaran pun di mulai
Zia sangat fokus memperhatikan guru yang menjelaskan di depan karna zia ingat perkataan ibunya untuk terus mempertahankan dan meningkatkan nilainya

Dingg..dongg.. bel istirahat berbunyi seluruh siswa menuju ke kantin tersisa zia,arga,dan khen di kelas

Zia melihat kearah arga dan tersenyum karna ternyata arga sedang memakan permen yang dia berikan
"Kamu udah maafin aku?" Tannya zia sambil tersenyum ke arah arga
"Udah" jawab arga singkat zia diam dan tak bersuara

"Zia ayo ke kantin" ajak khen
"Iyaa ayo khen" zia menerima ajakan khen
"Kamu mau ikut bareng kita gak?" Tanya zia kepada arga. Arga melihat ke arah zia dan khen
"Iyaa ayo arga ikut aku sama zia ke kantin" ajak khen juga
"Iyaa ayo" ucap arga singkat dan merekapun menuju ke kantin bersama

"Zi ni orang kok dingin amat sih aku curiga deh" bisik khen ke zia sambil terus berjalan
"Aku gak tauk khen, kamu curiga kenapa?" Tanya zia sambil berbisik
"Jangan-jangan dia bukan manusia lagi" ucap khen asal zia menaikan alisnya
"Kamu ada-ada aja" zia tak habis pikir khen bisa beranggapan seperti itu

Sesampainya di kantin mereka melihat begitu banyak siswa yang sedang berebut membeli makanan zia dan khen saling tatapan dan menaikan bahu
"Kalian duduk aja iar aku yang pesan" ucap arga datar
"Gak apa-apa ni?" Tanya zia
"Iya gak apa-apa kalian mau pesan apa?" Tanya arga
"Aku mau mi ayam satu, sama es teh dingin satu kamu apa zi" sambung khen
"Aku bakso kosong satu, minumnya sama kayak khen" ucap zia sambil tersenyum manis
"Oke tunggu ya" ucap arga dan langsung pergi menuju antrian

Sedangkan zia dan khen mencari meja yang kosong. "Di sana kosong ayo kita ke sana zi" khen menunjuk meja yang kosong zia mengikuti khen dan duduk di hadapan khen

Tak lama kemudian arga kembali dengan nampan penuh di tangannya
"Ini pesanan kalian" sambil memberikan pesanan zia dan khen
"Makasih arga" ucap khen dan zia serentak
"Kalian gak usah bayar kali ini aku traktir sebagai salam perkenalan kita" ucap arga yang melihat zia sedang merogoh sakunya
"Makasih arga" ucap khen dan zia serentak

Zia melahap bakso miliknya ia terlihat sangat menikmatinya. Arga memperhatikan pipi zia yang mengembung saat zia memasukan bakso ke dalam mulutnya
"Kenapa kamu ngeliat liat kamu mau bakso punyaku? Gak boleh pesan aja sana sendiri" zia menutupi mangkuk bakso dengan kedua tangannya dan melihat sinis ke arah arga
"Kamu galak ya zi kalok tentang bakso gak mau berbagi lagi uuu pelit" ledek khen
"Biarin aja aku pelitnya sama bakso doang kok yang lainnya enggak" balas zia yang asik memakan bakso miliknya

Selesai mereka bertiga makan, mereka kembali ke kelas bersama.
"Heii tunggu dongg kalian cepet banget jalannya aku capek ngikutin kalian" ucap zia kesal sambil menggembungkan pipinya kesal
"Kamu aja yang lambat" arga menjawab dengan jutek dan pergi meninggalkan zia dan khen
"Uhhhh dasar balok es" ucap zia kesal
"Yaudah yuk kita ke kelas bentar pagi bel" khen menenangkan zia. Khen menyamakan langkahnya dengan zia.

Sampainya di kelas zia melihat arga sedang membaca novel miliknya karna kesal oleh perkataan arga tadi zia langsung menarik novel dari tangan arga sayangnya arga menggenggam novel utu dengan kuat sehingga novelnya robek
"Tuhh kann robek kamu sihh" zia menatap robekan novel di tangannya
"Kan lu yang narik" jawab arga jutek
"Dasar orang aneh" zia menggembungkan pipinya karna kesal
"Dasar balok es" tambah zia yang tampak tambah kesal karna arga tidak meminta maaf


Dunia ZiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang